CARI
Rekomendasi Keywords:
  • Azhari
  • Kakanwil
  • Hari Santri
  • Halal
  • Islam
  • Madrasah
  • Pesantren

Dari Abu Madinah hingga Abu Makkah, Ini Pesan Abu Sofyan Puni

Image Description
Inmas Aceh
  • Penulis
  • Dilihat 4303
Kamis, 25 Agustus 2016
Featured Image

[Darul Imarah | Yakub]  Kecamatan Darul Imarah, Aceh Besar, satu dari 23 kecamatan di Kabupaten Aceh Besar. Sedangkan Gampong Punie (Puni), salah satu desa, dari 609 desa (gampong) di Aceh Rayeuk itu. Darul Imarah miliki empat kemukiman, yakni Mukim Daroy/Jeumpet, Lam Ara, Lamreung, dan Ulee Susu.

Dalam mukim Daroy/Jeumpet (di sebelah barat daya Banda Aceh) itu, ada 10 gampong. Selain Punie, ada Garot, Ajun Jeumpet, Lampasi Engking, Pasheu Beutong, Ulee Leung, Ulee Tuy, Geundreng (lokasi AcehTV), Gue Gajah dan Leu Ue/Mata Ie (lokasi TVRI dan beberapa TV swasta).

Dari Punie itulah Tgk H Sufyan Ahmad (panggilan akrabnya Abu Sofyan Puni) beralamat. Kabar duka datang dari admin web ini di Madinah, Innaa lillaahi wa innaa ilayhi raaji'uun. Abu Sofyan Puni, Pimpinan Pondok Pesantren (Dayah) Tarbiyatul Ula Salafiyah, Punie, Darul Imarah meninggal dunia pada Kamis (25/8) pukul 05.00 WIB (tengah malam di Madinah).

Kabar meninggalnya juga tersiar luas, dan dibenarkan Sekretaris Umum Pengurus Besar (Sekum PB) Dayah Inshafuddin Aceh Drs H Burhanuddin MK, yang juga kepala/guru di salah satu madrasah di Aceh Besar.

Namun kabar dari keluarga, sebutkan almarhum meninggal di Makkah, pukul 04.30 WIB, atau 01.30 WAS, di RS An-Nur Makkah, dan dimakamkan di sana juga.

Pembimbing KBIH di Banda Aceh dan Aceh Besar, saat ini sudah sepuh, bahkan Abu Madinah harus didorong dengan kursi roda, saat dampingi jamaah Kloter 1 (Rabu, 10/8). Abu Sofyan juga, ujar keluarga jamaah, saat manasik sudah kelihatan lemah dan kurang fit.

Menurut data dari admin di Subbag Inmas Kanwil, bahwa almarhum sejak mengurus satu Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) di dayahnya, hampir tiap tahun ke Tanah Suci mendampingi jamaahnya. Musim haji 2016, sebagiannya memang masuk dalam kuota (manifes jamaah), tapi sebagian berangkat masing-masing. Meskipun tidak masuk dalam kuota (nonkuota), pembimbing ini tetap berangkat dengan jalan sendiri-sendiri, mungkin juga via luar Aceh.

Sementara, Tgk Sulfanwandi (pimpinan Raudhatul Quran Tungkop) dan Waled (Abdul Muthallib) yang pimpin Al-Mabrur (samping RSUbudiyah Jeulingke) misalnya, memilih berangkat terpisah dengan kloter.

KBIH

Jamaah Aceh (kecuali Kloter 9 yang berangkat Senin, 5/8), masuk Gelombang I, artinya ke Madinah dulu, baru ke Makkah. Beberapa Karu/Karom memang dari KBIH, seperti Drs H Muhammad Ismi Lc atau Abu Madinah. Yang lain terkenal dengan Abu Mekkah, nama sapaan Tgk Mukhtaruddin Budiman.

Dari data banyak wawancara admin, jamaah masih banyak yang memilih manasik dan bergabung dengan KBIH di Aceh. KBIH yang diurus para Abu memang berstandar. Standar yang dituntut antara lain, Setifikat Akta Notaris, izin operasional dan telah terakreditasi, serta telah memiliki struktur organisasi yang jelas dengan personalia kepengurusan yang relatif memiliki kompetensi yang diharapkan.

Ada yang dompleng di Pesantren atau sekolah. Ada yang di ruko. Layanan bimbingan manasik yang diberikan oleh KBIH, terpantau dari kegiatan. Seperti melaksanakan paket layanan yang menarik, publikasi KBIH melalui kehadiran pengurus KBIH di dalam kegiatan-kegiatan masyarakat, aktivitas organisasi alumni, ketokohan pengurus KBIH, Sumbangan KBIH untuk kegiatan kemasyarakatan. Selain itu memberikan bimbingan dan layanan sampai ke Arab Saudi. Biaya pelaksanaan bimbingan tersebut dananya murni diperoleh dari jamaah haji KBIH masing-masing.

