Takengon (Sudrajat) -- Dalam masa social distancing "pembatasan sosial" yaitu langkah pencegahan dan pengendalian infeksi Covid-19 dengan membatasi kunjungan ke tempat ramai dan kontak fisik langsung dengan orang lain, MTsN 5 Aceh Tengah memanfaatkan media online sebagai sarana belajar (e-learning).
Social distancing menjadi satu diantara imbauan pemerintah, mengacu instruksi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk memerangi penyebaran Covid-19. Dikutip dari 'kompas.com', baru-baru ini WHO mengganti frasa "social distancing" menjadi "physical distanding", alasannya untuk memperjelas yakni menjaga jarak fisik dengan orang lain, namun bukan berarti memutus kontak dengan teman, atau keluarga secara sosial. Karena bagaimanapun, teknologi yang berkembang saat ini tetap dapat menghubungkan ke banyak orang, meski terpisah jarak secara fisik.
Hal inilah yang dilakukan MTsN 5 Aceh Tengah dalam masa physical distanding, walau jarak fisik antara Guru dan peserta didik terpisah namun secara sosial tetap tehubung, dan tetap dapat melakukan kegiatan belajar jarak jauh salah satunya dengan memanfaatkan media online dalam melakukan proses pembelajatan (e-learning), demikian disampaikan Kamad MTsN 5 Aceh Tengah Muslailati, S.Pd di sela-sela berlangsungnya belajar dengan class onlie via Wapp, Kamis, 26/3/2020
Masih di kesempatan yang sama, secara jelas dan detal melalui pesan Wapp Kepala MTsN 5 Aceh Tengah menjelaskan awal munculnya ide menjalankan pembelajaran dengan memanfaatkan media online dan pembuatan class room untuk Guru dan Peserta didik.
Awalnya, ketika diputuskan libur 14 hari..social distancing, kami sudah kasih tugas di rumah untuk siswa, menghafal surah dalam Alquran dan sudah ditentukan oleh wali kelas. Waktu itu gurunya wajib ke sekolah. Kegiatan kami kan Asah Micro Teaching. Belum 14 hari, sudah ada SE Menteri Agama no 4 tahun 2020, bahwa ASN tidak dibenarkan lagi keluar rumah, tapi harus tetap kerja di rumah. Dan arahan Kakankemenag kita, absen finger print disarankan diganti dengan finger wajah atau manual. Terbitlah ide, untuk tetap bisa jalankan absen, baik untuk siswa dan guru, maka harus ada dalam satu wadah online", Paparnya
Bersama bapak pengawas, Drs. Nopia Dorsain, kami buka kelas via Google Class Room, satu kelas binaan untuk guru dan pegawai, dibawah asuhan bapak pengawas dan satu lagi kelas bekerja di rumah juga via google class room, dibawah asuhan saya selaku kepala madrasah", Lanjut Muslailati, S.Pd via Wapp
Sementara untuk siswa, awalnya tidak diikutkan. Tapi dalam group masengger saya lihat, mereka selalu aktif, meski tidak berpaket data. Saya coba ajak siswa disana, dan minta bantu ke siswa agar meneruskan ajakan untuk bergabung ke kelas online, ke sesama teman mereka. Hanya satu hari persiapan, semua sudah masuk jadi peserta dalam kelas tersebut, gabung dalam WAG KSBR (Kelas Siswa Belajar di Rumah). Sebelumnya kami memang sdh punya WAG wali siswa, jadi WAG itu yang saya ubah nama jadi WAG KSBR, dimana anggotanya pengawas, saya, semua guru, komite dan orang tua", jelas Kepmad MTsN 5 Aceh Tengah masih via Wapp
Untuk jadwal belajar, Muslailati, S.Pd menyusun sendiri sesuai dengan kebutuhan materi sesuai silabus, selain itu guru juga di minta untuk membuat video pembelajaran.
"Jadwal belajarnya juga saya susun sendiri dan share ke group, terkadang harus terjun sendiri di kondisi tertentu, guru saya minta untuk buat video pembelajaran, saya kasih contoh langsung dan semua setuju, ada yg sudah siap, ada yang masih proses membuatnya", jelasnya
Absen siswa maupun guru, baru diisi setelah tugas selesai, semua jadi belajar....Saya tekankan ke guru saya, " Nikmat apalagi yang kita tidak akui. Hanya duduk di rumah, gaji jalan, tunjangan jalan, sekedar isi paket untuk belajar dan memberikan materi jarak jauh, tidak mau?? Kemana rasa bersyukur kita,".... dan Alhamdulillah semua akhirnya belajar buat video pembelajaran", Tutup Muslailati, S.Pd. []