[Banda Aceh | Yakub/Amru Sujud] Pekan lalu, sebelum ke Jakarta untuk lanjutkan pertemuan dengan Menteri Agama, Kakanwil Kemenag Aceh Drs HM Daud Pakeh buka dua acara sekaligus. Acara dibuka Kakanwil, pada Selasa malam (20/10), hingga lusanya.
Pertama, Lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTI) siswa MA se Aceh, yang bersamaan dengan acara kedua, Pemililhan Siswa Teladan jenjang ‘aliyah, yang digelar Bidang Penmad, dan antarkan sang juara, bakal ikut dalam kompetisi 2016 di Pontianak, Kalbar. “Moga aman dari asap, insya Allah,” doa peserta.
Panitia pelaksana yang juga Kasi Kesiswaan Kharul Azhar SAg sampaikan saat pembukaan, sebelum Kabid Penmad Drs H Efendi MSi sampaikan sambutan, dan sebelum Kakanwil Drs HM Daud Pakeh memberikan arahan dan membuka musabaqah, bahwa juara 1 dari ajang ini, akan diikutsertakan dalam LKTI Nasional di Kalbar, 2016.
Saat tim juri menanggapi presentasinya, salah satu dewan juri sempat berucap, “Salut sekali kepada Adik (Sandy Vrianda) yang mempunyai ide seperti itu, saya speechless (kehilangan kata-kata – red)“.
Seperti diketahui bahwa penelitiannya yang berjudul “Program Aplikasi Al-Faraidh v.1.0 Menggunakan PHP & MySQL Sebagai Media Pembelajaran Mawaris di MAN Banda Aceh 1”, mendapatkan apresiasi yang luar biasa dari para dewan juri.
Mendapat nomor undian ke-17, Sandy, panggilan akrabnya, tampak percaya diri menyampaikan tahap demi tahap hasil penelitian yang telah dilakukannya dalam rangka LKTI Provinsi Aceh Tahun 2015.
Pada akhir sesi, ia mempraktekkan aplikasi yang diciptakannya di hadapan dewan juri dan para peserta lain. Tepuk tangan yang meriah pun menyambut saat ia telah mengakhiri presentasinya. Saat yang sama adik PAUD yang sedang lomba, juga sedang ditepuktangankan oleh rekannya, di Museum Aceh.
Sandy Vrianda yang akhirnya keluar sebagai juara 1 pada ajang LKTI tingkat Provinsi Aceh itu, dengan dibantu Guru Pembimbing, Amru Sujud, ST, akan menerbitkan hasil karya tulis ilmiah (KTI)-nya di jurnal ilmiah Universitas Al-Muslim, Bireuen.
Tim dewan juri juga mendukung penerbitan jurnal hasil LKTI-nya, dan berpesan agar hasil penelitiannya yang melahirkan sebuah aplikasi tersebut dapat dibagikan ke madrasah-madrasah lainnya, bukan hanya di MAN Model Banda Aceh saja. Sehingga diharapkan banyak para siswa lain yang semakin termotivasi dan berpikir kreatif.
Agustus lalu, ajang LKTI yang bareng dengan KSM, Aksioma, dan Madrasah Singer, serta Hadrah, sukses di Wisma Atlit Jakabaring Sriwijaya Palembang, dan Aceh bawa pulang 14 medali. Termasuk 1 emas dan 2 perunggu di LKTI, yang semua anak MAN Model juga.Saat pembukaan, Drs H M Daud Pakeh ajak anak didik terus belajar dan kembangkan diri, gali bakat dan minat, serta kelebihan yang Allah anugerahkan di madrasah mana pun belajar. “Jadikan anak, siswa yang aktif, kreatif, dan inovatif,” ajaknya saat membuka dua acara sekaligus, di Oasis Hotel Banda Aceh.
Menurut Kakanwil, banyak orang besar bukan karena IQ dan kepintaran semata, melainkan karena kreatifitas dan kemauannya. “Bahkan alumni yang tinggi nilainya, tapi usai wisuda menganggur, dan tidak bisa jadi teladan. Maka yang lebih penting ialah mau belajar, dan kembangkan diri ke arah yang baik,” kata Kakanwil, saat pembukaan lomba dan siswa teladan, usai isya Selasa malam (20/10) itu.
Kakanwil lebih banyak memberikan motivasi bagi peserta dengan penggalan kisah akan kejayaan Islam masa silam, nilai kreatifitas dalam kekhalifahan Islam Baghdad, prestasi murid madrasah hari ini, dan kisah suksesnya sosok-sosok yang berjiwa dan berpikir besar.
Kakanwil mengaharapkan pada 46 peserta se Aceh itu, agar di samping ikuti lomba, juga jalin silaturrahmi. Berikutnya kembangkan wadah kebersamaan dari acara provinsi ini menjadi motivasi dan kreasi bersama.
