[Karang Baru / Muhammad Sofyan] Tari Melayu “Legenda Batu Belah Batu Betangkup” yang dipersembahkan oleh Sanggar Seni Rentak Budaya dari Batu Bara ikut memeriahkan “Gebyar Melayu Serumpun” yang digelar oleh Majelis Adat Aceh (MAA) Tamiang di lapangan depan Tribun Kantor Bupati Aceh Tamiang pada malam kedua Selasa (20/9). Sanggar Seni Rentak Budaya merupakan sanggar seni binaan Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Batu Bara.
Tari Legenda “Batu Belah Batu Betangkup” merupakan tari dengan unsur Theaterikal yang mengisahkan cerita rakyat dari pesisir pantai. Alur ceritanya mengekspos emosional, kemarahan, kekecewaan, dan penyesalan yang mendalam yang akhirnya mengandung pesan-pesan moral kepada anak-anak kita untuk memelihara sifat peduli sesama saling menghargai dan menghormati serta selalu taat dan patuh kepada orang tua.
Alkisah diceritakan secara turun temurun, hiduplah seorang wanita dengan dua orang anaknya satu laki-laki satu perempuan. Diawal cerita kehidupan mereka damai dan bahagia, namun di suatu saat sang anak melanggar perintah dan amanah ibunya, membuat sang ibu (emak) kecewa dan melakukan pemujaan kepada sebuah batu yang bernama “Batu Belah Batu Betangkup” (batu itu dapat membelah dan menelan orang yang ada di sisinya kemudian menutup kembali), meminta agar “Batu Belah Batu Betangkup” mau menelan dirinya.
Permintaannya didengarkan dan “Batu Belah Batu Betangkup” membelah dan menelan wanita itu. Kedua anaknya yang mendengar dan melihat emaknya ditelan “Batu Belah Batu Betangkup” menyesali perbuatan mereka yang mengecewakan emaknya memohon kepada “Batu Belah Batu Betangkup” melepaskan emak mereka tapi sudah terlambat dan tak bisa keluar lagi.