Sabang (Humas) -- Sebanyak 45 Guru dan Pengawas Pendidikan Agama Islam di lingkungan Kantor Kementerian Agama Kota Sabang diberikan Pembinaan Pembelajaran berbasis Religion, Science, Technology, Engineering, Art, and Mathematics (RE-STEAM) di Aula Kemenag Sabang, Kamis (12/05/2022).
Kegiatan ini sendiri diinisiasi oleh Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh Bidang Pendidikan Agama Islam.
Kabid PAI Kanwil Kemenag Provinsi Aceh, Dr H Muntasyir SAg MA dalam arahannya menekankan pentingnya peran guru dalam mempersatukan fungsi organisasi.
"Guru dan Pengawas merupakan wadah pemersatu berbagai potensi profesi kependidikan dalam menghadapi kompleksitas tantangan dan harapan masyarakat pengguna jasa kependidikan," sebut Muntasyir di hadapan para peserta.
"Kita harus profesional guna mencapai kesuksesan yang hakiki. Maka dari itu untuk mencapai perubahan yang besar dibutuhkan "kengototan" untuk terus mencoba sampai berhasil," katanya.
Kegiatan ini menghadirkan 2 narasumber yaitu: Dr Muzakkir SPdI MEd, Guru SMA Ulumul Qur'an Kabupaten Pidie yang juga alumnus Indiana University of Pennyeselvania dan Dr Erfiati SPdI MA, Widyaiswara Ahli Madya pada Balai Diklat Keagamaan Aceh dan beliau merupakan alumnus UIN Ar-Raniry.
Sementara itu, Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Sabang, H Yasih SAg MA dalam hal ini diwakili oleh Kasubbag TU, H Murdani SAg MA mengharapkan output real dari kegiatan tersebut.
"Dalam mendidik agama di sekolah, kita jangan hanya menuntut untuk diberi ini dan itu, kita sudah diberikan kemakmuran yang cukup oleh negara. Sekarang bagaimana kita "memberi" agar kehadiran kita di sekolah tersebut berfaedah secara maksimal," kata Murdani yang didampingi Plh Kasi PAI Kemenag Sabang, Eriadi ST.
Di sisi lain, Ansaruddin MPd selaku ketua panitia mengatakan bahwa Pembinaan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dengan pendekatan Re-STEAM (religion, science, technology, art, and mathematics) berbasis PjBL (Project-Base Learning).
"Ini sebagai respon atas urgensi pelaksanaan Kurikulum Prototipe yang ditawarkan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) yang memberikan tiga opsi kurikulum yang dapat diterapkan satuan pendidikan dalam pembelajaran, yaitu kurikulum 2013, kurikulum darurat, dan kurikulum prototipe. Kurikulum Prototipe merupakan kurikulum berbasis kompetensi untuk mendukung pemulihan pembelajaran dengan menerapkan pembelajaran berbasis proyek (Project Base Learning).[rizalfahmi/yyy]