Jika di antara kita, ada yang berpostur tinggi atau pendek, hitam atau putih, atau logat yang beragam, ini semua anugerah Allah agar kita saling membantu dan saling melengkapi.
Saat membuka Orientasi Pelopor Penguatan Moderasi Beragama (PMB), Kepala Kanwil Kementerian Agama Provinsi Aceh Drs H Azhri MSi menyatakan, "Saling menghargai dan memahami perbedaan juga pandangan yang berbeda ini, penting agar kita saling menguatkan satu sama lain."
Dalam sesi pembukaan acara, pagi Kamis, 25 April 2024, di aula kanwil, Azhari awali sambutan dengan mengutip satu ayat Alquran Surat Al-Hujurat ayat 13, "Hai manusia, Kami ciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling takwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal."
Dalam acara bertema 'Merawat Keberagaman Beragama dalam Bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia', Kakanwil ungkapkan, pentingnya merawat keberagaman, ini karena adanya keragaman dan keberagaman memang elemen yang hidup di Indonesia, sebagai anugerah Ilahi.
Kita di sini, punya tradisi masing-masing misalnya dalam mengembangkan dakwah, kita bisa sama-sama berperan, asal bisa saling memahami.
"Moderasi Beragama salah satu indikator kerukunan dan pembangunan keumatan," imbuh Kakanwil dalam pembukaan yang dihadiri Kabid PAI H Khairul Azhar SAg MSi dan Kabid Urais Dr H Mukhlis MPd, yang dua bidang ini miliki ribuan jajaran guru, pengawas, dan penyuluh, serta penghulu.
Pembukaan juga diikuti narasumber atau fasilitator, dan instruktur dari Rumah Moderasi UIN Ar-Raniry.
Dalam sambutannya, Azhari menyampaikan bahwa program moderasi beragama merupakan salah satu dari tujuh program prioritas Menteri Agama RI.
Jelas Kakanwil, ada empat indikator dalam moderasi beragama, yaitu komitmen kebangsaan, toleransi, anti kekerasan, dan akomodatif terhadap kebudayaan lokal.
Pertama, adanya komitmen berkebangsaan, dan tidak radikal dalam pemikiran dan bersikap.
Kedua, terjalinnya toleransi, saling menghargai perselisihan pandangan, bukan meyakini praktik ajaran kita saja yang benar, yang pihak lain amalkan salah. Sikap toleransi di sini, perlu dipertegas dengan saling menghormati agama lain dalam toleransi, dengan tetap jalankan ajaran masing-masing.
Ketiga, moderat itu tidak jalankan agama dengan kekerasan. Jadi, jalankan jalan tengah, bukan jalan wasathiyah, tapi jalan yang lembut dan amar makruflah yang dikedepankan.
Adaptatif dengan kearifan lokal, ini ciri moderat yang keempat.
Sementara dalam laporannya, Katim Kerukunan Umat Beragama (KUB) dan Organisasi Tata Laksana (Ortala) Kanwil Zulfahmi SAg MH sampaikan, tujuan acara empat hari ini, antara lain untuk meningkatkan peran semua pihak dalam menjaga toleransi. Demi kehidupan yang harmonis.
Kepesetaan orientasi, lanjut Katim, berasal dari Kanwil, Kakankemenag, Pokjaluh, Pokjawas, dan KKG Pendidikan Agama.
Setelah angkatan ke 7 hingga Ahad, 28 April 2024 ini, jelas Zulfahmi, akan lanjut angkatan ke 8.
"Kita Aceh dinilai konsisten dalam gelar orientasi, maka tahun ini juga ada acara yang sama di Kanwil pada Mei 2024. Sebelumnya, kita lanjut di Aceh Tengah pada akhir April, serta di Agara akhir Mei 2024," pungkasnya.[]