CARI
Rekomendasi Keywords:
  • Azhari
  • Kakanwil
  • Hari Santri
  • Halal
  • Islam
  • Madrasah
  • Pesantren

Aduhai Fadhilah Tarawih Malam Keempat dan Kelima, Teliti Dalil Berkali-kali

Image Description
Inmas Aceh
  • Penulis
  • Dilihat 24946
Rabu, 2 Juli 2014
Featured Image

[Banda Aceh | Muhammad Yakub Yahya]  Jika pada malam keempat (1/7), dalam ‘hadits’ Nabi itu dikatakan, pahala pelaku shalat tarawih, akan memperoleh pahala seperti pahala membaca Taurat, Injil, Zabur, dan Al-Furqan (Al-Qur’an), maka pada  malam kelima (2/7), Allah Taala memberikan pahala seperti pahala orang yang shalat di Masjid al-Haram, masjid Madinah, dan Masjid al-Aqsha. Masya Allah…. semakin berminat orang berlama-lama, dan berbanyak-banyak rakaat tarawih.

Sebab, demikian ‘fadhilah tarawih’ yang populer dibaca orang, akan ‘hadits masyhur’  ini dari kitab Durratun Nashihin, halaman 16 – 17, karya Syaikh al-Khubawi…. Benar tidak, wallahu a’lam.

Memang derajat ‘hadits’ fadhilah tarawih (dari Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu yang berkata bahwa Nabi SAW, pernah ditanyai tentang keutamaan Shalat Tarawih dan Rasul memberi jawaban lengkap dengan jawabannya itu), dianggap maudhu’ (palsu) oleh sebagian ulama, dan ulama hadis. Namun yang demikian ‘aduhai’ itulah, yang sangat digandrungi oleh ‘abid (hamba), sang pengejar ‘pahala’ semata, yang bisa saja dicap masih ‘awam’!

Kita maklumi memang, masih zamannya, masih banyaknya di antara kita, yang sulit akan rajin ibadah, tanpa diiming-imingkan pahala dan ditakut-takuti dosa. Namun, ini level paling rendahan, level ‘pedagang’ bukan? 

Sebab jika dilacak dalam kitab hadits, menurut peneliti hadits, tak ditemukan ‘hadits fadhilah’ itu. Sama halnya, banyak kelebihan suatu ibadah, hanya didapati dalam kitab karya ulama tertentu, yang harus dipahami oleh pembaca untuk siapa, dalam konteks apa, dan kapan kitab itu disusun.

“’Ibadah sederhana’ bisa-bisanya berfadhilah bisa luar biasa,” kritik pakar hadits, soal hebatnya pahala tarawih, yang Nabi SAW sendiri tak pernah menyabdakannya.

“Saya melihat umat malas mengaji, maka saya bilang fadhilah ayat dan surat ini begini dan begitu, sebagai hadits, padahal bukan, untuk memotivasi jamaahnya rajin mengaji,” jawab seorang ulama saat ditanyai, kenapa berani mengatakan itu ‘hadits’ (padahal cuma ‘konon’ dan ‘katanya’), atas fadhilah ayat-surat Al-Qur'an yang tak ada sumber dari Nabi SAW?  Memang ada beberapa ayat dan surat, ada haditsnya.

Makanya Rektor UIN Ar-Ranairy, Prof Dr H Farid Wajdi Ibrahim MA, dalam ceramah Ramadhan malam kelima, di Masjid Raya Baiturrahman, dalam tema “Menjaga Lidah”, mengajak kita untuk melihat, mendengar, dan meneliti dua kali,  berkali, dan mengatakan cukup sekali. Teliti dan amati apa pun berulang kali, baru omong sekali.

Sebab Allah menjadikan kita, dua mata, dua telinga, dua lobang hidung, dan satu mulut. Termasuk meneliti sumber sebuah dalil, sebelum menyampaikannya pada orang lain, apalagi terlalu jauh dikutip oleh peneramah, dan dibumbui dengan lelucon yang membahakkan pendegar, cukok pruet-pruet geukhem.

Sambung Prof, apalagi orang Aceh ini, yang mungkin piawai dalam ‘berbohong’, ‘mengulas kata’, berdebat pada hal yang sunat, dan abai pada hal yang wajib. Maka dengan Ramadhan kita diajak jujur berkata, lisan kita jaga, sebelum saat mulut dikunci (akhirat).

“Kenapa dikunci dan indera lain yang bersaksi? Sebab, jika tidak dia akan kembali berdusta, seperti didunia.  []

Tags: #
Tentang
Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh adalah unit vertikal Kementerian Agama di provinsi dan membawahi beberapa kantor kementerian agama di kabupaten dan kota.
Alamat
Jalan Tgk. Abu Lam U No. 9 Banda Aceh 23242
Lainnya
Media Sosial
© 2023 Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh
Oleh : Humas Kanwil Aceh