[Banda Aceh  | SK] Sendiri tapi berdua, ujar Kakanwil Kemenag Aceh, Drs. H. M. Daud Pakeh, mengawali sambutannya di podium dengan ucapan salam dua kali dihadapan peserta dan undangan kegiatan Pengembangan Pembelajaran dan Penilaian Kurikulum Pendidikan Agama Islam (PAI) SMP Angkatan 19 dan 35 Tahun 2016. “Satu salam dari Kakanwil Kemenag Aceh, satu lagi dari Dinas Pendidikan Aceh” ungkap Kakanwil, gambarkan hubungan baik dua Jajaran Pendidikan Aceh tersebut mengawali sambutannya membuka acara kegiatan pembinaan guru PAI.

Buka acara di Hotel Hermace Palace, Rabu (20/4), Kakanwil apresiasi perhatian Kementerian Agama Pusat selenggarakan kegiatan bagi guru PAI di Provinsi Aceh, plus di Hotel termegah di Banda Aceh. Dalam sambutan pembukaan yang bermaterikan Kebijakan Kementerian Agama Provinsi Aceh tersebut, Kakanwil lebih banyak menceritakan pengalaman kerjanya, yang dulunya juga sebagai guru Pendidikan Agama Islam.

“Pernah suatu ketika saat saya sedang mengajar, datang Kepala Madarasah kepada saya ke kelas,  beliau menghardik saya”ujar Kakanwil mengawali ceritanya. “Pak Daud, kenapa anak murid berada di luar kelas, mengorek-ngorek tanah dan sampah?” tanya Kepala Madrasah kepada Saya didalam kelas. “Saya sedang mengajar Pak, jawab saya saat itu”. Kepala Madrasah heran dengan jawaban tersebut, bagaimana anak belajar diluar dengan mengorek-ngorek tanah dan sampah sedangkan saya berada di dalam kelas dan pada mata pelajaran yang diajarkan Pendidikan Agama Islam.

Rupanya, Kepala Madrasah kurang paham bahwa saat itu saya sedang menerapkan pembelajaran penerapan langsung suatu ayat Al-Qur’an yang menyebutkan bahwa hukum membuang sampah itu haram hukumnya. Diharapkan dengan menyaksikan langsung, dengan mengorek tanah, rumput, mereka akan menemukan sampah plastik, dan lain sebagainya yang dapat merusak lingkungan tanah tersebut, mereka akan memahami dan tertanam di jiwanya bahwa membuang sampah itu benar-benar haram dan mempunyai dampak tidak baik bagi kehidupan.

Mempunyai pengalaman kerja yang luas didunia pendidikan, Kakanwil menekankan bahwa kurikulum paling tepat bagi pendidikan di Indonesia adalah Kurikulum 2013. Kanwil Kemenag Aceh akan terus berupaya meningkatkan pembinaan guru PAI dalam meningkatkan sistem pembelajaran yang menerapkan model pembelajaran yang lebih banyak meningkatkan kreatifitas berfikir siswa. Semua kebijakan yang akan diambil Kakanwil nantinya, saat ini pasti akan didukung secara penuh oleh Dinas Pendidikan Aceh, yang saat ini dijabat oleh Drs. H. Hasanuddin Darjo, MM, yang berjalan seiringan dalam membenahi pendidikan Aceh. “Kekurangan anggaran di Kemenag Aceh ditutupi oleh Dinas Pendidikan Aceh”tambah Kakanwil.

Diakhir sambutannya Kakanwil mengharapakan kepada peserta yang hadir, untuk memanfaatkan momen penting ini dalam meningkatkan pemahaman serta membawa pembaharuan yang baru ditempat kerjanya masing-masing. “Saya harap nantinya para peserta dapat menjadi pelopor pembaharuan di tempat kerjanya masing-masing, dan harus percaya diri dalam melakukan perubahan di dalam lingkungan tempat tugas nantinya”harap Kakanwil.

Kegiatan Pengembangan Pembelajaran dan Penilaian Kurikulum PAISMP Angkatan 19 dan 35 Tahun 2016 yang menghadirkan instruktur penting dari tingkat nasional dan internasional tersebut akan berlangsung selama tiga hari, 20 s.d 22 April 2016. Acara yang diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Agama Islam Kementerian Agama RI tersebut, dihadiri oleh Kasubdit SMP Pendidikan Agama Islam Kemenag RI, DR. H. Nifasri Moh. Nir, M. Pd.