[Banda Aceh / Salamina/Sofyan] Walaupun full day school masih dalam wacana menteri pendidikan namun forum rakor Badan Akreditasi Pendidikan Sekolah dan Madrasah (BAP-SM) serius membahas program tersebut. Ketua BAP-SM Aceh Drs. H. M. Hasan Usman menyampaikan sebuah konsep full day school dengan cara memilih wilayah pemetaan madrasah dan sekolah dengan mempertimbangkan kondisi sosial masyarakat.
Penerapan full day school terutama sekali di daerah perkotaan dengan pertimbangan masyarakat perkotaan disibukkan dengan pekerjaan baik sebagai ASN maupun karyawan swasta, pukul 7.30.00. mereka berangkat bekerja dan pulang sore hari pukul 16.30.00. waktu bersamaan anak-anak mereka berangkat ke sekolah dan madrasah jika program full day school diterapkan anak-anak bersamaan pulang dan pergi dengan orang tuanya.
Berbeda halnya dengan kondisi masyarakat pedesaan yang masih dibebankan dengan pekerjaan orang tua, dimana anak-anak pulang dari madrasah harus membantu orang tua seperti ke sawah ngangon ternak atau pekerjaan lain seperti di perkebunan. Hasan Usman mengecualikan penerapan full day school untuk masyarakat dipedesaan.
Tgk. Marwan memberikan ilustrasi terjadinya paradikma baru dikalangan masyarakat pedesaan tidak sama dengan masa dahulu, ternyata anak dipedesaan pun pulang sekolah dan madrasah tidak semuanya membantu orang tua tetapi bermain bola bahkan ada pelajaran tambahan belajar di TPQ dan Diniyah. Oleh karena itu, tidak ada persoalan jika full day school diterapkan secara menyeluruh baik di perkotaan maupun dipedesaan, yang perlu diperbaiki sistem pelaksanaannya lebih berkualitas.