[Takengon | Amrun Saleh] Tahun Baru Masehi pada masa sekarang ini dirayakan secara besar-besaran, suara terompet, dan tontonan, kembang api hampir menghiasi seluruh dunia baik di barat dan timur tidak beda negara yang mayoritas non Muslim atau Muslim.
Tidak terasa waktu terus berlalu dan kita sampai dipenghujung tahun, beberapa saat lagi tahun 2014 akan menjadi kenangan dan tahun 2015 akan menyambut kita semua.
Berbeda halnya dengan pergantian tahun baru Hijriyah, banyak masyarakat yang tidak merayakannya, bahkan sekedar tahu saja, mereka tidak merayakan tahun baru Islam tidak dituntut seperti tahun baru Hijriyah, tetapi cukup berzikir, bermuhasabah dan kegiatan keagamaan lainnya.
Dalam pandangan masyarakat Aceh, yang identik dengan nilai-nilai Islam, dulu hanya merayakan peringatan hari besar Islam saja seperti perayaan Maulid Nabi, dan tahun Hijriyah yang malamnya di hiasi dan dihidupkan dengan dalailil khairat di bale-bale (tempat pengajian) dan meunasah.
Melihat syariah dan pandangan Islam serta adat istiadat dalam masyarakat Aceh, tidak ada celah sedikitpun bagi umat Islam untuk ikut merayakan atau sekedar mengungkapkan “happy news years”.
Secara lebih rinci, ada beberapa kerugiannya bagi umat Islam yang terjadi seputaran perayaan tahun baru masehi:
1. Tasyabbuh atau Meniru-niru Perbuatan non MuslimMerayakan tahun baru berarti meniru-niru orang kafir, Nabi kita Rasulullah SAW sudah mewanti-wanti bahwa umat ini memang akan mengikuti jejak orang Parsi, Romawi, Yahudi dan Nasrani.Dari Abu Sa’id Al- Khudari, bahwa Rasulullah SAW bersbda:
“Sesungguhnya kalian mengikuti jalan orang-orang sebelum kalian, sejengkal demi sejengkal dan sehasta demi sehasta, sampai jika orang-orang yang kalian ikuti itu masuk kedalam lubang dhab (yang penuh liku-liku) pasti kalianpun akan mengikutinya kami (para sahabat) berhala : apakah yang diikuti itu adalah Yahudi atau Nasrani ? beliau menjawab “ lantas siapa lagi.”
2. Merekayasa Amalan Yang Tanpa Tuntunan di Malam Tahun Baru.Berkumpul dan menunggu pergantian tahun tanpa ada manfaatnya. Namun sayangnya, di antara orang-orang jahil ada yang mensyariatkan amalan-amalan tertentu pada malam pergantian tahun. Pensyariatan seperti ini. berarti melakukan suatu amalan yang tanpa tuntunan dari pada waktu kaum Muslimin sia-sia, mending malam tahun baru kita isi dengan dzikir berjama’ah di masjid.
3. Merayakan Tahun Baru adalah Berhura-hura.Menurut Syaikh Sholeh Al- Fauzan Hafizhohullah, bahwa perayaan tahun baru itu termasuk merayakan yang tidak disyariatkan. Karena hari raya kaum muslim hanya ada 2 (dua), yaitu Idul Fitri dan Idul Adha. Anas bin Malik mengatakan, “Orang-orang jahiliyah dahulu memiliki dua hari (hari Nairuz dan mukhrojan), beliau mengatakan, “Dulu kalian memiliki dua hari untuk bersenang-senang di dalamnya, sekarang Allah swt telah menggantikan bagi kalian dua hari yang lebih baik, yaitu Idul Fitri dan Idul Adha.”
4. Meninggalkan Shalat.Menunggu detik-detik pergantian tahun bergadang semalam suntuk, bahkan begadang seperti ini diteruskan lagi sampai jam 1.00 – 2.00 WIB dinihari atau bahkan sampai pagi hari. Kebanyakan orang yang bergadang seperti ini meniggalkan shalat shubuh, penyebabnya capek, lelah dan mengantuk keesokan harinya. Mereka tertidur sampai siang hari bahkan sampai seharian, maka shalat dhuhur, ashar bahkan maghrib berlalu.
5. Begadang Tanpa ada Hajat.Nabi SAW sangat membenci orang yang begadang pada malam suntuk tanpa ada alasan dan tujuan yang jelas, termasuk menunggu detik-detik pergantian tahun. Diriwayatkan dari Abi Barzah, beliau berkata: ”Rasulullah SAW membenci tidur sebelum shalat isya dan ngobrol-ngobrol setelahnya.”
6. Terjerumus ke dalam Perbuatan Maksiat.Pergantian tahun baru kebanyakan dilakukan oleh muda-mudi, saat ini mereka bercampur baur antara laki-laki dan perempuan. Berdua-duan bahkan mungkin lebih parah daripada itu sebahagian sampai terjerumus ke dalam perbuatan zina.
7. Pemborosan.Jika kita perkirakan orang yang merayakan tahun baru, ada pemborosan besar-besaran dalam waktu satu malam. Pemborosan di café ada di hotel biasa dan hotel berbintang, bahkan ada dilapangan terbuka. Mulai menghabiskan uang dari tingkat Rp. 20 ribu sampai jutaan rupiah. padahal Allah swt, sudah memperingatkan kita, “Dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros, sesungguhnya pemborosan-pemborosan itu adalah saudara-saudara syaitan.”(QS.Al-Isra’:26-27).
8. Mengganggu Ketertiban Umum.Bunyi mercun, petasan, terompet atau suara besing lainnya merupakan alat-alat yang dipakai dalam menyambut pergantian tahun. Kita ketahuilah, ini semua adalah suatu kemungkaran karena mengganggu umat secara umum, bahkan sangat mengganggu orang-orang yang butuh istirahat, seperti orang sakit, Rasulullah SAW bersabda, “Seorang muslim adalah seseorang dan lisan dan tangannya tidak mengganggu orang lain.”
Dari beberapa akibat kerusakan bagi umat Islam, maka kita harus berpegang teguh dengan ajaran agama kita, Islam. Janganlah menyia-nyiakan waktu, manfaatkan waktu itu untuk beribadah, belajar serta berdzikir baik di masjid, menasah dan di rumah. Akhirnya marilah kita renungkan kata bijak dari Ibnul Qoyyim; “Ketahuilah bahwa menyia-nyiakan waktu akan memutuskanmu dan membuatmu lalai dari Allah dan negeri akhirat.” [drs h amrun saleh ma, kakankemenag aceh tengah/darmawan/yakub]