Idi (Irfan Humas) Matahari belum naik sepenggalah. Masih setengah jam lagi sebelum bel masuk kelas berbunyi. Sejumlah Madrasah di Kabupaten Aceh Timur mengembangkan konsep madrasah berbasis tahfidz Al-Qur’an, termasuk MIN 24 Aceh Timur. Siswa-siswi Madrasah itu berkumpul di halaman komplek madrasah. Secara serentak dan padu, mereka membunyikan ayat-ayat Al-Quran secara bersamaan, dipandu seorang guru pembimbing. Ayat-ayat yang sama terdengar dibaca berulang-ulang.
Konsep adalah otak kanan bisa dimaksimalkan dengan memberi nilai tambah pada jam luar kelas. Hafalan bisa diberikan dengan senang layaknya bermain-main tanpa menambah beban studi akademik. Kepada Humas Kemenag Aceh Timur, beberapa siswa siswi yang asyik bermain sambil belajar di taman madrasah menjelaskan siswa sedang mengikuti program unggulan. "Hafalan 5 Juz Alquran pak itu sudah menjadi program wajib madrasah kami pak," kata salah satu siswa.
Metodenya cukup unik. Dewan guru selaku pembimbing termasuk kepala Madrasah, Idris SAg berdiri di depan menghadap siswa lalu melafalkan surah Al-quran. Lalu semua siswa menirukan bacaanya secara serentak. Setelah itu, dengan menggunakan mikrofon pembimbing meminta para siswa menghadap ke kanan dan mengulang ayatnya dan mengulangnya lagi saat menghadap ke kiri, menghadap ke atas, ke bawah dan kembali menghadap ke depan dengan mata terpejam. Setelah lima kali repetisi, satu ayat bisa dihafal dengan baik oleh para siswa.
Metode yang sama dilakukan hingga tiga ayat. Cara ini terbukti efektif, selama 30 menit sebelum masuk kelas, para siswa berhasil menghafal 3 ayat baru.
Hal ini rutin dilakukan setiap hari dan para siswa akan ditagih untuk menyetorkan kumpulan hafalan itu secara periodik. Metodenya ternyata sangat sederhana dan tidak mengganggu jam pelajaran di kelas. Siswa diminta menjaga hafalannya di rumah atau di waktu-waktu senggang saat di madrasah.
Kepala MIN 24 Aceh Timur mengatakan, program tahfidz merupakan pilihan wajib di madrasahnya. Semua anak didik, tanpa kecuali, dibebani target menghafal Al-Quran, dengan deadline setoran akhir sampai lulus madrasah. Di samping prestasi akademik, MIN 24 Atim menjadikan tahfidz Al-Qur’an dijadikan program dasar. “Kami ingin prestasi akademik anak didik kami dilandasi dengan jiwa Qur’ani,” kata Idris
"Untuk itu semua siswa diminta menyiapkan waktu 30 menit sebelum jam belajar untuk meningkatkan hafalan setiap hari," pungkasnya.
Kepala Kantor Kementerian Agama Aceh Timur Marzuki SAg mengaku gembira dengan perkembangan ini. Marzuki merupakan pemilik ide dan penggerak pertama mobilisasi madrasah berbasis tahfidz tersebut. Pada awalnya Marzuki hanya ingin madrasah memiliki ciri khas dan tampil beda dengan sekolah umum. Namun dalam perkembangannya, Kakankemenag mendapat laporan, program tahfidz ini memberikan pengaruh positif pada perilaku dan sopan santun siswa. [x]