Banda Aceh (Inmas)---Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh melalui Subbag Hukum dan Kerukunan Umat Beragama menggelar dialog kerukunan umat beragama di Hotel Kryad Muraya Banda Aceh, Selasa (28/5).
Dialog yang dibarengi dengan buka puasa bersama melibatkan unsur Kodam, Unsur Polda, BIN Aceh, unsur Kejati, Pengadilan Aceh, Badan Kesbangpol, Dinas Syariat Islam, Dinas Pendidikan Aceh, MPU, unsur FKUB Aceh, MAA, Akademisi dan para tokoh lintas agama.
Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh, Drs H M Daud Pakeh membuka dialog kerukunan umat beragama yang bertema "Moderasi beragama dalam memperkokoh keutuhan persatuan dan kebersamaan umat."
Dalam sambutannya Kakanwil menyatakan bahwa masing-masing umat beragama diinginkan untuk menjaga dan memelihara umatnya sendiri.
"Disini kita duduk bersama menyikapi kondisi, khususnya pasca pileg dan pilpres 2019. Kita berharap masyarakat tidak terjebak dalam derasnya arus informasi yang tidak pasti kebenarannya, setidaknya untuk meminimalisir berita-berita hoak," ujar Kakanwil.
Menurut Kakanwil, malahan ada yang sampai merusak hubungan suami istri karena hal-hal hoak yang masuk melalui berbagai chanel media massa.
"Kita berharap hal negatif dari hoak itu tidak menyebar luas hingga menimbulkan konflik di tengah masyarakat, apalagi isu agama yang rentan munculnya pertikaian," urai Kakanwil.
Pada pertemuan silaturrahmi tersebut dilakukan untuk menjaring berbagai masukan lintas instansi serta info-info penting terkait kerukunan umat beragama sehingga ada sesuatu yang dapat dilakukan bersama kemudian hari.
Dikatakannya, kerukunan antar masyarakat terutama antar umat beragama menjadi salah satu hal yang sangat penting diwujudkan dalam kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara.
"Apalagi isu agama menjadi isu sentral yang menyebabkan terjadinya beberapa konflik dalam masyarakat, ini yang harus dijaga dan menjadi perhatian," sebut Daud Pakeh.
Lebih lanjut Kakanwil meminta semua pihak dan masyarakat dalam menggunakan media sosial hendaknya dapat menyikapinya secara bijak, masyarakat harus bisa memilah-milah mana informasi yang benar dan mana yang tidak benar atau hoax, sehingga tidak mudah terprovokasi.
Untuk mengatasi permasalahan yang terkait dengan kerukunan antar umat beragama, diperlukan peran serta seluruh komponen masyarakat, tokoh agama yang terutama adalah peran serta pemerintah, tambah Kakanwil.
Kita berharap masyarakat Aceh dapat hidup damai, nyaman dan sejahtera tanpa adanya konflik agama seperti yang kita rasakan dalam bulan ramadhan ini, tutup Daud Pakeh.[]