CARI
Rekomendasi Keywords:
  • Azhari
  • Kakanwil
  • Hari Santri
  • Halal
  • Islam
  • Madrasah
  • Pesantren

Berpagi-pagi ke Jumat Dapat Unta, Telat Dapat Telur

Image Description
Inmas Aceh
  • Penulis
  • Dilihat 9055
Sabtu, 27 Juni 2015
Featured Image

[Baiturrahman | Yakub]  Jika pagi Jumat tiba, dulu, kisah teungku kami (mungkin juga oleh ustadz anda), bapak-bapak di Aceh, tidak ke mana-mana lagi. Kaum laki-laki yang sudah baligh dan ber‘aqal, diingatkan tidak jauh-jauh lagi (tidak ke laut dan tak ke gunung), jika sudah tiba pagi Jumat, bahkan saling ingat-mengikatkan sejak Kamis kemarinnya.

Bapak yang sudah tua, memilih jalan kaki, biar banyak pahala dan hitung-hitung sebagai olah raga. Namun kakek-kakek tidak memborong jalan, sebagaimana cucunya di jalanan sekarang. Jika lebih telat sedikit, umumnya memilih mendayung ‘kereta angin’ saja.

Nabi menyinggung soal jalan kaki dan kenderaan, dalam HR Abu Dawud dan rawi lainnya, “Barangsiapa mandi pada hari Jumat, berangkat lebih awal (ke masjid), berjalan kaki dan tidak berkendaraan, mendekat kepada imam dan mendengarkan khutbahnya, dan tidak berbuat yang sia-sia, maka dari setiap langkah yang ditempuhnya dia akan mendapatkan pahala puasa dan qiyamulail setahun.

Assalamua’alaikum saling bersahutan, untuk jamaah Jumat yang jalan kaki. Juga saat pulangnya, wa’alaikum salam untuk yang dayung sepeda, dari yang jalan kaki.

Sesampai di masjid, bapak-bapak ada yang langsung masuk, shalat tahiyat dan dhuha, sebelum berzikir. Selebihnya ada yang bagi cerita dan ‘menghibur diri’ dan kawannya yang sudah tua. “Sakit apa… obat apa?" misalnya.

Selebihnya ada yang bersihkan ‘bulu lebat’ di wajah diri, ini juga alasan kenapa ayah-ayah bersegera ke masjid. Cukur jenggot, rapikan kumis sesama di samping masjid.

Namun, yang paling penting alasan kenapa bersegera ke masjid, seperti pagi Jumat (19/6) dan pagi Jumat (26/6) di Masjid Raya Baiturrahman (foto), ialah gapaian pahala itu. Moga tak banyak tujuan lain, jika ada itu tujuan sampingan.

Ada isyarat hadits, dari Imam Bukhari dan selainnya, bahwa barangsiapa mandi shubuh hari Jumat seperti mandi janabat, kemudian berangkat ke masjid (masuk bukan berleha di warung sebelah masjid) maka seolah-olah ia berkurban seekor unta, dengan kata lain, ‘datang cepat dapat pahala saboh unta’.

Barangsiapa yang berangkat pada saat yang kedua maka seolah-olah ia berkurban seekor sapi. Barangsiapa berangkat pada saat yang ketiga maka seolah-olah ia berkurban seekor kambing yang dewasa. Barangsiapa yang berangkat pada waktu yang keempat maka seolah-olah ia berkurban seekor ayam.

Dan barangsiapa yang berangkat pada saat yang kelima maka seolah-olah ia berkurban sebutir telur. Maka apabila imam telah keluar maka para malaikat hadir untuk mendengarkan khutbah.

Di antara keutamaan bersegera mendatangi shalat Jum’at di awal waktu, antara lain adalah dicatat dalam buku catatan malaikat. “Jika imam (khatib) telah keluar (naik ke mimbar), maka buku catatan para malaikat ditutup,” (HR An-Nasai dan lainnya).

Fadhilah lain, ia mendapat keutamaan seperti berkurban seekor unta berbanding sebutir telur, Yang lebih hebat lagi ialah Jumat sebagai hari Raya kaum Muslim, per pekan.

Dalam sebuah riwayat yang ditulis oleh Abu Ubaidah Masyhur bin Hasan dijelaskan bahwa sesungguhnya pada abad-abad pertama Islam, hari Jumat itu disambut seperti layaknya hari raya bagi kaum muslimin. Yang pagi hari setelah terbit fajar, jalan-jalan sudah ramai dengan orang-orang yang berpakaian bagus, memakai wangi-wangian, dan mereka bergegas menuju masjid.“Mereka berjalan menuju masjid jami’ seperti halnya hari raya, hingga akhirnya kebiasaan itu hilang.”

Lalu dikatakan, “Bid’ah pertama yang dilakukan dalam Islam adalah tidak berangkat pagi-pagi menuju masjid.” (Abu Syamah seperti dikutif Abu Ubaidah Masyhur bin Hasan dalam Akhtha’ al Mushalliin).

Namun, sunnah berpagi-pagi itu, kini hilang meskipun oleh kita yang memekik ‘kami Ahlussunnah dan ‘kami Syafi’iyah‘. Baru berpagi-pagi ke masjid jika ada kepentingan, ada bulukat dan makan nazar (di masjid keuramat), atau ‘aqad-nikah saudara (usai itu, pulang dan balik lagi jelang azan Jumat). Dikasih unta, kita minta telur! Nah….

[foto direkam pukul 09.20 WIB, Jumat 26 Juni]

Tags: #
Tentang
Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh adalah unit vertikal Kementerian Agama di provinsi dan membawahi beberapa kantor kementerian agama di kabupaten dan kota.
Alamat
Jalan Tgk. Abu Lam U No. 9 Banda Aceh 23242
Lainnya
Media Sosial
© 2023 Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh
Oleh : Humas Kanwil Aceh