[Meureudu | Yakub Beuracan/Dedi]  Selain seratusan korban meninggal dan luka-luka, akibat gempa bumi yang berpusat di timut laut Kabupaten Pidie Jaya (Pijay) itu, kerusakan bangunan pun ternyata sangat besar.

Hingga Rabu malam (malam Kamis), sejak gempa 6,5 SR pada shubuh Rabu (7/12) itu, upaya pencarian, evakuasi, dan bantuan terus mengalir, juga pendataan jumlah korban. "Tadi gempa lagi," tambah admin di Kankemenag, sekitar pukul 23.00 WIB.

Data sementara hingga jelang malam (7/12) ini, sebagaimana dilaporkan Kasubbag TU Kankemenag Pidie Jaya, Drs H Ilyas Muhammad MA, dari posko Kankemenag Pidie Jaya, di Komplek Perkantoran Cot Trieng ialah, "Masjid rusak total sebanyak 13 buah, sedangkan yang rusak ringan 2 buah."

"Meunasah yang rusah total 8 buah, rusak ringan 6 buah," lanjutnya didampingi Kakankemenag Pijay, H Iqbal Muhammad MA, yang siangnya menerima tim Kanwil (yang diwakili Kabid Urais Binsyar Drs H Hamdan MA), yang membawakan bantuan sementara, berupa 10 kodi bantuan.

Meunasah adalah rumah serba guna, tempat ibadah dan sosial, mushallanya bagi warga di Aceh. Meunasah juga dominan sebagai tempat pengajian dan acara kepemudaan, selain masjid.

[Kasubbag TU Kankemenag Pijay, H Ilyas Muhammad MA]

Sementara jumlah dayah/pesantren yang rusak ada 4 buah, Kantor Urusan Agama (KUA) ada 8 buah rusak, Kankemenag di komplek perkantoran Pemkab Pijay, juga rusak sedang.

MI ada 1 yang rusak total, 5 rusak sedang, MTs 3 rusak sedang, dan MA masuk rusak sedang.

Alat berat terus didatangkan, gempa susulan terus saja, dan kesiapan kedatangan Presiden pun dimatangkan. []

[Kankemenag Pijay sebelum gempa]

[Gebang Masjid Tgk Dipucok Krueng Beuracan, Meureudu, sebelum roboh]

[Masjid Beuracan, yang tua itu dibangun semasa Sultan Iskandar Muda, usai gempa terpisah dengan bangunan yang baru, ada jurang menganga di antaranya]

[Meunasah Tu, Trienggadeng Pijay, roboh]