CARI
Rekomendasi Keywords:
  • Azhari
  • Kakanwil
  • Hari Santri
  • Halal
  • Islam
  • Madrasah
  • Pesantren

`Cukup, Setan telah Mati`

Image Description
Inmas Aceh
  • Penulis
  • Dilihat 300
Kamis, 1 Oktober 2015
Featured Image

[Banda Aceh | Yakub]  Zaki anak patuh dan rajin. Ia juga berbaju ihram, begitu masuk ‘Arafah’. Ia murid salah satu TK di Aceh Besar yang ikut ‘Manasik Haji PAUD/TK 2015’ di Asrama Haji Aceh, Rabu (30/9). Seusai ikuti ‘rukun’ dan ‘wajib’ haji, di Embarkasi Haji, yang dibuka Kakanwil Kementerian Agara Aceh Drs HM Daud Pakeh, ‘jamaah’ kedua gelombang dalam 60 ‘kloter’ pulang.

Pulang juga Zaki dan kawan ‘sekloter’nya, ke rumah sore, dari TK, seusai dari ‘Makkah’. Dia tidur pulas, lelah dan seharian siangnya kepanasan di ‘Arafah’.

Manasik haji digelar Kanwil Kemenag bersama elemen lainnya, seperti Disdik Aceh, IGRA, BKPRMI, dan brigadenya. Bis ambulance Puskesmas Jeulingke stand by depan Muzdalifah.

Jelang ayam berkokok, ia terbangun, lalu ke kamar mandi. Dia mimpi semalam, ada bayangan dalam buaiannya. Namun, dasar bunga tidur, mimpi anak bungsu itu, tak bisa digambarkan, tidak disave, tak tersimpan dalam memori, begitu ia bangun.

Di ruang tamu, Zaki berdiri, melihat `ka’bah` di samping nama ‘aulia tujuh’, di rumah semipermanennya. Ia teringat saat manasik, usai ‘jamaah’ dari Arafah, yang ‘khutbah’nya dipimpin Direktur LPTKABKPRMI Aceh Ust Azhar, rombongan ke Muzdalifah. Lalu Mabit (berhenti) sejenak, sebentar, lanjutkan ke Mina. Mabit sebentar sebelum lempar jamarah ula dan wustha, serta ‘aqabah

Saat pelembaran, dengan batu yang memang dibawa dari TK, anak bersemangat, dan mau habiskan puluhan kerikil itu. Jika kelamaan, dan lakukan kayak haji benaran, maka bisa berhari-hari. Jadi thawaf,sa’i dan lainnya, dilakukan menurut kemampuan anak, asal pembimbing ajarkan, yang semestinya, sambilan anak melakukannya.

Maka lemparan pun sekadar saja. Apalagi di belakan tembok pagar asrama, ada perumahan warga Gampong Lampineung (Kota Baru, Syiah Kuala). “Jangan ketinggian lemparnya, nanti jatuh ke atap orang, dikira nanti hujan batu,” kata Ust Ridha, panitia, dalam seruannya, di teras ‘Jeddah’. Pelemparan batu di samping Misfalah, ruang makan jamaah.

“Cukup, cukup, cukup lemparnya, simpan batu untuk besok. Cukup, cukup, cukup, setan telah mati,” kata ustadz pendamping lemparan.

Zaki bertanya, “Jika memang setan mati, yang goda saya dalam tidur tadi siapa?” Namun ia tahu, maksud ustadz dalam manasik, setan belum mati, mungkin sudah lari. Setan dan jamarah ialah simbol perlawanan Nabi Ibrahim dan anaknya saat ingin menggagalkan qurban, dulu.

Jika ustadz tidak bilang begitu, anak-anak akan terus melempar, bisa saja batu terbang ke rumah orang. Sementara di belakang, puluhan ‘kloter’ juga menghadang. Bisa ‘terinjak-injak’ di Mina nanti. “Sukses kan, tidak ada crane, tidak ada terinjak di Mina,” kata Kasi Sistem Informasi PAI Bidang PAI Kanwil Kemenag Aceh Juhaimi SAg, dekat ambulance.

Seperti diberitakan, acara Manasik Haji PAUD/TK se Banda Aceh dan Aceh Besar, diikuti sejumlah 2.000 murid. Sebelum manasik, rapat dan pembekalan bagi 298 guru juga sudah. Hadir saat pembukaan, seperti Kabid PAI Kanwil Drs H Saifuddin AR dan Kasinya, jajaran yang mewakili Kakankemenag Banda Aceh dan Kakankemenag Aceh Besar (Drs Tarmizi Sulaiman), Ketua MAA (Drs Tgk H A Rahman Kaoy), pejabat Disdik Aceh, Pengurus MPD, Pengurus IGRA, Bunda PAUD, pihak Polresta, Organisasi Pendidikan, DPW dan DPDBKPRMI, pers dan undangan lainnya.

“Di antaranya untuk menanamkan nilai agama yang kuat bagi generasi qurani untuk setia pada ajaran Islam baik saat kanak-kanak, maupun nanti, termasuk keinginan pada haji,” jelas Ketua Panitia Dra Faridah, di hadapan ribuan ‘jamaah’ dan guru pendamping se Aceh Besar dan Banda Aceh.

Kakanwil sampaikan dalam sambutannya, bahwa manasik untuk motivasi murid PAUD/TK ke tanah suci dan cinta Islam. Kita ajak anak-anak untuk membantu memahami haji.

Kakanwil jelaskan, saat yang sama ini, di Makkah, jamaah Aceh sedang ikuti thawaf ifadah dan thawaf wada’. Kakanwil setelah itu memantau prosesi manasik, dan ikut diwawancarai oleh media.

Kakanwil sebutkan, mudah mengumpulkan ayah anak-anak, tapi sulit mengumpulkan anak-anak. “Dengan acara ini memotivasi anak Aceh untuk terus bercita-cita ke tanah suci,” ajaknya.

Lalu dilanjutkan dengan khutbah arafah, di antaranya singgung soal persamaan, ajak kita membuang perbedaan, dan hilangkan permusuhan.

Sementara taushiyah yang disampaikan, nampak anak-anak dan guru, serta undangan menitikkan air mata. “Allah telah mengumpulkan di ‘Arafah’ ini. Mari kita taubat. Kita sesali kesalahan. Kita tinggalkan fitnah. Kita tinggalkan permusuhan.” 

Azhar lanjutkan, layaknya haji wada’ Rasulullah. “Kita bersatu dalam kalimat tauhid. Mari kita tanam pada anak, rasa persaudaraan. Bukan permusuhan. Umat Islam disuruh mencari pesamaan, bukan perbedaan. Jika kita suka perbedaan, kita akan saling bermusuhan.”

“Buang perbedaan, ambil persamaan, hilangkan permusuhan, Semoga usai ini, kita semua menjadi haji yang mabrur. Bisa juga membangkitkan semangat melaksakan haji yang sesungguhnya,” katanya.

Doa dari perwakilan PAUD Banda Aceh akhiri sesi pembukaan, sekaligus usai sesi wuquf,  sebelum anak-anak lempar jamarah,sa’i, thawaf, dan tahallul, dengan pakaian ihram itu. []

Tags: #

Tentang
Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh adalah unit vertikal Kementerian Agama di provinsi dan membawahi beberapa kantor kementerian agama di kabupaten dan kota.
Alamat
Jalan Tgk. Abu Lam U No. 9 Banda Aceh 23242
Lainnya
Media Sosial
© 2023 Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh
Oleh : Humas Kanwil Aceh