[Banda Aceh | Yakub/Akhyar] Ujung bulan Maret, usai zhuhur Selasa (31/3), Dirjen PHU (Penyelenggaran Haji dan Umrah) Kemenag RI, H Abdul Djamil, melantik Pejabat UPT Eselon III b dan Eselon IV b pada Asrama Haji se-Indonesia, di Gedung Kemenag Lapangan Banteng, Jakarta Pusat.
Hadir dalam pelantikan tersebut, semua pejabat eselon II Ditjen PHU, Kabiro Kepegawaian Mahsusi, serta Kakanwil Kemenag Provinsi DKI Jakarta dan Provinsi Jatim.
Usai melantik Dirjen sampaikan, “Dengan beradanya bapak/ibu di sini, maka, pengelolaan asrama haji, kini berada di tangan bapak/ibu semua. Silahkan, tawarkan asrama haji ke masyarakat luas. Tapi, dengan catatan, harus dipertanggungjawabkan administrasinya, sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.”
Djamil melihat, Asrama Haji diijinkan merevitalisasi dirinya sendiri, sebatas tidak melenceng dari aturan yang ditetapkan. Menurutnya, dalam mengelola asrama haji, akan ada tantangan dan peluang.
Ke depan, mantan rektor IAIN Semarang ini berharap asrama haji mampu menjadi bagian dari aktivitas untuk memperoleh pendapatan negara bukan pajak.
Dikatakan Djamil, pelantikan para pejabat eselon 3 dan 4 pada UPT Asrama Haji ini menandai era baru pengelolaan asrama haji di seluruh wilayah Indonesia, utamanya asrama haji yang telah direvitalisasi oleh Pemerintah.
Meski demikian, Djamil mengingatkan, bahwa kualitas pelayanan Asrama untuk para jamaah haji, tetap prioritas.
“Asrama haji adalah tulang punggung dalam proses embarkasi dah debarkasi jamaah haji kita. Dan mau tidak mau, di samping kualitas fisik lebih baik, maka pelayanan harus lebih baik. Aspek-aspek seperti Akomodasi, Sanitasi, pelayanan yang ramah dan lain sebagainya harus prioritas,” tegas Djamil dalam pelantikan.
Revitalisasi asrama haji, lanjut Djamil, menghabiskan dana yang cukup besar.
Untuk itu, harus dibarengi dengan sebuah pemenuhan amanah yang serius dan komprehensif. Ke depan, guru besar IAIN Walisongo ini meminta kerja keras pengelola asrama haji agar stigma bahwa asrama haji adalah tempat pelayanan ala kadarnya hilang.
“Sekarang lah, saatnya kita berubah dengan memberikan yang terbaik, dan meningkatkan kualitas layanan, baik kepada jamaah haji, maupun kepada masyarakat umum yang memanfaatkan asrama haji. Selamat bertugas, dan pergunakan amanah ini dengan sebaik-baiknya,” pesan Djamil serius.
Kini Asrama Haji Aceh juga jadi salah satu UPT (Unit Pelaksana Teknis). Dan yang dilantik jadi Kepala UPT Asrama Haji Aceh, kemarin ialah Drs H Taufik Abdullah, mantan Kakankemenag Kota Sabang dan sekaligus mantan Kakankemenag Kota Lhokseumawe. Sebelum Kakankemenag, H Taufik juga Kabag TU Kanwil.
H Taufik dilantik bersamaan dengan eselon IV lainnya, termasuk H Abdur Rani SH, sebelumnya staf di Bidang PHU Kanwil Kemenag Aceh.
Sebelumnya, dalam rapat evaluasi haji, Kakanwil Kementerian Agama Aceh, disampaikan, bahwa Asrama Haji telah menjadi UPT, sesuai dengan Peraturan Menteri Agama (PMA) No. 44 Tahun 2014.
Saa itu, masih Kakanwil Drs H Ibnu Sa’dan MPd, menjelaskan bahwa tidak lanjut dari PMA tersebut adalah asrama haji memiliki struktur tersendiri yang dipimpin oleh pejabat eselon III b dan dibantu 2 orang Kasi eselon IV b.
Dengan jadinya asrama haji menjadi UPT asrama haji tidak lagi di bawah Bidang Haji dan diharapkan pelayanan bagi jamaah dan sarana dan prasarana akan lebih baik lagi di masa yang akan datang.
Asrama Haji, Alternatif Lokasi Rapat
Kembali ke Jakarta, dalam pelantikan kemarin, lanjut Abdul Djamil, Dirjen PHU, ia melihat bahwa kebijakan Pemerintah Pusat yang melarang PNS untuk menyelenggarakan rapat, seminar dan lokakarya di Hotel, merupakan peluang yang bisa ditangkap oleh Unit Pelaksana Teknis (UPT) Asrama Haji untuk menawarkan Asrama Haji sebagai alternatif solusi.
“Asrama Haji bisa menjadi tempat alternatif penyelenggaraan rapat, seminar dan lain sebagainya karena Asrama Haji kini lebih, sejalan dengan usaha Pemerintah yang merevilitasi Asrama Haji,” terang Djamil.
Transit
Dalam rapat evaluasi dulu itu juga, General Manager branc Banda Aceh Nano Setiawan mengatakan bahwa secara keseluruhan penerbangan jamaah haji sebelumnya, berjalan sukses, moga juga tahun ini.
Bahwa tahun ini tidak hanya jamaah haji Aceh saja yang menjadi tanggungjawab Garuda Indonesia. Namun juga pesawat yang transit (technical landing) dari Lombok dan Banjar Masin.
Tahun 2015 ini tambah pak Nano, insya Allah Bandara SIM akan di singgahi pesawat haji untuk “ technical Landing” dari embarkasi Solo Jawa Tengah yang berjumlah 71 kloter. [inmas]
[foto: drs h taufik abdullah saat masih kakankemenag kota lhokseumawe, di shaf tiga (kanan), atau belakang kabid urasi binsyar drs h hamdan ma dan kabag tu h habib badaruddin ssos, saat penutupan porseni di masjid agung bireuen, 14 agustus 2014; foto: yakub]