CARI
Rekomendasi Keywords:
  • Azhari
  • Kakanwil
  • Hari Santri
  • Halal
  • Islam
  • Madrasah
  • Pesantren

Di Balik Malam Nisfu Sya`ban

Image Description
Inmas Aceh
  • Penulis
  • Dilihat 5081
Sabtu, 14 Juni 2014
Featured Image

[Meureudu | Muhammad Ghafar]  Malam Nisfu Sya’ban (15 Sya’ban 1435 H) jatuh pada malam Jum’at (12/06), tapi di sebagian gampong dan kota menyambutnya malam Sabtu (13/6), dan itu telah berlalu. MTQ Nasional ke 25 pun ditutup, saat malam Nisfu Sya'ban itu.

Malam yang diyakini sebagai malam penaikan seluruh buku amalan manusia ke langit untuk digantikan dengan buku yang baru itu disambut khususnya sebagian besar masyarakat Aceh dengan membaca yasin bersama, baik di Masjid ataupun Meunasah masing-masing.

Yasin dibaca tiga kali berturut-turut, bacaan pertama diniatkan agar diselamatkan iman, bacaan kedua diniatkan agar panjang umur dalam ibadat dan bacaan ketiga diniatkan agar selalu mendapat rezeki yang halal. 

Selain ketiga hal itu, bacaan Yasiin ini juga sebagai usaha untuk mengurangi atau menghapus dosa terhadap buku amalan yang akan dinaikkan tersebut.

“Malam Nisyfu Sya’ban selain berlangsungnya penaikan buku amalan manusia,  ternyata di malam tersebut pernah terjadinya beberapa peristiwa besar Islam,” ujar Tungku Yusri Gade di Meunasah Pulou Beuriweuh Kab. Pidie Jaya ketika mengisi tausiah singkatnya.

Beberapa peristiwa tersebut dan hikmah malam Nisyfu Sya’ban antara lain:

Pertama, Jatuhnya Air Mata Adam. Nabi Adam adalah Nabi sekaligus manusia pertama yang diciptakan Allah kemudian diikuti penciptaan Siti Hawa sebagai pendamping beliau. Ketika Nabi Adam siap diciptakan, malaikat bersujud kepadanya, namun lain halnya dengan iblis  yang enggan bersujud.

Akibat kesombongannya, Allah pun mengusir  Iblis dari Syurga, namun Iblis sempat meminta sebuah perminntaan, yaitu agar dia  diberi kesempatan untuk menggoda anak cucu Adam, Allah pun mengabulkan permintaan iblis tersebut.

Nabi Adam di dalam Surga, ada satu buah yang  diharamkan Allah, yaitu buah Khuldi. Namun karena usaha picik, liciknya iblis, akhirnya nabi Adam dan Siti Hawa pun  tertipu memakan buah tersebut, inilah yang menjadi sebab pengusiran nabi Adam ke Bumi. 

Ketika Nabi Adam mendarat terpisah dengan Siti Hawa di  bumi, beliau menangis tiada henti, tiada banding, bahkan jika disatukan seluruh air mata manusia yang menangis dibumi ini takkan mampu melebihi air mata nabi Adam ketika itu. Malam Nisyfu Sya’ban lah merupakan malam pertama jatuhnya air mata Adam tersebut.

Keluarnya Air Zam-zam, yang kedua. Air Zam-zam merupakan hasil usaha nabi Ismail yang mengikis tanah untuk mencari minum bayinya yang dahaga berat kala itu. Tiba-tiba setelah sesaat mengikis, air pun keluar dari  tanah.

“Konon katanya, dulu ketika malam Nisyfu Sya’ban air tersebut keluar kesetiap pelosok tanah haram. Fenoma ganjil itupun dijadikan sebagai sebuah pertanda atau kode telah datangnya malam Nisyfu Sya’ban oleh masyarakat Mekkah ketika itu.Malaikat Mengecap Rahmat Tiap Rumah mukmin,” jelasnya.

Ketiga, bahas Tungku Yusri Gade yang juga sebagai penghulu di KUA Meurah Dua Pidie jaya, “Setiap malam Nisyflu Sya’ban, rombongan malaikat pergi kesetiap rumah-rumah orang mukmin untuk memberikan cap rahmat, kecuali ada beberapa rumah yang di sisakan dalam kunjungan malaikat tersebut. Rumah yang tidak akan didatangi malaikat untuk memberikan cap rahmat.

Namun sebaliknya, malah di cap “rumah azab”, hal ini dikarenakan rumah tersebut dihuni oleh manusia bertipekal sebagai berikut.

Pertama, ada wanita yang tidak shalehah, kedua penghuninya merupakan orang-orang yang tidak ada rasa bahagia ketika akan datangnya Bulan Ramadhan, untuk maksud beribadat pastinya, ketiga penghuninya merupakan orang-orang yang memutuskan silaturrahmi, keempat penghuninya merupakan orang-orang yang durhaka terhadap ibu/bapak maupun Tungku/guru/, keempat rumah yang penghuni di dalamnya hidup dengan dawa/dawi (tidak tentram).

Itulah lebih kurang peristiwa, ataupun hikmah di malam Nisyfu Sya’ban yang disampaikan Tungku Yusri Gade, semoga bermanfaat.

[Muhammad Ghafar, Alumni MAN 2 Sigli Meureudu, masyarakat Beuriweuh (Pulo U), dekat Kankemenag Pidie Jaya/yyy (warga Beuracan, tetangga Gampong Beureiweuh)]

Tags: #
Tentang
Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh adalah unit vertikal Kementerian Agama di provinsi dan membawahi beberapa kantor kementerian agama di kabupaten dan kota.
Alamat
Jalan Tgk. Abu Lam U No. 9 Banda Aceh 23242
Lainnya
Media Sosial
© 2023 Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh
Oleh : Humas Kanwil Aceh