Pada kesempatan tersebut  Kakanwil menyampaikan bahwa dalam kehidupan keluarga bahagia dan sejahtera dibutuhkan dasar perkawinan yang sah.

"Untuk mencapai bahagia, perkawinan harus dilandasi dengan dasar hukum yang sah serta mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual dan materill yang layak, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, memiliki hubungan yang selaras dan seimbang antara anggota keluarga dengan masyarakat dan lingkungan," ujar Kakanwil.

Kakanwil juga menyampaikan dalam Islam menyatakan bahwa "Kesejahteraan" dan "Kebahagiaan" itu bukan merujuk kepada sifat Badani dan jasmani insan, bukan kepada diri dan bukan pula pada keadaan hayal (yang hanya dapat dinikmati dalam alam fikiran belaka). "Tapi untuk mewujudkan keluarga bahagia sejahtera, sebuah keluarga hendaklah dibangun atas dasar keadilan dan keseimbangan yang baik antara suami istri, karena hal itu menjadi penentu kebahagiaan dalam keluarga," ungkap Kakanwil.

Selain itu Kakanwil juga mengatakan bahwa kegiatan tersebut sangat penting dilakukan guna memberi bekal pengetahuan yang memadai dan mendalam bagi keluarga.

"Melalui kegiatan ini kita berharap keluarga akan lebih mempertebal iman, menimbulkan semangat dan motivasi yang murni kepada para pembina keluarga Katolik Bahagia Sejahtera, sehingga mampu melakukan pendampingan terhadap keluarga katolik lainnya," lanjutnya.

Dengan demikian para pembina keluarga Katolik Bahagia Sejahtera dapat disegarkan kembali serta mampu menerima nilai-nilai kekeluargaan sesuai dengan hati nurani, tentunya sesuai pula dengan nilai-nilai Pancasila, tutup Daud Pakeh.

Kegiatan yang dilaksanakan Kemenag Aceh melalui Bimas Katolik itu mengangkat tema 'Membangun Keluarga Rukun Sebagai Oase Kehidupan', diikuti 30 orang peserta dan berlangsung sejak 28 s.d 29 Mei 2018.

Turut hadir pada pembukaan kegiatan itu Pembimas Katolik dan Pembimas Hindu Kanwil Kemenag Aceh.[]