[Baiturrahman | Muhammad Yakub Yahya] Kalau malam Ramadhan ke 5, Kamis malam (3/7), penceramah jelang tarawih di Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh ditampil Kapolda Aceh (Brigjen Pol Husein Hamidi), yang mengajak warga sukseskan agenda puasa dan agenda nasional, di samping tingkatkan Kamtibmas, maka malam ke 7, Jumat malam (4/7), penceramah mengajak jamaah dan pendengar, yang disiarkan lewat Radio Baiturrahman dan RRI Banda Aceh, agar tadabburkan Al-Qur`an.
Terutama tadabur di bulan Ramadhan, yang menurut riwayat, kutip Dr Mufakkir, putra Luengputu Pijay itu, ada kaitan dengan kisah pengulangan tadarusan Al-Qur`an, antara Nabi SAW bersama Jibril as.
“Bahkan pada Ramadhan terkahir, Jibril mengkhatamkan dua kali, yang tidak biasanya sebelum itu. Sebelum puasa pamungkas bagi Nabi itu, Jibril turun sepanjang Ramadhan untuk baca-dengar Kalam Ilahi. Ternyata itulah Ramadhan terakhir Nabi dalam hidup sucinya,” jelas Mufakkir, Ketua Iskada Aceh di masanya itu.
Adalah Dr Mufakkir Muhammad MA, saudara dari H Iqbal Muhammad MA (Kakankemenag Pijay), mengupas riwayat perpisahan Rasulullah SAW dengan putri tersayang Fathimah ra. Dengan isak terharu, Dr Mufakkir, Dosen UIN Ar-Raniry, mengakhiri ceramah dengan perintah Rasulullah, sepeninggalnya untuk banyak-banyak kita baca, dan selanjutnya internalisasi ayat-ayat Allah dalam keseharian kita.
Saat mengupas hadits panjang, rahasia tadabbur Al-Qur’an hanya pada putrinya, dengan bahasa perpisahan, penceramah dan hadirin terisak haru, sebab beberapa bulan setelah rahasia itu disampaikan pada putrinya, Rasulullah SAW wafat (Rabi’ul Awwal 10/11 H).
Untaian kata dan kalimat dari penceramah Doktor Mufakkir, yang beralamat Tungkop, yang piawai dalam ilmu tafsir dan berorasi, yang almunus UIN Syahid Ciputat Jakarta itu, memang lain: menenangkan dan menyejukkan, meski ba'da 'isya, malam Sabtu (4/7), lumayan panjang ceramah itu. []