Banda Aceh (Yakub)---Sejumlah terobosan untuk tingkatkan layanan bagi Jamaah Calon Haji (JCH) dilakukan Kemenag, termasuk sidik jari dan biometrik di tiap embarkasi (bukan di Saudi lagi). Terobosan lain yang ditempuh Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) adalah pewarnaan (penanda) pada koper dan paspor jamaah, termasuk 4.430 JCH Aceh.
Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Aceh Drs HM Daud Pakeh melalui Kabid PHU H Abrar Zym SAg, jelaskan bahwa satu kloter jamaah terbagi menjadi 9 atau 10 rombongan. Masing-masing rombongan dipimpin oleh Ketua Rombongan (Karom). Setiap rombongan beranggotakan sekitar 40 orang yang terbagi dalam empat regu dan dipimpin Ketua Regu (Karu).
Sebutnya, sebagaimana disampaikan Dirjen PHU Prof Dr H Nizar Ali MA bahwa paspor dan koper jamaah tahun ini akan diberi tanda warna. Setiap rombongan jamaah dalam satu kloter akan menggunakan tanda warna yang berbeda.
Menurutnya, pemberian tanda warna ini ditujukan memudahkan identifikasi, baik bagi jamaah itu sendiri, ketua regu dan ketua rombongan, maupun petugas kloter dan petugas Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi. Tanda warna itu akan ditempel pada paspor dan tas koper setiap jamaah.
“Tanda warna di koper akan memudahkan dan mempercepat distribusi koper sesuai kelompok rombongan hingga lokasi sektor pemondokan dan nomor hotel. Koper ini nanti sudah dilabeli sejak di kabupaten masing-masing," jelas Nizar Ali di Jeddah, Kamis (07/06).dalam rapat koordinasi persiapan operasional haji di Kantor Urusan Haji (KUH) Jeddah. Rakor yang dipimpin Menag H Lukman Hakim Saifuddin ini dihadiri Staf Khusus Menag Hadi Rahman, Sesditjen PHU Muhajirin Yanis, Direktur Layanan Haji Luar Negeri Sri Ilham Lubis, Direktur Pembinaan Umrah dan Haji Khusus M Arfi Hatim, Konjen RI di Jeddah M Heri Sarifudin serta jajaran KUH-KJRI Jeddah..
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengapresiasi inovasi layanan haji kali ini. Menag minta agar teknisnya dilakukan secara cermat dan segera disosialisasikan ke Kanwil dan Kemenag sebagai pelaksana di lapangan.
“Awasi betul supaya tidak sampai terjadi kesalahan. Satu saja ada kesalahan pasang label warna, akan menyulitkan saat pendistribusian kopernya," imbuh Menag.
Menag mengatakan, "Berbagai inovasi seperti ini perlu dilakukan untuk terus memberikan kemudahan dan meningkatkan kualitas pelayanan bagi jemaah."
Jamaah haji reguler dari Indonesia tahun ini berjumlah 204 ribu orang. Selama di Makkah, mereka akan ditempatkan dalam 11 sektor yang tersebar di tujuh wilayah, yaitu: Syisyah, Raudhah, Mahbas Jin, Aziziah, Rei Bakhsy, Misfalah, dan Jarwal.
Ini tanda warna yang akan digunakan dalam paspor dan tas koper jamaah:
1. Sektor Satu, Wilayah Syisyah, warna hijau
2. Sektor Dua, Wilayah Syisyah, abu abu
3. Sektor Tiga, Wilayah Raudhah dan Syisyah, ungu
4. Sektor Empat, Wilayah Raudhah, pink
5. Sektor Lima, Wilayah Mahbas Jin dan Aziziah, putih
6. Sektor Enam, Wilayah Mahbas Jin, kuning
7. Sektor Tujuh, Wilayah Aziziah, merah
8. Sektor Delapan, Wilayah Rei Bakhsy, biru muda
9. Sektor Sembilan, Wilayah Misfalah, biru tua
10. Sektor Sepuluh, Wilayah Misfalah, coklat
11. Sektor Sebelas, Wilayah Jarwal, hitam.
Sementara pemondokan (maktab) di Makkah untuk JCH Embarkasi Haji Aceh (BTJ) tahun 1439 H/2018:
1. BTJ 01 Rumah Nomor 1004 Sektor 10 Wilayah Misfalah . Kloter perdana diisi jamaah asal Pidie (384 jamaah) dan TPHD (4 orang).
2. BTJ 02 Rumah Nomor 1105 Sektor 11 Wilayah Jarwal. Diisi jamaah asal Bireuen (196 jamaah) dan asal Kota Langsa (189 jamaah) dan TPHD 3 orang.
3. BTJ 03 Rumah Nomor 1105 Sektor 11 Wilayah Jarwal. Diisi jamaah asal Kota Banda Aceh (319 jamaah) dan asal Aceh Besar (66 jamaah) dan TPHD 3 orang.
4. BTJ 04 Rumah Nomor 803 Sektor 08 Wilayah Rei Bakhsy. Diisi jamaah asal Aceh Utara (307 jamaah) dan Kota Langsa (78 jamaah) dan TPHD 3 orang.
5. BTJ 05 Rumah Nomor 1009 Sektor 10 Wilayah Misfalah. Diisi jamaah asal Kota Banda Aceh 385 jamaah dan TPHD 3 orang.
6. BTJ 06 Rumah Nomor 1102 Sektor 11 Wilayah Jarwal. Diisi jamaah asal Kota Banda Aceh (21 jamaah) dan asal Aceh Tengah (133 jamaah), asal Aceh Tenggara (91 jamaah), dan asal Bener Meriah (140 jamaah) danTPHD 3 orang.
7. BTJ 07 Rumah Nomor 908 Sektor 9 Wilayah Misfalah. Kloter pelangi ini diisi oleh jamaah asal Kota Sabang (48 jamaah), Aceh Besar (16 jamaah), Aceh Utara (32 jamaah), Aceh Barat (198 jamaah), Kota Lhokseumawe (44 jamaah), dan Aceh Jaya (194 jamaah) dan TPHD 3 orang.
8. BTJ 08 Rumah Nomor 904 Sektor 9 Wilayah Misfalah. Diisi jamaah asal Aceh Besar (385 jamaah) danTPHD 3 orang.
9. BTJ 09 Rumah Nomor 507 Sektor 5 Wilayah Mahbas Jin. Kloter ini diisi jamaah asal Aceh Selatan (121 jamaah), Aceh Singkil (13 jamaah), Gayo Lues (41 jamaah), Aceh Barat Daya (87 jamaah), Nagan Raya (116 jamaah), dan Kota Subulussalam (7 jamaah) dan TPHD 3 orang.
10. BTJ 10 Rumah Nomor 308 Sektor 03 Wilayah Raudhah. Diisi jamaah asal Aceh Timur (235 jamaah), Kota Lhokseumawe (150 jamaah) dan TPHD 3 orang.
11. BTJ 11 Rumah Nomor 1103 Sektor 11 wilayah Jarwal. Diisi jamaah asal Pidie (68 jamaah), Aceh Tamiang (114 jamaah), dan Pidie Jaya (201 jamaah) dan TPHD 3 orang.
12. BTJ 12 (Gabungan dengan jamaah asal medan) Rumah Nomor 1105 Sektor 11 Wilayah Jarwal. Kloter yang bergabung dengan embarkasi lain, dari Aceh diisi jamaah asal Simeulue (38 jamaah), dan Bireuen (105 jamaah).[]