[Banda Aceh | Yakub Inmas] Usai sambutan Ketua Panitia HAB 71 (bersama Drs H Amiruddin MA), Kakanwil Kemenag Aceh Drs HM Daud Pakeh, juga sampaikan sambutan dan arahan, dalam Resepsi HAB dan Maulid Nabi Muhammad SAW, di halaman tengah Kanwil.
"Bagi seluruh jajaran Kemenag yang masih aktif, perlu memelihara silaturrahim dengan para senior yang pernah menjabat di masa lampau. Generasi yang datang kemudian perlu belajar dari perjuangan dan pemikiran para pendahulu dan pandai menghargai jasa para senior yang telah memberikan kontribusinya kepada umat, bangsa, negara dan organisasi pada eranya masing-masing," ajak Kakanwil, mengutip satu poin yang disampaikan oleh Menteri Agama RI, dalam 'resepsi HAB dan reuni Kemenag', pagi Rabu (4/1) itu.
Salah satu upaya itu, antara lain bisa dilakukan dengan sering rangkulkan dan bersilaturrahmi dengan sesepuh Kemenag. "Kami sangat berbahagia dan terima kasih atas jasa-jasa orang tua kita, dengan usaha merekalah, kita bisa berdiri dan mengabdi hari ini di sini," ucap Kakanwil, di hadapan Bapak-bapak yang diundang, yang sebelumnya membawahi Kantor, Bagian TU, Bidang, Kankemenag, dan bahkan sopir itu.
"Ini adalah rumah kita dan rumah masa depan kita," lanjutnya, dalam suasana dingin, yang malamnya Banda Aceh sempat hujan juga. Hujan kembali turun, di tengah penceramah sampaikan taushiah maulidnya. Sebelum ceramah ustadz, Kakanwil dalam sambutannya, sempat perkenalkan satu persatu jajaran Kanwil yang purnabakti itu.
Hadir dalam acara awal bulan, awal tahun itu, antara lain Kakankemenag Aceh Besar dan dewan guru/kepala madrasah. Dari Kanwil misalnya Kabag TU, para Kabid, para Pembimas, para Kasubbag dan Kasi. Selain dari sesepuh itu, juga ada dari UIN Ar-Raniry, UPT Asrama Haji Aceh, Dinas Syariat Islam (DSI), PGRI, Disdik, dan mitra Kemenag seperti, BUMN, BRI, BSM, dan mitra Kemenag.
Kakanwil ajak merenungi dan hargai jasa sesepuh dan senior, dikaitkan dengan pesan maulid. Dalam ceramahnya, Ustadz Masrul Aidi kaitkan dengan penghormatan sahabat Nabi pada Rasulullah SAW. Dalam hal ini, dikaitkan dengan tradisi penggunaan mimbar, dalam sejarah mimbar khutbah Nabi, dan pascakenabian. Kesimpulannya, ada kemualiaan dalam menghormati leluhur, dan senior.
"Sejarah akan berulang, semua akan dihargai, sebagaimana penghargaan yang kita berikan hari ini pada senior kita," banding Ustdaz Masrul dengan penuh guyon itu. [kru inmas]