Banda Aceh-KemenagNews (14/11/2012) Seiring dengan gerakan masyarakat dan pemerintah, untuk menghidupkam kembali pengajian bagi anak-anak Aceh, pada sore dan malam hari (ba`da maghrib), lain pula pemandangannya apa yang kita saksikan di pojok-pojok kota dan desa, waktu sore dan malam hari. Di cafe-cafe, pinggir jalan, dan pedalaman kampung, sama saja, remaja Islam, asyik dengan hura-hura dan membunuh waktu. Kita simak guratan pena, jeritan hati, Tgk. Azhari, alumni "Pembinaan/Workshop Organisasi Santri pada Pontren 2012", yang digelar Bidang Pekapontren (Pendidikan Keagamaan dan Pondok Pesantren) Kanwil Kemenag Aceh (31/10 s/d 3/11), yang ditulis ulang berikut ini:Seiring dengan arus teknologi dan modernisasi, kita pada umumnya telah hilang jati diri sebagai orang muslim, serta sendi-sendi agama pun dengan sendirim=nya telah rapuh dan pudar. Mengapa demikian?fenomena demikian tidak dapat dipungkiri lagi, baik itu di sudut-sudut desa maupun di kota-kota, anak-anak serta remaja kita sibuk dan lalai dengan pernak-pernik kemajuan/kemilauan dunia. Dalam artian sibuk acara-acara di televisi, face book, dan lainnya.Yang kebanyakan acara tersebut sangat sedikit yang bersifat edukatif, apalagi di siaran SCTV misalnya, yang mengajak remaja-remaja untuk berpacaran. Tapi ada juga yang bersifat edukatif, cuma yang memanfaatkannya sedikit. Pada umumnya banyak bertumpu/cenderung pada yang negatif. Sementara yang sangat fundamental dan urgensi, sangatlah sedikit. Juga nilai-nilai spiritual, dikesampingkan, bahkan di-nomorsekian-kan. Apabila hal tersebut telah menerpa ruang hidup masyarakat kita, maka dampaknya akan kembali pada kita. Artinya kelangkaan generasi Aceh yang agamis dan qur`ani sangat langka. Tatakrama, moral, dan prilaku yang baik tidak lagi terpancar dari aura muda-mudi kita.Apabila kita bercermin pada masa yang silam, pada saat listrik belum ada, belum masuk kampung-kampung, masyarakat masih bergantung pada alam. Pada saat itu, apabila mereka butuh penerangan, maka obor yang dinyalakan. Namun yang terdengar di rumah-rumah, Al-Qur`an yang menggema. Begitu pula di surau-surau, suara pengajian, serta Selawat, Barzanji, dan Dala-il Khairat.Juga pada saat itu, malam Jumat mereka tidak melakukan kegiatan yang bersifat duniawi, tapi dibaurkan dengan amalan ukhrawi, sebab malam Jumat dianggap sakral dan sangat tabu untuk kerjaan yang duniawi saja.Dulu Al-Qur`an dijadikan tuntunan hidup, tapi sekarang Al-Qur`an dijadikan tontonan. Sekarang marilah kita kembali lagi kepada suasana qur`ani dan marilah kita galakkan kembali membaca Al-Qur`an. [tgk. azhari - dayah baitul huda kec. madat, aceh timur/yyy][foto: Tgk. Azhari, Dayah Baitul Huda, Kec. Madat, Aceh Timur (pakai jam, peci hitam, baju kotak-kotak), sedang menulis tugas untuk "Praktek Menulis Berita/Tulisan Populer Santri" dalam acara Workshop Organisasi Santri se Aceh pada Oasis Hotel, Jumat (3/11)]
Tentang Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh adalah unit vertikal Kementerian Agama di provinsi dan membawahi beberapa kantor kementerian agama di kabupaten dan kota. Alamat Jalan Tgk. Abu Lam U No. 9 Banda Aceh 23242