Kepala Bidang Penerangan Agama Islam dan Pemberdayaan Zakat Wakaf (Penaiszawa) H Zulfikar SAg MAg hadiri acara Inauguration of Markaz Tathwir and Meeting with Representatives of Pesantren, di Auditorium Prof HM Rasjidi Kemenag RI, Kamis, 11 Juli 2024.
Bersama mitra kerja dari Kanwil se Indonesia, Kabid Penaiszawa ikuti rangkaian sesi pengukuhan Markaz Tathwir yang di bawah Universitas Al-Azhar Mesir ini.
Plt Dirjen Pendidikan Islam Prof Dr H Abu Rokhmad MAg sampaikan acara inagurasi ini, dirangkai dengan sejumlah sesi, termasuk sambutan Perwakilan Universitas Al-Azhar Mesir Prof Dr Nahla Sabry El-Saeedi, mewakili Imam Akbar/Imam Besar (Grand Syaikh) Al-Azhar Prof Asy-Syaikh Ahmad Muhammad At-Tayeb.
Prof Dr Nahla El-Saeedi ialah Penasehat Grand Syaikh Al-Azhar bidang Ekspatriat, yang juga Direktur Pusat Pengembangan Pendidikan untuk Mahasiswa Asing.
Dilanjutkan arahan Wakil Menteri Agama KH Saiful Rahmat Dasuki SIP MSi (Gus Saiful).
Kabid Penaiszawa sampaikan, acara yang diisi dengan paparan dan dengan aneka musik sufi, seperti Grup Debu ini, mengukuhkan kembali komitmen dan spirit kemitraan antara Kemenag dan Al-Azhar khususnya Markaz Tathwir, lembaga pengesah standardisasi kelulusan calon mahasiswa untuk masuk Al-Azhar.
Kemarin Rabu, Menteri Agama H Yaqut Cholil Qoumas juga telah menerima kunjungan dari Wakil Grand Syaikh Mohamed Ad-Duweiny di Kantor Pusat Kementerian Agama RI, Jakarta.
Menag Yaqut menyampaikan salam takzim dan apresiasi atas kehadiran Grand Syekh Al-Azhar Prof Ahmad Al Tayeb, di Indonesia. Ini adalah kunjungan ketiga kalinya, setelah tahun 2016 dan 2018. Baru kali ini dalam sejarah hubungan Indonesia-Mesir, Grand Syekh Al-Azhar berkenan melakukan lawatan hingga tiga kali ke Indonesia
Kunjungan ini membahas terkait kerja sama antara Universitas Al-Azhar Mesir dengan Kementerian Agama RI terkait seleksi pendaftaran mahasiswa dari Indonesia.
Wakil Grand Syaikh Universitas Al-Azhar Mesir, Mohamed Ad-Duweiny meminta agar seleksi pendaftaran calon mahasiswa dari Indonesia, khususnya yang berijazah non-Muadalah, bisa seluruhnya dipusatkan melalui Kemenag dengan standarisasi kelulusan yang ditetapkan oleh Markaz Tahwir Universitas Al-Azhar.
Menurutnya, hal ini perlu diupayakan untuk mencegah banyaknya calon mahasiswa Indonesia yang sudah diberangkatkan ke Mesir oleh oknum tertentu, namun belum dinyatakan layak diterima sesuai standarisasi Markaz Tahwir Universitas Al-Azhar.
"Pusat pengembangan pendidikan di Al-Azhar itu satu-satunya adalah Markaz Tahwir yang menjadi standar bisa diterima atau tidak seorang calon mahasiswa ke Universitas Al-Azhar. Markaz Tahwir disiapkan untuk mereka bisa mendapatkan pendidikan Bahasa Arab yang cukup sebagai bekal bagi mereka bisa melanjutkan pendidikannya di Al-Azhar," jelas Mohamed Ad-Duweiny, Selasa (9/7) sebelumnya.
"Seleksi yang dimaksud akan memastikan berbagai ujian standarisasi Markaz Tahwir telah dilakukan sejak di Indonesia sebelum mahasiswa diberangkatkan ke Al-Azhar. Seleksi dan ujian ini untuk memastikan level mahasiswa tersebut. Seleksi ini dapat dilaksanakan melalui online," lanjut Ad-Duweiny.
Sebelumnya, Senin (8/7), Imam Akbar Al-Azhar Ahmed Al-Tayeb kunjungi Indonesia, untuk ketiga kalinya. Imam Akbar berada di Indonesia hingga siang ini, Kamis (11/7).
Kemarin Rabu juga, acara dengan Imam Besar berlangsung di di Ballroom Hotel Pullman Central Park, Jakarta.
Dirjen Bimas Islam Kemenag, Prof Dr Phil H Kamaruddin Amin MA, mengapresiasi semangat Grand Syekh Al Azhar, Imam Akbar Ahmed dalam menyerukan kerukunan umat beragama di seluruh dunia. Ia menyebut, Grand Syekh merupakan tokoh yang konsisten mempromosikan toleransi, dan Islam Wasathiyah.
"Grand Syekh Ahmad Al-Tayeb sangat berkontribusi dalam memperjuangkan perdamaian dunia. Grand Syekh jadi simbol tokoh Islam Moderat di dunia," ujar Kamaruddin saat menghadiri Interfaith and Intercivilizational Reception itu.
Sebelumnya juga, Kuliah Umum Grand Syekh Al-Azhar yang dihadiri seribu lima ratusan orang baik dari civitas akademika UIN Jakarta, 73 Rektor Perguruan Tinggi, Pimpinan Ormas, Tokoh Masyarakat, Tokoh Lintas Agama, Para Dubes, dan alumni Universitas Al-Azhar, sukses di UIN Syarif Hidayatullah.
Dalam kuliah, dipaparkan, Kemenag memberikan orientasi dan pengenalan budaya Indoensia kepada pada tenaga pengajar (mab’uts) asal Universitas Al-Azhar Kairo, yang akan mengajar di Indonesia. Orientasi dilakukan untuk memberikan pengenalan awal kepada mereka tentang budaya masyarakat Indonesia.
Program pengiriman mab’uts Al Azhar Mesir ke berbagai daerah di Indonesia sudah berjalan cukup lama, sejak 2000 sampai sekarang. Hal ini menjadi bagian dari upaya Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama untuk meningkatkan mutu pendidikan Islam melalui penguatan kerja sama pendidikan dengan Universitas Al-Azhar Mesir. Kegiatan ini berupa pengiriman mab’uts (tenaga pengajar) ke lembaga-lembaga pendidikan Islam, baik perguruan tinggi, madrasah maupun pesantren di Indonesia.[]