[Banda Aceh | Yakub] Praktik Pengalaman Lapangan (PPL), satu fase penting untuk memberikan bekal pengalaman mengajar yang baik bagi mahasiswa. Pengalaman mengajar yang baik akan diperoleh, antara lain melalui bimbingan secara kolaboratif oleh Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) dan Guru Pamong (GP).
"USAID PRIORITAS bersama-sama dengan LPTK (FKIP Unsyiah dan FTK UIN Ar Raniry) memandang perlunya peningkatan peran efektif DPL dan Guru Pamong dalam melakukan pembimbingan pada para mahasiswa praktikan. Selama ini, komunikasi antara DPL, Guru Pamong dan mahasiswa praktikan masih cenderung searah dan kurang intensif, sehingga pemantauan progres kemampuan mengajar praktikan kurang komprehensif. Pelatihan ini diharapkan bisa memberikan masukan alternatif untuk pembimbingan," jelas Ridwan Ibrahim, Provincial Coordinator USAID PRIORITAS Aceh di sela-sela acara Pelatihan Dosen Pembimbing Lapangan dan Guru Pamong untuk meningkatkan PPL calon guru MI/SD, mahasiswa Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK), di Banda Aceh (30/8).
Menurut Koordinator USAID Prioritas Provinsi Aceh, Ridwan Ibrahim, mentamsilkan LPTK sebagai dapur dan sekolah sebagai pemakai produk dapur LPTK. Ada dua hal yang terkait. Pertama, bagaimana LPTK membimbing dan mempersiapkan sekolah yang akan ditempati oleh mahasiswa praktikan. Kedua, bagaimana guru pamong memperlihatkan praktik yang baik pada mahasiswa praktikan. Oleh karena itu, kolaborasi dan komunikasi antara DPL, Guru Pamong dan mahasiswa praktikan sangat diperlukan.
"Kita harus betul-betul mempersiapkan ini, sehingga saat mahasiswa praktikan melakukan PPL mereka mendapatkan praktik yang baik dari sekolah dan ini menjadi bekal saat mereka menjadi guru," lanjut Ridwan.
Kegiatan pelatihan tiga hari ini dihadiri oleh 60 calon guru, mahasiswa (20 orang DPL, 20 Guru Pamong dari sekolah mitra Unsyiah dan UIN Ar-Raniry dan 20 orang mahasiswa sebagai praktikan) yang berasal dari FKIP Unsyiah dan Tarbiyah UIN Ar Raniry.
Dalam acara ini, para Dosen dan Guru Pamong, jelas Dr T Meldi Kesuma MPd, Spesialis Komunikasi USAID Prioritas Aceh, mendapatkan pelatihan menulis jurnal reflektif, melakukan konferensi pembimbingan mahasiswa, melakukan observasi sekolah dan ruang kelas, serta praktik pendampingan mengajar terbimbing dan mengajar mandiri dalam PPL dan penilaian PPL.
Mawardi SAg MPd, dosen UIN Ar Raniry, menjelaskan bahwa pelatihan yang dilakukan USAID PRIORITAS dapat menjadi refleksi dan acuan pelaksanaan kegiatan PPL, baik bagi Dosen maupun Guru Pamong. "Perlu ada pendampingan dan komitmen dari institusi sekolah dan LPTK untuk melihat apakah mahasiswa calon guru benar-benar melaksanakan yang sudah diterima dalam perkuliahan. PPL ini bukan hanya berguna bagi mahasiswa calon guru, tapi juga bagi sekolah karena mahasiswa mempraktikkan pembelajaran aktif terbaru dan belajar bersama guru pamong untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah," papar Mawardi.
Ana Mujriyanti SPd, guru pamong SDN 54 Banda Aceh, menjelaskan bahwa kegiatan pelatihan yang mempertemukan dosen dan guru menciptakan sebuah forum pertemuan informasi dan memberikan solusi aplikatif untuk masalah PPL yang dihadapi di lapangan. Menurut Ana, salah satu masalah yang sering terjadi di lapangan adalah mahasiswa praktikan kurang memahami teknik penggunaan media pembelajaran yang sesuai dengan materi.
"Melalui kegiatan ini, terjadi sharing antara DPL dan guru pamong yang memiliki scope kerja masing-masing. Selain itu, permasalahan yang dihadapi oleh LPTK dan sekolah bisa dipelajari dan saling berbagi untuk menyelesaikan masalah yang ada," pungkas Ana. []