Banda Aceh (Yakub) --- Dari Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda (SIM) Blang Bintang Aceh Besar, pesawat Garuda Indonesia membawa sekitar 393 jemaah ke Jeddah, sejak kloter 1 pada Rabu (16/8). Sekembali dari Jeddah, biasanya "burung besi putih" itu, lebih ringan. Sebab saat lintasi langit Asia dan Samudera Indonesi, ia tidak diisi oleh jemaah lagi.

Namun dalam bagasinya dipenuhi oleh paket kargo, misalnya kemasan air zam zam. Usai diturunkan di terminal kargo, zam zam milik jemaah, dipastikan aman dan diangkut ke asrama haji. Packing putih itu dibawa ke asrama bersam dua mobil kuning tua, yang bertuliskan Paket Pos, seusai mengantar tas jemaah sebelumnya.

Di Asrama Haji Aceh, zam zam dititip di gedung Raudhah. Sampai tiba gilirannya dibagi untuk tiap jemaah, yang untuk kloter 1 akan tiba pada 25 September, lebih sebulan lagi.

Saat ketibaan siang Ahad (20/8) misalnya, mobil diterima tim perbekalan, dukomen, kesekretariatan dari jajaran PPIH dan PPPIH Embarkasi Aceh. Ada antara lain H Saifuddin SE, Dedi Satria Hasma SE, Darwin SE, Austiar, H Zainal Arifin, dan Ns Gusti SKep. Sementarai di aula Jeddah sedang ada pelepasan Kloter 5, sore Ahad 27 Dzulqaidahitu.

Sejak musim haji 2015, berat air zam zam yang diperkenankan dibawa pulang oleh setiap jemaah, 5 liter. Sebelumnya bisa dibawa serta sebanyak 10 liter, per jemaah.  Sama halnya bagi jemaah umrah.

Saat masih bisa dibawa zam zam ke tanah air sebanyak 10 liter, jemaah umrah yang dikoordinir travelnya biasa bisa membelinya dalam kemasan sampai SAR 30 (Tiga Puluh Riyal Arab Saudi), sekitar Rp 100 ribu. Saat dibatasi sejak dua tahun lalu, hanya bisa membeli dalam kemasan sebanyak SAR 10 (Sepuluh Riyal Arab Saudi), setara dengan Rp 36 ribu.

Namun kini kebijakan baru soal zam zam mesti diikuti jemaah. Sejak ada aturan, air zam zam tidak boleh dibawa pulang bersamaan dengan jemaah haji, air serba guna yang ada napak tilas dengan Nabi Ibrahim, Ismail, dan Hajar ini,  duluan dikirim via Garuda Indonesia lewat bandara setempat. []