Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh, Azhari mengajak setiap Aparatur Sipil Negara (ASN) Kemenag Aceh untuk menanam satu pohon di tanah wakaf. Hal ini untuk memproduktifkan tanah wakaf yang kosong.
Hal tersebut disampaikan Azhari dalam acara Anugerah Badan Wakaf Indonesia (BWI) Aceh di Hotel Parkside, Takengon, Kamis, 7 November 2024, malam.
Menurut Azhari, saat ini masih banyak tanah wakaf yang terbengkalai atau tidak produktif di Provinsi Aceh.
“Banyak tanah wakaf yang kosong, untuk mengisi kekosongan tanah wakaf ini kita ajak setiap ASN tanam satu pohon,” kata Azhari.
Dia menjelaskan, penanaman pohon di lahan wakaf tersebut tentunya harus disesuaikan dengan ikrar wakaf dari wakif (pewakaf) itu sendiri.
“Kemenag menanam di lahan yang masih kosong itu sesuai ikrar wakif dan setelah ditanam tugas nazir (pengelola wakaf) untuk menjaga,” kata Azhari.
“Tugas kita berat tapi untuk umat dan niat kita tanam pohon sesuai ikrar wakif. Misalnya diwakafkan untuk kemakmuran masjid, pohon yang kita tanam untuk kemakmuran masjid,” ungkapnya.
Dia mengatakan, program penanaman pohon di tanah wakaf yang kosong tersebut akan memberikan manfaat yang begitu besar bagi umat di kemudian hari.
Menurutnya, jika dilakukan secara berlanjut secara perlahan maka tanah wakaf yang terbengkalai akan menjadi produktif.
“Hari ini kita tanam dua batang itu terus mengalir sedekah jariah,” ungkapnya.
Dia berharap program ini dapat berjalan di seluruh kabupaten dan kota yang ada di Aceh.
“Kegiatan ini terus kita dorong untuk memberdayakan wakaf di Aceh,” kata Azhari.
Selain itu, Azhari juga mendorong para nazir untuk terus meningkatkan diri dalam pengelolaan tanah wakaf. Peran nazir menurutnya, menjadi penting dalam upaya memproduktitkan wakaf.
“Nazir kita dorong untuk lebih keren (kreatif dan energik) dan beken berkah berkelanjutan,” ujarnya.
Hadir dalam acara ini, Direktur Pemberdayaan Zakat dan Wakaf Kementerian Agama (Kemenag) RI, Prof Waryono A. Ghofur, Wakil Ketua BWI Ahmad Zubaidi, pengurus BWI Aceh dan BWI perwakilan kabupaten/kota di Aceh dan, akademisi, tokoh agama dan para Kakankemenag dalam jajaran Kemenag Aceh.[]