[Karang Baru | Muhammad Sofyan] Dulu guru ngaji tak perlu minta duet karena dulu kalau guru ngaji itu bersawah, sawahnya itu dikerjakan oleh masyarakat, kebutuhan hidupnya dipenuhi oleh masyarakat makanya dulu guru ngaji nggak minta duet cukup diberikan minyak lampu sudah jadi. Sekarang tidak lagi, karena kebutuhan hidupnya tidak lagi dijamin oleh masyarakat seperti dulu maka kalau bapak ibu mengantarkan anak ke TPQ untuk belajar mengaji maka bayarlah bulannya untuk menjamin kebutuhan hidup Guru yang mengajar di TPQ tersebut.
Demikian antara lain yang disampaikan Izwardi, S. IP Asisten Keitimewaan Aceh, Pembangunan dan Ekonomi Kab. Aceh Tamiang meakili Bupati Aceh Tamiang dalam sambutannya saat pembukaan Festival Anak Shaleh tahun 2014 di Aula SKB Aceh Tamiang pada Selasa (2/12).
Bupati Aceh Tamiang dalam pidatonya yang dibacakan Izwardi antara lain mengatakan, “Kemjuan, perkembangan Ilmu Pengetahuan serta kemajuan Tehnologi telah membawa setiap manusia pada zaman yang berbeda yang lebih maju pula, demikian pula pemikirannya semakin maju dan berkembang, hal ini tidak boleh disia-siakan, ini perlu ditransformasikan agar dapat dirasakan oleh setiap manusia salah satu jalannya adalah melalui TPQ.”
Festival Anak Shaleh Tahun 2014 ini dilaksanakan atas kerjasama Kelompok Kerja TPQ dengan Kankemenag Tamiang dengan tema “Melalui Festival Anak Shaleh Kita Kuatkan Ukhuwah Islamiyah serta Meningkatkan Motivasi dan Prestasi Santri Taman Pendidikan Al-Qur-an yang berakhlakul Karimah” dengan jumlah peserta 440 orang dari 204 TPQ se-Aceh Tamiang.
Menurut Anwar Fadli Kasubbag TU Kankemenag Tamiang dalam sambutannya mengatakan bahwa Festival Anak Shaleh ini dilaksanakan sejak tahun 2008, saat itu jumlah TPQ di Aceh Tamiang masih 120 buah dan saat ini jumlah TPQ seluruh Tamiang sudah ada 204 buah. Sumber dana Festival Anak Shaleh tahun 2014 ini berasal dari DIPA Kantor Kementerian Agama Kabupaten Aceh Tamiang. [yyy]