Ketua Pengurus Wilayah Ikatan Penyuluh Agama Republik Indonesia (PW IPARI) Provinsi Aceh, Dra Evi Sri Rahayu MSos mengajak Penyuluh Agama Islam (PAI) mengambil peran dalam upaya meminimilisir kenakalan remaja.
Bulan lalu, isu kenakalan remaja dan geng motor sangat meresahkan masyarakat Aceh, khususnya di Kota Lhokseumawe, Banda Aceh, dan Kabupaten Aceh Besar yang sempat terjadi aksi kenalan remaja serta kekerasan fisik.
Evi Sri Rahayu mengatakan PAI perlu aktif menjaga ketertiban dan kenteraman dalam masyarakat. Ini penting, supaya aktifitas masyarakat lancar tanpa khawatir dengan gangguan yang datang tiba-tiba akibat kenalakan remaja.
"Kalau keadaan kondusif, masyarakat mudah melaksanakan kegiatan keagamaan dan sosial," sebutnya, di Banda Aceh, Kamis, 15 Februari 2024.
Menurut Evi Sri Rahayu, mereka bukan anak-anak yang terlahir dengan sifat nakal, namun karena pergaulannya tidak terbatas dan mudah terpengaruh, sehingga mereka terjebak dalam lingkungan yang tidak positif.
Karenanya, kata Evi Sri Rahayu, masih sangat potensial para remaja itu dibina sesuai persoalan masing-masing, sehingga kembali menjadi remaja yang produktif dan bermanfaat bagi bangsa.
"Kalau bisa, arahkan mereka ke kegiatan olahraga yang punya efek positif bagi mereka," jelas Evi yang juga Ketua Tim Penyuluh Agama Islam, Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kakanwil Kemenag) Provinsi Aceh ini.
Memang, ucap Evi, persoalan ini tidak mudah. Tapi jika semua pihak mau terlibat dan berpartisipasi, pasti persoalan kenakalan remaja bisa dihindari.
Kepada Penyuluh Agama Islam, ia mengingatkan agar mengantisipasi pengaruh negatif terhadap remaja, yang saat ini berada dalam binaan penyuluh di masing-maisng tempat tugas. Harapannya, tidak muncul kembali aksi-aksi anarkis yang dilakukan oleh remaja.