Banda Aceh-KemenagNews (29/7/2013) Sungguh, kita dekat sekali dengan Allah (QS. Al-Baqarah 186), Allah yang mengirimkan Al-Quran sebagaimana kalimat awal Al-Quran (QS. Al-Fatihah), untuk kita insan ini (QS. An-Nas), dan di tengah-tengahnya Allah ajarkan dengan cara berlemah-lembut (walyatalaththaf) (QS. Al-Kahfi). Jalankan Al-Quran dengan berlemah-lembut, jalani keseharian dengan sikap 'waspada' dan 'hati-hati', dan lemah lembut. Makanya, kita memohon pun pada Allah langsung dan banyak di bulan Ramadhan, juga berdoa di sela-sela membaca Al-Quran, yang Kitab Suci itu turun di bulan ini (QS. Al-Baqarah 185). Bahwa Allah menerima semua doa hamba, jika kita yakin doa kita Allah terima. Jika kita sendiri meragukannya, maka Allah juga menolak doa kita. Sebab Allah berada dalam sangkaan hamba."Kadangkala Allah tunai dan langsung menerima pintaan hamba. Mungkin Allah kompensasikan dalam bentuk lain di dunai. Atau Allah wujudkan dalam bentuk pahala di akhirat. Jadi silakan minta apa pun hajat dunia misalnya mobil, rumah, jodoh, nilai, dan anak. Tetapi jangan alpa minta mehon juga ampun dosa diri dan keluarga serta muslimin dan muslimat, minta ridha, surga, husnul khatimah, terhindar fitnah qubur, azabnya, neraka, dan seterusnya," ajak Muhammad Yakub Yahya, M.Ag, staf Humas dalam ceramah Ramadhan malam ke 19 (27/7) di Masjid As-Sajidin Dolog."Rahasia diterima doa, ada rasa khauf (cemas) dan raja' (harap), harap-harap cemas, yakin dan tulus, serta doakan juga untuk saudara lainnya. Jika mahasiswa ingin nilai tinggi, doakan juga buat kawan lainnya. Jika ingin jodoh baik dan segera kawin, doakan juga untuk rekan lain yang mau nikah. Jika ingin momongan, doakan juga untuk tetangga lain yang ingin putra-putri. Dan jika mau karir, doakan juga buat atasan dan bawahan kita apa yang kia maukan," sambung Yakub, di hadapan ratusan jamaah, yang rata-rata memang anak muda, sebab memang Masjid Dolog di samping DPRA itu, disebut tempat yang strategis, dekan kota, dan tarawihnya 'kilat', tak lama sekali. Sementara itu, dalam ceramah malam ke 20 di Masjid Al-Hasyimiyah (Masjid Puteh), Lamnyong Darussalam, Yakub yang juga Direktur TPQ Plus Baiturrahman, sampaikan soal makna Lailatul Qadar. "Di beberapa masjid dan penceramahnya membahas malam agung ini di awal puasa, sebab kita tidak tahu kapan malam qadar datang, bisa-bisa malam awal puasa. Beruntunglan dia yang taat dan ibadah di 10 awal puasa. Umumnya ulama 'mempersempit' malam itu, di ujung Ramadhan saja (10 terakhir), dan dikhususkan lagi, di malam-malam ganjil. Turun Al-Quran saja malam Qadar, tapi Nuzulul Quran kita peringati 17 Ramadhan. Jadi, di sini ada beragam pendapat," jelas Yakub. Malam Qadar milik semua orang, dan malam itu akan menemui orang yang taat dan manfaatkan malam-malam mulia, sejak awal hingga takbiran. Jadi prorfesi apa pun memungkinkan Allah beri fadhilah 'lebih baik dari 1000 bulan'."Ada kekeliruan isi ceramah Lailatul Qadar, menurut saya, bahwa amal/kerja yang diafdhalkan (dilebihkan) atau lebih baik dari 1000 bulan (khairum min alfi syahrin), bukan hanya shalat, i'tikaf, tadarus, dzikir, dan lainnya, yang mungkin penceramah hanya menyebut cuma lima atau enam. Sungguh malang nasib hamba Allah yang tak sempat amal demikian di malam itu, padahal ia juga ibadah. Ibadah dalam makna luas, kerja mulia, amal kemanusiaan, tulus dan benar kerjanya. Padahal ada hamba Allah yang beribadah malam Ramadhan, dan kemungkinan kena malam Qadar, mungkin dia sopir, dokter, perawat, aparat keamanan, sekuriti, operator bandara dan telepon, penyiar, juru parir, dan pembantu rumah, yang gara-gara dia, orang aman beribadah," tabhah Yakub di masjid yang dekat dengan Fatih School (sekolah Turki anak perempuan) itu."Jadi, jika ibu-ibu rumah tangga tulus bangun, lalu mencincang tomat, gulai, dan memasak, dan amal itu kena pada malam Qadar, itu masya Allah, lebih baik amalnya dari memasak 1000 bulan. Demikian juga bapak yang bangun tulus membikin susu anaknya atau yang ganti pampers bayi, atau bahkan yang beribadah dengan istri, satpan jaga keamanan, dan seterusnya, akan dapat juga fadhilah Qadar, menurut saya," jelas Yakub lagi Al-Quran Memang Beda Sementara itu Drs. H. Rusdy, Kasi Pondok Pasantren Bidang Pendidikan Diniyah dan Pontren, dalam ceramah ba'da zhuhur di Mushalla Al-Ikhlash Kanwil (29/7), ajak jajaran Kanwil dan umat Islam baca Al-Quran."Jangan sampai kita lebih banyak membaca koran daripada Al-Quran. Al-Quran turun bulan Ramadhan, maka banyak menelaahnya di Bulan Suci ini. Ada beberapa perbedaan, antara Al-Quran dan koran, di antaranya: Pertama, Al-Quran turun dari Allah lewat Jibril untuk Rasulullah; sedangkan koran, banyak sumber dari iblis dan setan. Kedua, Al-Quran berpahala kita membacaya; sedangkan koran belum tentu. Ketiga, Al-Quran membawa barakah dan maslahah dunia akhirat, sedangkan koran bisa mencelakakan dengan beritanya. Keempat, Al-Quran berisi ayat-ayat mulia semua; sedangkan koran berisi baik dan kejahatan, bahkan lebih banyak kejahatannya," jelas Ustadz Rusdy, di hadapan jamaah zhuhur, termasuk Kakanwil Kemenag. [amwar]
Tentang Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh adalah unit vertikal Kementerian Agama di provinsi dan membawahi beberapa kantor kementerian agama di kabupaten dan kota. Alamat Jalan Tgk. Abu Lam U No. 9 Banda Aceh 23242