
Lumpur masih menempel di lantai masjid dan ruang-ruang kelas madrasah di sejumlah wilayah Aceh yang terdampak banjir bandang. Aroma lembap sisa genangan air belum sepenuhnya hilang. Namun di tengah suasana itu, sebuah pemandangan sederhana sekaligus kuat muncul seorang ASN Kementerian Agama membersihkan masjid dan madrasah, menyapu lumpur dengan penuh ketelatenan.
Ia adalah Fieterson Joeliyus Mangunsong, 36 tahun, ASN pada Tim Humas dan Komunikasi Publik Kanwil Kementerian Agama Provinsi Aceh. Seorang Kristiani, yang turun langsung menjadi relawan di wilayah terdampak banjir di Bireuen dan Aceh Utara.
Bersama relawan Kemenag Aceh lainnya, Fieterson terlibat membersihkan MIN 43 Kutablang Bireuen, Masjid Jamik Al Mujahidin Kutablang, hingga Masjid Nurul Falah Bungkaih, Aceh Utara.
Karpet-karpet diangkat, lumpur disiram, lantai disikat, dan ruang ibadah dipulihkan agar kembali bisa digunakan masyarakat.
Bagi Fieterson, bencana tidak mengenal sekat keyakinan. Yang ada hanyalah manusia yang membutuhkan bantuan.
“Saya merasa sangat senang bisa ikut membantu secara langsung. Ketika melihat masjid dan madrasah kembali bersih dan bisa digunakan lagi, ada rasa bahagia dan lega yang sulit dijelaskan,” ujar Fieterson.
Aksi tersebut bukan sekadar kerja fisik. Ia adalah pesan tentang toleransi yang hidup bukan dalam slogan, tetapi dalam tindakan nyata. Ketika sebagian orang masih memandang perbedaan sebagai jarak, Fieterson justru menjadikannya jembatan kemanusiaan.
Katanya, di lokasi-lokasi pembersihan, suasana gotong royong terasa begitu kuat. Warga setempat ikut membantu, dan rasa saling percaya tumbuh.
"Saya lahir dan besar di Banda Aceh. Suasana kebersamaan seperti ini sudah saya rasakan sejak kecil,” ucap Fieterson bangga.
Apa yang dilakukan Fieterson mencerminkan nilai kerukunan umat beragama yang selama ini digaungkan Kementerian Agama bahwa perbedaan bukan penghalang untuk bersatu dalam kepedulian.
Fieterson mengaku selalu siap untuk kembali turun ke daerah-daerah untuk melakukan bakti sosial membersihkan madrasah-madrasah dan tempat ibadah yang terkena dampak banjir bandang di Aceh.
“Kalau tidak ada halangan, atas izin tuhan saya akan kembali ikut bersama relawan Kanwil Kemenag Aceh membantu saudara-saudara kami di daerah yang terdampak banjir bandang beberapa waktu lalu,” tutup Fieterson. []