CARI
Rekomendasi Keywords:
  • Azhari
  • Kakanwil
  • Hari Santri
  • Halal
  • Islam
  • Madrasah
  • Pesantren

24 Langkah Bahagia, dengan Menelusuri Ayat-ayat Haji

Image Description
Inmas Aceh
  • Penulis
  • Dilihat 472
Jumat, 12 Oktober 2012
Featured Image
Banda Aceh-KemenagNews (12/10/2012) Khutbah Jumat di akhir Dzulqa’idah (jelang Dzulhijjah) ini, sebagian khatib mengupas seputar haji dan kesiapan qurban. Dalam sebuah khutbah Jumat (12/10) di Masjid Tanjung Selamat, Darussalam, salah satu khatib dari Kanwil Kemenag Aceh, mengupas konsep bahagia yang diisyaratkan ayat-ayat suci Alquran, yang berhubungan dengan haji. Ayat haji dalam Alquran, ada dalam banyak surat dan ayat (misalnya QS. Al Hajj, Ali Imran, Ash Shaffat, dan Al-Baqarah).“Jika dalam QS. Al-Baqarah ayat 201, Allah mengajarkan kita agar selalu berdoa, dalam dhamir (kata ganti orang) jamak, untuk diri dan saudara kita, “Rabbanaa aatinaa fiddun-yaa hasanah wafil-aakhirati hasanah waqinaa ‘azaabannaar (Ya Allah, beri kami baik/bahagia di dunia dan bahagia di akhirat, serta jauhi kami dari azab neraka),” maka sebagaimana muatan ‘Doa sapu jagat’ itu, ada beragam kiat dan kaifiyat (cara), untuk bahagia, dan itu ada dalam ayat sebelum dan sesudahnya,” jelas Muhammad Yakub Yahya, khatib di masjid pada kawasan tiga kampus (Unsyiah, IAIN, dan STAI Tgk. Chik Pante Kulu), Kopelma itu.Muhammad Yakub, staf pada Hukmas dan KUB Kanwil Kemenag Aceh, melanjutkan, “Konsep bahagia seperti anjuran dalam ayat-ayat haji sebelum ayat “Rabbanaa aatinaa…” itu, antara lain: (1). kita hindari rafats (suka bicara kotor dan banyak omong, `cang panah` atau `poh beurakah`); (2). enyahkan fusuq (fasik atau durhaka, melawan aturan, atau membangkang); (3). tak suka jidal (senang berdebat kusir, tak mau mengalah), baik di Tanah Suci maupun di Tanah Air, itu pantangan dalam QS. Al-Baqarah ayat 197.”“Selanjutnya (masih ayat 197 QS. Al-Baqarah), untuk sa’adah (bahagia): (4). mari selalu taubat, sebagai modal dan bekal, sebagai ciri insan yang beradab/berakal/ulul albab; (5). usahakan ada pekerjaan/aktivitas, cari kurnia-Nya, jangan menganggur; (6). serta tidak mengharamkan yang halal sebagaimana kebolehan mengais rezeki di musim haji, yang dinilai berdosa (haram) oleh kalangan Arab sebelum turun ayat 198 ini," lanjutnya. "Dalam ayat ke 199 (7). bersatulah bersama kelompok sosial, jangan asosial atau kayak alien saja di balik rumah, `keumarom`; (8). senang memaafkan serta banyak istighfar, sebab Allah Maha Pengampun," ulasnya."Terus, (9). senantiasa berzikir saat siang dan malam, (10). jangan lebih banyak bicara bab-bab duniawi, daripada berzikir dan daripada bicara yang baik; (11). misalnya suka memuji nenek moyang sebagaimana tabiat orang Arab dulu; dan (12). jangan hanya minta senang di dunia, jangan picik untuk senang dalam jangka pendek, sejauh dunia saja (ayat 200); tapi (13). mari minta atau bervisi jauh ke akhirat juga (ayat 201)” jelas Muhammad Yakub, pengelola Majalah Santunan Kanwil Kemanag itu.“Seterusnya, dalam ayat setelah ayat 201 (ayat yang ada ‘Doa bahagia dunia dan akhirat’), Allah ajarkan kiat bahagia, yakni: (14). rajin bersyukur (membalas/meberi hak orang) dan lapang dada, sebagaimana Allah Maha Luas/Lapang Perhitungan-Nya (ayat 202); (15). kembali perbanyak zikir, tak hanya pada musim takbiran, tapi sepanjang bulan; (16). tak baik banyak berselisih (misal soal nafar awal dan nafar tsanai dalam haji), atau soalan lainnya (ayat 203)," sambungnya.Yakub, Direktur TPQ Plus lanjutkan khutbah singkat, "Yang ke (17). jangan asyik rawat penampilan lahir (body), yang bikin takjub/kagum/terpesona orang lain; (18). padahal batin/hati kotor dan gersang/pembangkang, lupa dipenuhi kebutuhannya (misal dengan ilmu, zikir, tilawah, shalat) (ayat 204); (19). jangan berjalan angkuh dan tak merusak lingkungan (ayat 205); (20). serta jangan tampik ajakan untuk kebajikan dan pembangunan (ayat 206); (21). tapi mari cari ridha Allah, ikhlas beramal, sebagaimana Allah Pemurah pada kita, tanpa mengharap imbalan (ayat 207); (22). Mari masuk Islam secara kaffah/paripurna, dalam semua aspek; (23). serta jangan ikuti sistem setan dan saudaranya; (24). sebab mereka musuh bersama, yang wajib kita ikrar dan perlakukan sebagai musuh, bukan kawan sejati (ayat 208 QS. Al-Baqarah),” jelas Muhammad Yakub lagi. “Atas dasar itu semua, dalam rangka penerapan syari’at Islam secara kaffah, yang lebih intensif lagi, maka diperlukan suatu komitmen yang kuat untuk menjadikan sekolah sebagai sistem pendidikan yang Islami di bumi Aceh tercinta ini dengan menambah jam pelajaran agama setara madrasah baik untuk tingkat pendidikan dasar maupun menengah serta mewajibkan mampu baca Alqur’an pada semua jenjang, terutama dasar dan menengah. Sudah saatnya di era Aceh baru sekarang ini untuk menjadikan Dayah, Madrasah dan Sekolah sebagai tri pusat pendidikan formal, yang Islami, unggul dan berkualitas di Aceh yang kita cintai ini,” pungkas Khutbah Jumat Prof, DR. Tgk. H. Warul Walidin Ak, MA, Dosen IAIN Ar-Raniry dan Ketua MPD Aceh, di Masjid Raya Bauiturrahman, dalam tajuk khutbah, “Cara Terbaik Menanam Aqidah bagi Remaja,” [fadhlan mursal/yyy](Ket. foto: khatib dalam salah satu acara yang digelar Subbag Hukmas dan KUB, April 2012)
Tentang
Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh adalah unit vertikal Kementerian Agama di provinsi dan membawahi beberapa kantor kementerian agama di kabupaten dan kota.
Alamat
Jalan Tgk. Abu Lam U No. 9 Banda Aceh 23242
Lainnya
Media Sosial
© 2023 Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh
Oleh : Humas Kanwil Aceh