Bireuen (Humas)---Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kakanwil) Provinsi Aceh Dr H Iqbal SAg MAg, Kepala Bagian Tata Usaha (Kabag TU) Drs H Amiruddin MSi, Kepala Bidang Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren (Kabid PD Pontren) Drs H Maiyusri MA bersama jajaraan hadiri peringatan Hari Santri Nasional (HSN) ke-6, Kamis (22 Oktober 2020).
Bersama undangan, hadir bersama jajarannya Kepala Kantor Kementerian Agama (Kakankemenag) Bireuen Drs H Zulkifli MA, Kadis Dayah Aceh H Usamah El Madny SAg MAg, Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Aceh, Forkopimda Bireuen, dan para pimpinan dayah.
Upacara bendera yang diikuti virtual se-Aceh, on-air (daring) dari Halaman Pusat Perkantoran Kabupaten Bireuen, kawasan Cot Gapu, puncak peringatan hari jadi (milad) anak dayah ini.
Upacara ini sesi setelah tahapan persiapan, meeting, dan pematangan finishing, antara Kanwil Kemenag Aceh, Dinas Dayah Aceh, Dinas Syariat Islam (DSI), para Abu dan santri di dayah se Aceh, dan mitra kerja lainnya.
Termasuk pelaksana mata acara itu, sebagiannya kaum santri. Serta dibantu tim media online dan cetak, hingga sesi wawancara dan jamuan makan di Pendopo Bupati.
Inspektur Upacara (Irup) Bupati Bireuen Dr H Muzakkar A Gani MSi mewakili Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Aceh Ir H Nova Iriansyah MT mendeklarasikan Bireuen sebagai Kota Santri dalam peringatan HSN, awal bulan maulid, Rabi'ul Awal ini.
Dalam sambutannya Muzakkar mengatakan, alasan penetapan Bireuen sebagai Kota Santri tidak terlepas karena Bireuen merupakan daerah dengan pesantren terbanyak dengan jumlah santri mencapai 51 ribu orang.
"Terima kasih kepada Bapak Gubernur, Dinas Dayah, Dinas Syariat, dan Kantor Wilayah Kementerian Agama yang telah memilih Hari Santri di Bireuen. Semoga santri dapat meningkatkan ilmu pengetahuan,” katanya dalam sela-sela amanat upacara.
Setelah sesi upacara di bawah cuaca berawan, Irup dan undangan, juga para Abu Dayah diwawancarai awak media.
Di antara ulama setempat, yang juga sampaikan alasan pendeklarasian Bireuen sebagai Kota Santri, ada Tgk H Nuruzzahri atau yang akrab disapa Waled Nu. Waled mendukung dan mengapresiasi penobatan Bireuen sebagai Kota Santri.
Menurut Waled Nu, pimpinan satu dayah di Samalanga, Bireuen merupakan daerah yang menjadi pusat pembelajaran ilmu agama. Hal itu terbukti dari banyaknya jumlah dayah di kawasan tersebut.
"Karena di sini pusat pengajian, pesantren-pesantren ada di Bireuen. Dan di Bireuen banyak pelajar dari luar negeri, jadi wajar kalau penetapan Kota Santri," kata Waled Nu, yang juga Pengurus Himpunan Ulama Dayah Aceh (HUDA).
Di sisinya hadir sejumlah ulama, sekaligus pimpinan dayah, antara lain Tgk H Daud Hasbi, dan Abiya Anwar Kuta Krueng.
Usai pembacaan ikrar santri, Irup membacakan deklarasi Bireuen Kota Santri. Didampingi Kakanwil dan Kadis Dayah Aceh, naskah dan prasasti ditandatangani di halaman upacara.
Kanwil menyerahkan Surat Keputusan (SK) Kemenag tentang Izin Operasional Mahad Aly dan sertifikat penghargaan untuk tiga dayah dan Ma'had Aly.
Dayah penerima penghargaan tersebut yakni, Dayah Babussalam Al-Hanafiyah Matangkuli, Aceh Utara atas prestasi pesantren yang berbagi praktik baik sambut tahun ajaran baru 2020/2021 nasional pada kategori pembelajaran tatap muka.
Lalu ada Ma'had Aly Dayah Mudi Mesra Samalanga yang mendapatkan akreditasi A. Kemudian Pondok Pesantren Salafy (PPS) Ma'had Ta'limul Quran (Mataqu) Usman Bin Affan, Kota Lhokseumawe yang juga mendapat akreditasi A.
Acara diawali dengan pembacakaan Kalam Ilahi bersama Rifqi Yusaida, Juara I MTQ Tingkat Kabupaten Bireuen. Serta saritilawah Sultan Alfaiz, santri Dayah Al-Muslim Peusangan.
Group Shalawat Santri Dayah Ummul Quro Peusangan, lanjutkan Shalawat Badar. Setelah pembacaan Pancasila dan teks UUD 1945 dilanjutkan dengan Ikrar Santri NKRI.
Acara diakhiri doa, setelah nyanyian Mars Santri.
Selepas upacara dan foto bersama, masih dengan kain sarung, undangan jamuan makan di Pendopo Bupati.
Saat di Pendopo terekam satu momen penamaan Bireuen sebagai Kota Juang.
Deklarasi Bireuen sebagai Kota Santri lewat peringatan HSN ke-6, di Cot Gapu, maka akan menggenapkan julukan buat daerah penghasil keripik (kripep) pisang.
Jika lewati atau hadir ke Bireuen, memang oleh-oleh khas, termasuklah kripik pisang dan olahan pisang, nagasari berdaun hijau pisang. Kedai oleh-oleh ada di sepanjang jalan masuk dan dalam kota.
Setelah lebih 70 tahun berlakap Kota Juang. Bireuen mungkin bukan tempat sentral pada era jayanya kerajaan Aceh Darussalam dan Samudera Pase.
Namun Bireuen penting di masanya. Bireuen pernah menjadi ibukota RI ketiga, setelah jatuhnya Yogyakarta Ibukota RI yang kedua, kembali dikuasai penjajah Belanda. Takdir, Presiden Soekarno yang juga berada di sana saat itu, agak kacau-balau.
Akhirnya Soekarno memutuskan mengasingkan diri ke Bireuen pada Juni 1948, dengan pesawat udara khusus Dakota, yang dipiloti Teuku Iskandar. Replika Dakota ada di Blang Padang. Pesawat itu turun di lapangan Cot Gapu. Lokasi upacara pagi Kamis ini, Halaman Kantor Bupati, bertetanggaan dengan landasan itu. Juga dekat sekali sama Kantor Kementerian Agama (Kankemenag) Bireuen. [yyy]