[Karang Baru | Muhammad Sofyan] Kantor Kementerian Agama Kabupaten Aceh Tamiang melalui Seksi Pendidikan Agama dan Keagamaan Islam (PAKIS) mengadakan Pembinaan Manajemen Pengelolaan Taman Pendidikan Al-Qur'an (TPQ) dan Madrasah Diniyah Takmiliyah Awaliyah (MDTA) pada Selasa (31/3) di aula Al-Ikhwan.
Dalam arahannya H Salamina, MA Kakankemenag Tamiang menyebutkan bahwa banyak program-program Kementerian Agama yang mensyaratkan kemampuan hafal Al-Qur'an seperti program MAN Insan Cendikia, Beasiswa dan lain-lain.
Kemampuan hafalan Al-Qur-an ini berawal dari kelembutan tangan dan kefasihan lidah-lidah guru di TPA dan MDTA. “Hafalan Al-Qur'an itu cikal bakalnya itu terjadi di tangan dan di lidah Bapak/Ibu sekalian karena pendidikan TPQ ini merupakan awal anak membaca Al-Qur'an,” demikian ujarnya dalam sambutan tersebut.
Selanjutnya beliau juga mengatakan bahwa kalau Imam Syafi’i/Imam Ghazali biasa hafal Al-Quran itu merupakan suatu hal yang lumrah di mana beliau dibesarkan, karena di tempat mereka dibesarkan sejak anak-anak telah digalakkan menghafal Al-Qur'an sehingga hampir semua anak-anak di lingkungan mereka dibesarkan sudah hafal Al-Qur-an sejak kecil.
“Tetapi kalau ada anak di Tamiang yang sudah hafal Al-Qur-an sejak usia 7 tahun atau 9 tahun ini dianggap luar biasa itu dikarenakan kultur budaya kita saat ini tidak membiasakan anak-anak menghafal Al-Qur'an,” lanjutnya.
Dalam arahannya tersebut Salamina juga menyebutkan bahwa di Tamiang telah lahir Qanun (Perda) tentang TPQ dan MDTA. Beliau berharap dengan adanya Qanun tersebut akan meneteslah kepada guru-guru TPQ dan MDTA yang ada di Tamiang. “Insya Allah kami akan memperjuangkan dengan Qanun ini kiranya 'meneteslah' (Uang Jerih Payah, pen.) kepada guru-guru TPQ dan Diniyah,” ujar beliau di ujung sambutannya sebelum membuka kegiatan tersebut dengan resmi. [yyy]