Kantor Kementerian Agama Kota Banda Aceh melalui Seksi Bimbingan Masyarakat Islam menyelenggarakan kegiatan Bimbingan Remaja Usia Sekolah (BRUS) 2025. Kegiatan ini berlangsung di MAN 2 Kota Banda Aceh dan mengusung tema edukatif: “Pernikahan Yes, Usia Dini No!”. Rabu, 16 Juli 2025.
Kegiatan dibuka secara resmi oleh Kepala Kankemenag Kota Banda Aceh, H. Salman, SAg MPd yang turut didampingi oleh Kepala MAN 2 Banda Aceh Dr Muzakkar Usman SAg MAg. Dalam sambutannya, H Salman menegaskan pentingnya edukasi dini bagi remaja mengenai kesiapan berumah tangga, serta risiko besar dari pernikahan usia dini yang masih menjadi persoalan serius di tengah masyarakat.
“Pernikahan di usia dini sulit dicegah apabila remaja tidak mendapat arahan dan pembinaan yang baik dari keluarga dan lingkungan. Islam menempatkan pentingnya menjaga keturunan (hifz al-nasl), yang hanya bisa terjamin melalui pernikahan sah. Anak yang lahir dari hubungan di luar nikah bisa menghadapi berbagai kesulitan sosial dan psikologis,” tegasnya, yang juga menjadi narasumber dengan materi “Mengenali Diri”.
Ia juga menambahkan bahwa remaja harus dibekali dengan pemahaman tentang diri, potensi, dan konsekuensi dari setiap keputusan besar dalam hidup, termasuk pernikahan.
“Tanpa pemahaman dan bimbingan yang tepat, remaja rentan membuat keputusan yang berdampak panjang pada masa depan mereka,” lanjutnya.
Kegiatan BRUS 2025 menghadirkan dua narasumber lainnya yang menyampaikan materi inspiratif. Martoni SSosI dalam sesinya membahas berbagai tantangan remaja masa kini, terutama terkait pernikahan dini dan kehamilan.
“Remaja hari ini hidup di tengah derasnya arus informasi. Tanpa kontrol diri dan pendampingan yang tepat, mereka rentan terhadap pergaulan bebas, seks pranikah, hingga pernikahan dini. Kita harus perkuat karakter dan benteng moral mereka,” ujarnya.
Sesi berikutnya disampaikan oleh Drs Erman Jaya MAg yang membawakan materi berjudul “Konsep Diri Remaja Qur’ani”. Ia mengajak peserta untuk memahami jati diri berdasarkan nilai-nilai Al-Qur’an.
“Remaja Qur’ani adalah mereka yang mengenal diri, memahami tujuan hidup, dan menjadikan Allah sebagai pusat orientasi. Ini adalah fondasi dalam menghadapi tantangan hidup, termasuk pernikahan,” jelasnya.
Ia juga menekankan pentingnya rasa percaya diri, tanggung jawab, dan menjadikan spiritualitas sebagai panduan hidup.
Kegiatan berlangsung aktif dan interaktif, dengan antusiasme tinggi dari para peserta. Diskusi yang hidup dan pertanyaan-pertanyaan kritis menunjukkan minat besar para pelajar terhadap isu yang dibahas. Di akhir acara, para peserta melakukan sesi komitmen bersama untuk menjauhi pernikahan usia dini dan fokus pada pendidikan serta pembentukan karakter Islami.
Para guru pendamping menyambut baik kegiatan ini dan berharap program BRUS dapat terus dilaksanakan di sekolah-sekolah lain di Banda Aceh. Melalui kegiatan ini, Kemenag Kota Banda Aceh menegaskan komitmennya untuk melakukan pembinaan berkelanjutan terhadap generasi muda, agar tumbuh menjadi pribadi yang matang secara mental, kuat secara spiritual, dan siap menjalani kehidupan berumah tangga sesuai nilai-nilai Islam.[]