[Kanwil | Muhammad Yakub Yahya] Menurut Kabid Urais Binsyar Kanwil Kemenag Aceh Drs H Hamdan MA, saat menutup acara aneka lomba bagi Penghulu dan KUA, bahwa KUA yang dekat dengan imigran Rohingya dan pengungsi lainnya, jangan (gegabah, buru-buru) menikahkan mereka.
Secara normal, menikahi dan menikahkannya, ada izin dari imigrasi, ada data dan izin dari Kedubes mereka, dan kini paling mereka ada data dari UNHCR. Jika nanti mereka nikah pun, perlu syarat-syarat, lalu koordinasi ulama.
Lanjut Kabid Urais Binsyar, di Sumut ada KUA yang menikahkan pengungsi, dan Direktur si Drijen Bimas Islam dari Kemenag Pusat mem-BAP-kan (memperkarakannya).
Diiingatkan pula, pada juara dan bukan ini, jangan mencoba menerima hadiah/materi apa pun dari masyakat. “Boleh ‘terima’ lapor tapi ke KPK, jika ‘dikasih’ ayam lapor, ya KUA/Penghulu ambil ayamnya, lalu catat dan kasih uang ke negara!” ingat Kabid, pada peserta se Aceh.
Ini even provinsi, dan yang menang ke even nasional (seperti Aceh tahun lalu yang raih juara III dapat Rp 30 juta), maka bonusnya bakal besar. Jika nanti di even Nasional, Aceh bisa juara I, makan bakal dikasih bonus 50-60 juta. “Nanti jika dapat, bagi-bagi sama kawan KUA, karena doa semuanyalah kita menang,”ajak Kabid.
Usai sudah penyeleksian omba yang digelar Bidang Urais Binsyar (Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syarah) Kanwil Kemenag Aceh 2015. Kakanwil Kemenag Aceh Drs HM Daud Pakeh (yang sedang ke PPSN IV Banjarmasin) dan diwakili Kabid Urais Binsyar dengan resmi menutup acara seleksi Juara Baca Kitab bagi Kepala KUA dan Penghulu Juara Lomba Karya Tulis Ilmiah di Bidang Kepenghuluan dan Hukum Islam Tingkat Provinsi 2015.
Acara sejak Jumat malam (29/5) itu sekaligus mengantar yang ikut ke ajang Nasional (di Puncak Bogor sejak 3 Juni) dan menyerahkan tropi dan paket hadiah pada para juara tiga lomba tahunan itu.
Sebelum Kabid Urais Binsyar sampaikan sambutan penutupan, Panitia Lomba (Lomba Karya Ilmiah) Drs Suriadinata bacakan sang juara.
Juara I, II, III, dan Harapan I,II, III (rangking 1-6) Baca Kitab (Kitab Kuning) bagi Penghulu di Bidang Urais Binsyar Kemenag (se Aceh) secara berurut ialah H Najamuddin SAg MAg dari Aceh Besar, Mukhlis SHI Lhokseumawe, M Nasril Lc MA Aceh Utara, Abdul Aziz Arby Lc Pidie Jaya, Misrianto SHI Aceh Tenggara, dan Donni SHI Simeulue.
Berikutnya, urutan I hingga VI Lomba Baca Kitab Kepala KUA Bidang Urais Binsyar se Aceh ialah Samsul Hadi SAg Banda Aceh, H Heri Gunawan Lc MA Piie Jaya, Harun Usman Lc Aceh Tenggara, Fauzan SAg Gayo Lues, Andi Saputra SHI Aceh Utara, dan Isafuddin SHI Pidie.
Lalu Juara Lomba Karya Tulis Ilmiah bagi Penghulu di Bidang Urais Binsyar ialah Jalaluddin SHI MA Aceh Besar, Erman Jaya MAg Banda Aceh, Saifullah SAg Aceh Utara, Muhammad Yani SAg MAg Aceh Utara, Khaidir SAg Aceh Timur, dan Jonni Khairumur SAg Pidie Hadir, untuk Juara I,II, III, dan harapan.
Acara yang mendebarkan di Oasis Hotel itu, dihadiri pejabat Bidang Urais Binsyar Kanwil dan hadir juga dari dewan juri, misalnya DR Jabbar Sabil MA dan DR H Tarmizi M Jakfar MA. “Yang berhak ikuti even Nasional ialah H Najmuddin.” Drs Suradinata, yang juga Kasi Kepenghuluan.
Dalam amanatnya, Kabid Urais Binsyar Drs H Hamdan MA sampaikan bahwa “Yang menang tahun lalu dan yang menang tahun ini, grade-nya meningkat, dan nilainya berbeda. Ini meningkat, sebab kita ini mau belajar.”
Menurunya, juara itu relatif, walaupun kita tak mendapat hadiah, tapi ketemu saja kita kita di sini, kita bersyukur, sebab kita bisa bersilaturahmi. Kita meski ketemu selalu walau bukan dalam kontek perlombaan.
Kita padahal telah rancang aneka acara milik KUA dan acara KUA dengan Kankemenag se Aceh, namun banyak yang dipangkas di mata anggaran. Pertemuan kita hanya 5 lagi kagiatan, itupun level nasional.
Kabid juga gambarkan hubungan tunkin dengan isu grafitasi pada KUA yang masih terdengar, soal jabatan KUA dan Penghulu, KUA yang ‘merampas N’ padahal ada Penghulu lain, BNBP, ‘bayangan KPK di KUA’, dan soal bakal ada yang dari Rohingnya yang akan menikah, dan itu kerjaan yang rumit oleh KUA nanti…
Saat membuka tiga hari lalu, Kakanwil Kemenag Aceh Drs HM Daud Pakeh juga ajak jajaran Kemenag dan KUA rajin berkoordinasi dan unjuk diri Kemenag, juga KUA perlu.
“Saya tidak mau mendengar ada Camat yang tak kenal Kepala KUA,” tegasnya, yang bermakna selama ini seakan ada kabar yang ‘masuk’ ke Kakanwil, ada KUA yang tak dikenali Pak Camatnya.Memang ada ego sektoral di sana sini, tapi tinggalkan ego sektoral itu. Demikian ajak Kakanwil.
Saat pembukaan, di depan peserta, ada yang menarik juga dari Kakanwil, soal even nasional Islam. Bagaimana bisa kita pertemukan Menag dengan Gubernur, dan sudah ketemu dalam sebuah acara. Bagaimana bisa Aceh yang syariat Islam, belum jadi tuan rumah MTQ tuan rumah, setelah 34 tahun lalu, sejak 1981 di Blang Padang. Jadi, Aceh mesti tuan rumah ke depan!
Dalam acara pembukaan, seleksi hingga pengukuhan usai, Juara Baca Kitab bagi Kepala KUA dan Penghulu Juara Lomba Karya Tulis Ilmiah di Bidang Kepenghuluan dan Hukum Islam Tingkat Provinsi 2015, peserta kenakan seragam, jadi kelihatan lebih elegan dan kelihatan ‘muda-muda’ semua. Selamat…