Banda Aceh (Humas)--Kepala Kanwil Kementerian Agama Provinsi Aceh Dr H Iqbal SAg MAg membuka acara Orientasi Pelopor Penguatan Moderasi Beragama, Kamis, 9 Juni 2022.
"Acara moderasi beragama ini sangat penting, dan agenda ini satu rencana strategis (renstra) Kementerian Agama," ujar Kakanwil dalam sesi pembukaan acara, untuk empat hari di Hotel Permata Hati kawasan Pagar Air, Ingin Jaya Aceh Besar.
Di depan seratusan peserta, dari Kanwil, Kankemenag (Kasubbag TU dan Kasi), FKUB, akademisi, narasumber, panitia, dan undangan, Kakanwil menambahkan, bahwa acara ini bukan hanya di Subkoordinator Kerukunan Umat Beragama dan Ortala Kanwil Kemenag, tapi juga di lintas instansi lainnya, kabupaten/kota, provinsi dan pusat.
Selain peserta, hadir dalam pembukaan acara yang dibahani peserta oleh Sekjen, Tim PKUB Pusat, Kanwil, dan kampus, Kabag TU Kanwil Drs H Marzuki MA, Kakankemenag Aceh Besar H Salman SPd MAg dan Kakankemenag Banda Aceh H Abrar Zym SAg MH.
Dr Iqbal jelaskan latar belakang pentingnya orientasi moderasi beragama. Urgensi ini antara lain karena adanya keragaman dan keberagaman elemen yang hidup di Indonesia, sebagai anugerah Ilahi.
Kakanwil sampaikan pula bahwa karena keragaman berbagai latar belakang dan sisi kehidupan maka peluang untuk diobok-oboknya elemen bangsa sangat mudah.
"Maka perlunya dipupuk kerukunan lewat kehidupan moderasi beragama," ulanginya dalam sambutan pembukaan setelah laporan Ketua Panitia Zulfahmi SAg MH. Laporan kepanitiaan setelah shalawat, nyanyian Lagu Indonesia Raya dan Mars Kerukunan bersama Cut Tara Amalia AMd.
"Moderasi Beragama salah satu indikator kerukunan dan pembangunan keumatan," imbuh Kakanwil dalam acara yang diawali dengan lantunan Kalam Ilahi oleh Ustadz Zul Aqli SPdI dan panduan Shalawat Badar.
Lanjut Dr Iqbal, bahwa sebagai satu strategi, harapan kita, kehidupan umat beragama selalu damai, toleran, dan saling menghargai akan keberagaman.
"Maka untuk itu, kami harapkan agar para pelopor moderasi beragama dapat memposisikan diri dalam masyarakat yang multireligius ini," harapnya dalam pembukaan yang di-MC-kan Hj Fajriah Bakri SAg.
Dalam konteks keacehan, lanjut Kakanwil, kerukunan sungguh terawat baik, dalam damai. Meski mayoritas umat di sini Muslimin. Dan yang minoritas sangat nyaman dan damai di Aceh.
"Jadi, tingkat toleransi masyarakat Aceh tinggi," ungkapnya lagi di depan peserta, yang diakhir dengan doa bersama Drs H Ramlan, Pengurus FKUB Singkil, dan foto bersama.
Kakanwil juga ungkapkan bahwa dalam kondisi konflik pun, ranah keagamaan terawat baik, dan konflik yang pernah ada di nanggroe pun, bukan konflik latar belakang agama.
Akhirnya Kakanwil mengajak, agar kondisi seperti ini harus bisa terawat terus menerus.
"Kami berharap dengan kegiatan moderasi beragama, Bapak/Ibu yang berada di kabupaten/kota dapat merawat kerukunan dengan baik," ajaknya, sehingga Aceh selalu dalam kondisi aman dan penuh kedamaian.
Kakanwil juga sampaikan indeks kerukunan di Aceh yang kemungkinan akan naik jika Puslitbang menggunakan indikator yang baru, bukan indikator lama seperti selama ini.
Sementara itu, dalam laporannya Zulfahmi SAg MH yang juga Subkoordinator KUB dan Ortala Kanwil sampaikan bahwa peserta selain para Kasubbag TU dan para Kasi, juga Subkoordinator, JFU/JFT dari Kanwil dan Kakankemenag.
Zulfahmi sampaikan laporan juga bahwa acara pekan kedua Juni/Dzulqa'idah ini digelar untuk tiga angkatan.
Narasumber yang membani peserta untuk tiga angkatan, baik luring (tatap muka) dan zoom antara lain dari Sekjen Kemenag RI, Kampus PKUB, Pokja Moderasi UIN, PTTI, lembaga riset, UIN Padang, dan PTKI.[yyy]