Sigli-KemenagNews (9/11/2012) Kepala Kanwil Kemenag Aceh, Drs. H. Ibnu Sa`dan, M.Pd, meminta kepada seluruh Penyuluh Agama Islam Fungsional (PAIF) dan Penyuluh non-PNS (honorer), dapat mendeteksi benih-benih aliran atau ajaran sesat di wilayah masing-masing. Cukup sudah, sudah cukup, apa yang sekarang kita tangani, misalnya soal ajaran sesat Laduni, dan yang menyesatkan semisal Millata Abraham. Jelas mereka tidak diam bergerak dengan nama dan kedok macam-macam. Pendiri dan penggeraknya boleh tidak di Aceh, seperti Zainuddin cs, tapi siapa tahu misi mereka sedang mencari celah kelalaian kita: pemerintah, ulama, tokoh masyarakat, ayah-ibu, dan lainnya. "Kepada Bupati Pidie, Sarjani, dengan powernya bisa mengantisipasi ini, misal dengan mencontohkan gerakan yang kemarin dideklarasikan di Kota Jantho, yaitu BABM (Beut Al-Qur`an Ba`da Maghrib) dan gerakan Gemmar Mengaji yang didengungkan Kemenag 2011 lalu," harap Kepala Kanwil Kemenag Aceh, dalam khutbah Jumat di Sigli (9/11). Saat pencanangan di Jantho oleh Gubernur, Wabup Pidie, M. Iriawan, juga hadir. Namun, Bupati Sarjani saat khutbah siang tadi, tidak di lokasi, dia baru tiba dari Jakarta via Banda Aceh, dan hanya mengajak Kakanwil ke kediamannya.Kepada ribuan penyuluh di Aceh, Kakanwil lewat khutbah Jumat di Masjid Agung Al-Falah, melanjutkan, dan meminta dapat menyuluh, membina, dan mengawasai setiap pengajian yang dinilai `aneh dan ganjil` di wilayahnya. "Jangan sampai kita seperti Pemadam Kebakaran, yang sibuk memadamkan api tatkala api sudah membara. Padahal kita luput mengawasi, mendeteksi benih api dalam sumber api itu," singgung Kakanwil, yang sebelum khutbah mengadakan silaturrahmi ke KUA Kec. Pidie, dan menanyai beberapa hal, termasuk PNS yang hadir, dan uang operasional KUA yang diterima per tahun pada Kepala KUA Kecamatan, Fajri, SHI. [yakub](Foto: Kakanwil sedang berdilaog dengan perangkat desa yang mengurus adm catin, didampingi Kepala dan staf KUA Kec. Pidie)