Meulaboh (Rahmat Trisnamal) --- Pelaksanaan Ujian AkhirMadrasah Berstandar Nasional Berbasis Komputer (UAMBN BK) tingkat MadrasahTsanawiyah (MTs) di Kabupaten Aceh Barat berjalan kondusif, Kamis (21/3).
Hal itu disampaikan oleh Kepala Kantor Kementerian AgamaKabupaten Aceh Barat, H. Khairul Azhar, S.Ag yang didampingi oleh Kepala SeksiPendidikan Madrasah, Suhadi, S.Ag usai melakukan monitoring pelaksanaan UAMBNBK di MTsN 3 Aceh Barat dan MTsN Meureubo.
Khairul Azhar menjelaskan, pada beberapa titik di KecamatanPante Ceureumen awalnya memang terjadi permasalahan jaringan, namun dapatdiselesaikan dengan menggunakan fasilitas di Kantor Keuchik dan Kecamatansetempat.
“Alhamdulillah hingga saat ini, semua proses pelaksanaan ujianberjalan dengan kondusif dan semua siswa dapat mengikuti dengan baik, lancardan sukses,” ungkapnya.
Lebih lanjut Khairul menjelaskan, pelaksanaan UAMBN BKtingkat MTs dilaksanakan selama tiga hari, yakni 20 – 22 Maret 2019. Selain itupelaksanaan UAMBN BK tingkat MTs juga akan diadakan ujian susulan pada 27 – 28 Maret2019. Hal tersebut dilakukan untuk mengatasi permasalahan dan kendala yang dialamioleh madrasah.
Khairul Azhar menjelaskan, perlengkapan peralatan untuk pelaksanaanujian Berbasis Komputer di madrasah Kabupaten Aceh Barat belum mencapai angka maksimal,yakni di tingkat MA sudah mencapai 80 persen, tingkat MTs sekitar 60 persen dantingkat MI sebanyak 50 persen yang telah tersedia.
“Walaupun demikian, pelaksanaan ujian tetap berjalan denganlancar,” ungkapnya.
Khairul menargetkan, ke depan pelaksanaan ujian berbasiskomputer tidak hanya dilaksanakan untuk ujian UAMBN BK, UNBK saja. Namunditargetkan pada pelaksanaan ujian semester juga akan diupayakan denganmenggunakan sistem berbasis Komputer.
“Menurut laporan, dibeberapa titik madrasah sudah siap untukmelaksanakan ujian semester berbasis komputer. Semoga hal itu bisa terlaksana,”harapnya.
Selain itu, Khairul juga menargetkan, semua siswa dimadrasah sudah mempunyai laptop dan mampu mengoperasikan dengan baik. Menurutnya,generasi milenial pada revolusi industri 4.0 mampu menguasai teknologi informasi.
“Bagi siswa yang tidak mampu, pihak madrasah akanmengupayakan pengadaan untuk digunakan di madrasah,” ungkapnya [L]