Banda Aceh (Humas)---Dalam pembukaan kegiatan Jagong Masalah Haji dan Umrah (Jamarah), Kakanwil Kemenag Provinsi Aceh Dr H Iqbal SAg MAg berterima kasih setinggi-tingginya kepada panitia daerah dan pusat yang menggelar kegiatan nasional ini.
Jamarah adalah program nasional, bincang-bincang haji umrah, yang Aceh salah satu provinsi masuk dalam alokasi penyelenggaraannya. Format acara berupa paparan dan diskusi, secara santai.
Kakanwil ajak peserta bisa membantu sosialisasikan dinamika, kendala, solusi, dan peluang, serta regulasi haji pada masyarakat.
"Nanti dari acara Jamarah, akan ada satu pemahaman yang sama. Ada persepsi yang sama tentang haji dan umrah. Dalam kondisi seperti ini banyak persoalan haji dan umrah, termasuk yang dipertanyakan masyarakat, soal kapan keberangkatannya," sebut Kakanwil di depan peserta dari ragam unsur, Senin (19/10/2020).
"Salah satu informasi yang mungkin berkembang, seperti pemerintah kita yang membatalkan haji. Kemenag diinformasikan juga tidak memberangkatkan jemaah tahun ini," sebut Kakanwil di depan panitia, termasuk panitia pusat, dalam sesi pembukaan dalam acara sehari di Hermes Palace Hotel Banda Aceh.
"Padahal pemerintah tidak pernah membatalkan ibadah haji. Yang ada membatalkan pemberangkatannya. Karena Saudi tidak membuka kedatangan bagi jemaah luar," sambung Kakanwil didampingi Kabag TU dan para Kabid, termasuk Kabid PHU Drs H Arijal MSi.
Kakanwil mengutip peluang haji tahun 2021. "Tahun ini tidak ada pemberangkaran jemaah kita. Apakah tahun depan ada? Kita masih menunggu kebijakan pemerintah, termasuk keputusan Saudi. Kalau kondisi normal kembali, maka ibadah haji dilaksanakan sebagaimana biasa. Jika juga kondisi belum normal, jika diizinkan Saudi maka akan disesuaikan dengan kouta Saudi. Dan jika keadaan terus berlanjut seperti pandemi hari ini, belum ada keadaan normal, maka kemungkinan juga tahun depan tidak ada pemberangkatan haji," rinci dan kutip Kakanwil dari pernyataan Dirjen PHU Prof Dr H Nizar MAg.
"Mari kita doakan, semoga kondisi covid ini, segera di cabut oleh Allah. Sehingga jemaah bisa diberangkatkan, dan tidak ada penundaan pemberangkatan lagi," ajak Iqbal.
Kakanwil juga sebutkan, sampai medio Oktober ini, sudah 123.000 jemaah daftar tunggu di Aceh, dengan masa tunggu sampai 30 tahun.
Kakanwil juga sampaikan, travel juga tidak bisa bergerak. "Memang Saudi telah membuka, tapi tiga ribuan jemaah umrah Aceh belum bisa berangkat, atau masih menunggu keputusan Saudi," sebutnya.
"Kita tidak boleh berputus asa. Banyak hal yang bisa kita lakukan, misalnya dengan manasik, bimbingan bagi jemaah.
Sehingga saatnya berangkat jemaah sudah cukup miliki pengetahuannya," ajaknya.
"Sembari kita terus memberi semangat dan sugesti bagi jemaah yang mendaftar. Dalam kondisi normal pun, banyak yang mempertanyakan kapan keberangkatannya.
Tentu siapa yang duluan daftar, dialah yang berangkat. Keberangkatannya sesuai regulasi. Dan acara ini bagian dari sosialisasi. Serta menjadi bahan evaluasi. Nanti moga ada suatu kesimpulan dan rekomendasi untuk kita evaluasi," pungkasnya.
Pemateri selain Kakanwil dan Kabid PHU, hadir Direktur Umrah dan Haji Khusus H M Arfi Hatim MAg via daring.[]