Rasio perbandingan pembimbing dengan jamaah adalah 1 berbanding 45 jamaah, artinya 1 pembimbing membimbing 45 jamaah. Sedangkan volume kegiatan bimbingan dan layanan manasik haji di tanah air antara satu KBIH dengan KBIH yang lain berbeda. Berkisar antara 12 kali sampai 25 kali.

KBIH yang melaksanakan bimbingan dan layanan di tanah air sebanyak 12 kali adalah KBIHAn-Nur, yang melaksanakan 17 kali adalah KBHAbu Mekkah, KBIHRaudhatul Quran 24 kali dan KBIHAl-Mabrur (Tgk Abdul Muthallib) dan KBIHMultazan (Abu Madinah) masig-masing 25 kali. Kegiatan ini dilakukan pada hari libur yakni hari Sabtu dan Ahad oleh semua KBH.

Layanan bimbingan manasik terutama yang dilakukan di Tanah Air, sangat bervariasi dan sangat tergantung pada kemampuan penguasaan materi dari pembimbing. Pembimbingan pada saat menyampaikan materi manasik kepada jamaah, ditempuh dengan berbagai metoda, dan paling banyak digunakan adalah metode ceramah, tanya jawab, peragaan, praktek lapangan, diskusi, home visit/kunjungan, sarasehan dan konsultasi tetapi dengan volume antara 3 sampai 4 kali.

Kinerja kelima KBIH di Banda Aceh/Aceh Besar itu mengevaluasi kepuasan pelayanan yang diberikan kepada jamaah haji. Evaluasi tersebut dilakukan oleh KBIH antara lain, sebagai bahan meningkatkan standar kompetensi pembimbing atau untuk perbaikan mutu manajemen KBIH. Untuk meningkatkan kualitas pembimbing, KBIH memiliki cara yang bervariasi, KBIHAbu Mekkah dan Raudhatul Quran melakukannya dengan training awal, training berkala dan pemberian perangkat panduan manasik (VCD, buku panduan dan lain-lain).

Sedangkan KBIHAn-Nur dengan cara training awal dan pemberian perangkat panduan manasik, sedangkan KBIHAl-Mabrur dan Multazam (Abu Madinah) hanya dengan mempebikan perangkat manasik (VCD, buku panduan dan lain-lain).

Para pembimbing jamaah haji tersebut memiliki pengalaman membimbing minimal 3 kali bukan hanya di Indonesia tetapi juga pengalam membimbing sampai ke Arab Saudi, juga umrah. Apalagi seperti pendiri Yayasan Abulyatama, Drs Tgk H Muhammad Ismy Lc, ulama Aceh yang telah lama bermukim di Madinah Arab Saudi sehingga dikenal dengan sebutan Abu Madinah. Juga Abu Mekkah, lama di Makkah itu.

 

Pesan

Di Kanwil Kemenag Aceh, misalnya Abu Puni mengisi ceramah maulid di hadapan keluarga besar Kanwil Kemenag, Kamis (3/5) empat tahun lalu. Maulid di halaman itu, dipadukan dengan dala-il khairat dan haflah qari.

Ia antara lain memesan akan arti pentingnya pendidikan agama sebagai modal utama membangun masyarakat dan keluarga. "Pendidikan agama harus dimulai dari orang tua, karena orang tua inilah yang kemudian akan melahirkan dan membesarkan anak-anaknya. Kalau orang tuanya tidak shalih, bagaimana mereka akan mencetak dan mendidik anak-anak yang shaleh," ujar Abu Puni, dalam acara yang hadir sesepuh Depag, tokoh agama, dan para Kakankemenag juga.

Lebih lanjut, penceramah menekankan pentingnya membangun keluarga yang harmonis sebagai landasan membangun masyarakat yang maju, makmur dan shalih. "Kebanyakan masalah muncul dari dalam keluarga, kehidupan keluarga yang tidak harmonis bisa menjadi bom yang meledak dan berakibat kepada masyarakat luas," katanya.

Di akhir ceramahnya, beliau menekankan bahwa teladan Nabi SAW baru bisa dicerna dan diamalkan bila ditunjang dengan ilmu pengetahuan dan pemahaman yang benar. "Tanpa ilmu dan wawasan yang benar, kita akan melihat bahwa teladan rasul menjadi tidak cocok dengan pola hidup kita saat ini, padahal dengan pendekatan yang tepat, sungguh ajaran dan sunnah rasul itu masih relevan dalam kehidupan kita hari ini, bahkan hingga akhir zaman," tegasnya dalam acara yang diketuai H Azhar SAg itu.

Allaahummaghfirlahuu warhamhuu wa'aafihii wa'fu 'anhuu.... []

Hasil gambar untuk abu madinah

 
[Abu Madinah dan Abu Makkah (duduk)]
Tentang
Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh adalah unit vertikal Kementerian Agama di provinsi dan membawahi beberapa kantor kementerian agama di kabupaten dan kota.
Alamat
Jalan Tgk. Abu Lam U No. 9 Banda Aceh 23242
Lainnya
Media Sosial
© 2023 Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh
Oleh : Humas Kanwil Aceh