Banda Aceh-KemenagNews (31/10/2012) Drs. H. Ibnu Sa`dan, M.Pd, Kepala Kanwil Kemenag Provinsi Aceh, menggambarkan betapa berat dan besar tantangan guru/teungku/ustadz di Aceh hari ini. Sejak orang kita `pintar` masalah HAM, semua dikaitkan dengan isu pelanggaran HAM. Padahal di Barat sendiri, HAM itu masih berstandar ganda. Artinya, kepada dunia muslimin dipaksa menelan mentah-mentah konsep HAM versi Barat, dan na`udzubillah, sebagian mereka (Barat) penginjak-injak HAM nomor satu di dunia, teroris nomor wahid di muka bumi ini."Saat menerapkan kurikulum di sebuah dayah, sebagaimana biasa sebelum-sebelumnya, secara ketat. Misalnya guru mewajibkan anak didik berkomunikasi dalam bahas Arab atau Inggris di sebuah dayah, lantas menghukumnya, dengan hukuman yang sebenarnya telah disepakati juga sebelumnya, jika melanggar aturan itu. Maka sebagian wali siswa atau wali santri akan mengkomplain dan melapor kepada polisi, tanpa check dan crosscheck terlebih dahulu, dengan dalih `langgar HAM`," sindir Kakanwil saat membuka Pembinaan/Workshop Organisasi Santri pada Pontren 2012, untuk puluhan santri dan pembina dayah se Aceh, yang digelar Bidang Pekapontren (Pendidikan Keagamaan dan Pondok Pesantren) Kanwil Kemenag Aceh. Acara berlangsung hingga 3 November 2012. Guru juga berhadapan dengan aneka aliran sesat yang dihembuskan oleh pihak yang piawai mengecohkan kebenaran, di tengah kecuekan sebagian kita. "Aliran sesat itu lain tempat, lain caranya. Sosiologi masyarakat kota yang terpelajar dan ramai intelektual, akan disusupi aliran itu lewat kampus, cafe-cafe, dan dialog tertutup secara berkala," lanjut Kakanwil seraya mencontohkan Banda Aceh.Setelah bertemu dengan pihak pertama, pelaku pertama aliran sesat Laduni, di Nagan Raya, Kakanwil melanjutkan contoh, "Di kawasan yang sosiologi masyarakatnya tani mereka masuki dengan cara seperti kasus di Nagan. Mereka mengaku menerima wahyu dari sebuah sumber di gunung itu." "Untuk ini semua, `anak dayah` mesti tahu perkembangan di sekitar kita. Maka materi-materi dalam pembinaan/workshop yang dilaksanakan Bidang Pekapontren 2012 itu, mesti ada hasil, di antaranya usai acara akan lahir forum atau jaringan semacam OSIS/OSIM di madrasah. Usai materi jurnalistik, mohon setiap santri akan menelurkan minimal satu features atau berita," tantang Kakanwil pada `majelis workshop` dan pada narasumber/pemateri, Muhammad Yakub Yahya. [yakub](Ket. foto: santri sedang jeda dan diskusi di sela-sela workshop, 31/10, di Oasis Hotel Banda Aceh)
Tentang Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh adalah unit vertikal Kementerian Agama di provinsi dan membawahi beberapa kantor kementerian agama di kabupaten dan kota. Alamat Jalan Tgk. Abu Lam U No. 9 Banda Aceh 23242