Idi (Irfan Humas)---Menyahuti instruksi pemerintah Aceh, sejumlah khatib pada Jumat (10/11) ini sampaikan taushiyah yang menyejukkan hati, keteladanan Pahlawan.
Dalam kesempatan tersebut Kepala Kantor kementerian Agama Kabupaten Aceh Timur (Atim), Drs H Marzuki Ansari MA meyampaikan para Pahlawan pendahulu kita mengajarkan kepada kita keteladanan akan rela berkorban dalam Khutbah jumat yang disampaikan H Marzuki saat meyampaikan Tausiyahnya pada Hari Pahlawan di mesjid Agung Idi mesjid kebanggaan Warga Atim.
Pada siang hari ini, marilah kita senantiasa meningkatkan ketaqwaan kita kepada Allah Swt dengan selalu melaksanakan segala perintah-perintahNya dan menjauhi larangan-laranganNya. Dan hendaknya kita senantiasa bersyukur kepada Allah atas segala kenikmatan yang telah diberikanNya kepada kita secara gratis. Walau terkadang ada kenikmatan yang diperoleh melalui usaha, perjuangan keras untuk mencapai kenikmatan tersebut. Salah satu diantara kenikmatan tersebut adalah kenikmatan kemerdekaan.
Hadirin Jamaah Jum’at yang berbahagia, Setiap kali kita memperingati Hari Pahlawan, setiap kali itu pula kita diingatkan dengan peristiwa yang sangat heroik yang terjadi pada tanggal 10 November 1945. Pada saat itu tentara Belanda berusaha menguasai kembali Indonesia dengan memanfaatkan kehadiran tentara sekutu yang akan mengambil alih kekuasaan atas Kepulauan Nusantara ini dari pihak Jepang yang baru saja mengalami kekalahan dalam perang dunia ke II setelah Hirosima dan Nagasaki dihancurkan dengan bom atom oleh Amerika.
Rakyat Indonesia yang baru saja memproklamasikan kemerdekaannya tiga bulan sebelumnya, yakni pada tanggal 17 Agustus 1945, dengan sendirinya tidak dapat menerima kehadiran tentara sekutu yang diboncengi tentara Belanda tersebut. Dengan persenjataan yang serba sederhana tetapi dengan semangat yang tinggi untuk mempertahankan kemerdekaan para pejuang melancarkan perlawanan habis-habisan terhadap tentara sekutu yang menyerbu Surabaya dengan persenjataan yang jauh lebih modern, baik dari laut, udara maupun darat.
Tanggal 10 Nopember ini, kita diingatkan akan sebuah hari yang bersejarah tersebut, yakni hari Pahlawan. Kepahlawanan dalam Islam, khususnya dalam konteks keindonesiaan merupakan sebuah tema yang menarik untuk dikaji, mengingat sebagian bangsa kita cenderung mereduksi (mengurangi) dan mempersempit makna pahlawan.
Pengertian Pahlawan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah orang yang berjuang dengan gagah berani dalam membela kebenaran. Atas rujukan tersebut, menjadi pahlawan adalah hal yang memungkinkan bagi setiap orang, tidak mengenal latar belakang sosial, siapapun dapat menjadi seorang pahlawan. Dalam konteks kenegaraan/kebangsaan, seorang pahlawan yang beriman kepada Allah swt yang memperjuangkan kemerdekaan bangsa ini di dalam al-Qur’an adalah orang-orang yang berjuang di jalan Allah (fî sabîl-i ‘l-Lâh).
Seperti yang tercatat dalam QS al-Baqarah, 154:
"Dan janganlah kalian sekali-kali mengatakan bahwa orang-orang yang berjuang (terbunuh) di jalan Allah itu mati melainkan mereka hidup tetapi kita tidak merasakan".
Sesungguhnya para pahlawan yang telah memperjuangkan kemerdekaan bangsa ini, yang kita tahu maupun yang tidak kita tahu, mereka hidup di sisi Allah dan hidup di hati kita.
Lebih lanjut H Marzuki meyampaikan dalam Khutbah nya hidup adalah pilihan,menjadi pahlwan atau menjadi pembangkang itu semua terserah sama kita sendiri, kalau Mau jadi pahlawan seperti Tgk Umar,Cut yak dhin.Panglima Polem,Imam bonjol,Pati mura dan lain-lain silahkan,atau mau menjadi pembangkan seperti Dn Aidit, Muso, Umar dani dan lain –lain nya sekarang mereka semua telah tiada lagi baik pembangkang maupun pahlawan.
H Marzuki juga meyampaikan hal senada sekarang sudah panjang sekali bagaimana ketika Qabil membunuh Habil ketika dipicu rasa iri dan dengki habil mati bersimbah darah seketiaka itujuga.dan kemudian Qabil pun tidak bisa hidup langgeng biar adik nya telah di bunuh
“Bung Karno mengingatkan berkali-kali dalam berbagai pidatonya, bahwa kehidupan bernegara Republik Indonesia ini hanya bisa terwujud dan menjadi lebih baik dan maju kalau kita semua mau berkorban, mau memberi dan mau mengabdikan hidup untuk merawatnya,” mengutip Mensos pungkasnya.[SY]