Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh melalui Bidang Pendidikan Agama Islam (PAI) menggelar Sosialisasi Juknis Asesmen Sumatif Akhir Jenjang Mapel PAI dan Budi Pekerti 2024, di Lhokseumawe, Senin 26 Februari 2024.
Kegiatan ini dibuka oleh Kakankemenag Kota Lhokseumawe, Dr H Muhammad Amin MAg.
Turut dihadiri Kakankemenag Aceh utara, Kasubag Lhokseumawe bersama para kasi kabupaten/kota, FKG/KKG/MGMP dizona 4 ini.
Kabid PAI H Khairul Azhar SAg MSi menyatakan sangat mengharukan semua elemen sangat kompak untuk mensukseskan acara tersebut.
"Program mandatori dan keunggulan PAI sendiri, yang sudah diketahui bahwa pogram ini tidak berjalan tanpa penguatan bersama, juga khusus Kacabdin daerah juga hadir dengan mendukung kegiatan supaya berjalan dengan maksimal," ungkapnya.
Dikatakan Khairul Azhar, dulu ujian PAI, sekarang Asesmen untuk meme
beri pemahaman awal sehingga harapan kognitif, hingga praktiknya ditingkat provinsi dan daerah disurati agar berjalan asesmen ini di awal ujian sekolah.
Ia menjelaskan, UU NO 13 2024 mensertifikatkan produk halal, kita berharap tahun 2024 semuanya sudah memiliki sertifikat halal, dan sertifikatnya halal tahun ini.
Demikian juga, PPH (Pendamping Produk Halal) yang bertanggung jawab dengan sertifikat ini, dan kita berharap disamping penguatan Getba quran dengan ketuntasan Getba Qur'an.
"hakikatnya program getba terselesaikan ditahun 2024 ini
Penguatan Keunggulan dengan nama Mandum PAI, untuk penguatan
mulok tahun ini diakui 3 jam untuk tambahan jam yang sudah sertifikasi
sama-sama kita kuatkan barisan untuk keunggulan anak murid," sebutnya.
"Sehingga, Kemenag Aceh utara mengaungkan Waqaf produktif untuk kemaslahatan ummat, dan ini dukungan dan ujung tombak harapan pendidikan Agama Islam, tutupnya
Muhammad Amin mengawali sambutannya menyebutkan dengan kondisim guru P3K diperbatasan dengan Amal ma'ruf dan munkar, dengan kondisi anak murid keras dan pola pendidikan juga harus menyesuaikan.
Berbicara sumatif dengan ilmu agama dan sosial masyarakat dengan jauh dengan keagamaan harus ada metode baru untuk memecahkan ini masalah.
"Ketika dakwah tidak mudah diterima oleh anak dipelosok maupun dengan pemahaman agama yang minim, mau mendengar dan mengamalkan." Ucapnya.
Diharapkan penyusunan asesmen ini tidak hanya menyiapkan modul tapi lebih tersentuh dan teraplikasikan oleh anak didik. Makanan juga mempengaruhi dengan pola pikir dan sikap, makanan halal mempengaruhi dan ini sesuai dengan cetusan produk halal, dan bagian yang tidak bisa dipisahkan, sebutnya.[]