“Sebab kesuksesan dan besarnya seseorang itu bukan hanya pada IQ dan intelektualitas, tapi pada keaktifan, kreatifitas, dan kesungguh-sungguhan dalam mengembangkan kelebihan kita Termasuk menjalin hubungan sesama lewat media yang ada,” ajak Kakanwil di hadapan peserta dari 21 Kabupaten/ Kota, dalam acara pembukaan.
Kakanwil yang baru sehat dari sakit sehari hari lalu, kabarnya shubuhnya langsung ke Jakarta bersama Gubernur, dalam acara mendadak dengan Wapres. Selasa sore sempat juga bersama rombongan Gubernur jenguk pasien, termasuk ulama di RSUZA.
Ajak Kakanwil, di hadapan Kabid Penmad Drs H Efendi MSi, para Kepala Seksi (Kasi) di Bidang Penmad, Dewan Juri, para Kepala Madrasah (Kamad), undangan, panitia, dan peserta, bahwa acara penting itu akan diformat lebih kaya lagi di tahun mendatang, misalnya dengan workshop menulis ilmiah. Bahkan mendongeng pun perlu dikembangkan.
“Maka bagi peserta, saya harap rajinlah menulis apa saja, apa adanya yang ada di sekitar kita. Lalu arsipkan karya itu, karena kreatifitas itu sangat bernilai,” lanjut Kakanwil, yang kabarnya lusa (22/10) juga gelar Hari Santri Nasional di Aula Kanwil.
Sebelumnya Kabid Penmad, ajak peserta jadi teladan, shalih/ah, dan jadi pemimpin sebagaimana doa kita, Rabbanaa hablanaa min azwaajinaa wadzurriyyatinaa qurrata a’yunin waj’alnaa lilmuttqiina imaaman.
Nanti untuk memilih dan memberikan penghargaan kepada siswa terbaik, itu dianggap mampu menjadi uswatun hasanah bagi siswa lainnya, baik prestasi akademik, non akademik, bidang keagamaan, seni, teknologi, olah raga dan sikap kesehariannya, serta upaya meningkatkan kualitas pendidikan dimadrasah agar mampu berperan dan berkompetisi dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Sebelumnya, Ketua Panitia Khairul Azhar SAg, sampaikan, bahwa kali ini ada 21 kabupaten/kota yang kirim peserta (minus Simeulue dan Aceh Tenggara).
Namun ‘kuota peserta’ tertutupi juga, karena lima daerah (Banda Aceh, Aceh Besar, Pidie Jaya, Aceh Timur, dan Langsa) kirim 6 delegasi. Meskipun dua kabupaten (Aceh Jaya dan Kota Subulussalam), hanya kirim satu utusan.
Katanya, di antara hambatan jika gelar acara semacam ini, ialah kesulitan mengirim peserta, saat menagih utusan, dari daerah. Maka penggunaan dana BOS bisa menjadi solusi bagi Satker di daerah.
Kasi awali laporan dengan ‘nostalgia Palembang’ yang Aceh sabet 14 medali. Dan LKTI raih emas dan dua perunggu, dalam ajang nasional bersama 109 kontingen dari Aceh saat Kompetisi Sains Madrasah (KSM), Ajang Kompetisi Seni dan Olahraga Madrasah (Aksioma), LKTI, dan Ekspo Madrasah Nasional di Wisma Atlit Sriwijaya, Palembang (2-7/8).
Memang ada beda siswa prestasi dan siswa teladan. Pada dasarnya penilaian sudah dilakukan tim Dewan Juri, sejak peserta se Aceh masuk ke Oasis Hotel, Banda Aceh, lokasi acara selama tiga hari. Jika siswa prestasi dinilai kemampuan, skill, rangking dan seterusnya, tapi siswa teladan meliputi uswah juga. Juga kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Tahun ini, kali kedua lLKTI dan Pemilihan Siswa Teladan digelar dengan tema “Merupakan Metamorfosis Menuju Madrasah yang Lebih Baik, Lebih Baik Madrasah”, acara Pemilihan Siswa Teladan secara berjenjang MI, MTs, dan MA, dilakukan Penmad (22-24 Oktober 2014). Tahun lalu, Gayo Lues absen, terkendala longsor.
Alhasil tahun lalu, jenjang MA juara ialah Eka Apriani Siwi MAN Banda Aceh I, M.Zulfan Adrian siwa MAN Darul Ulum Banda Aceh, dan Athiyatul Ulya siswi MAS Jeumala Amal Pidie Jaya.
Sesi pembukaan LKTI dan Pemilihan Siswa Teladan (MA saja) itu diawali dengan lantunan Kalam Ilahi dan lagu Indonesia Raya yang dipandu Khairul Saleh SE, dan ditutup dengan doa yang dipandu Saifullah MA.
Penutupannya pada hari yang bersamaan dengan dimulainya Gebyar PAIPAUD se Aceh di Museum Aceh, dan acara Hari Santri Nasional di aula Kanwil, Banda Aceh (22/10). []