[Embarkasi Aceh | Yakub/Jamal] Saat mic putih bertali, dan dukumen/manifes Jamaah Calon Haji (JCH) diserahkan Bupati Aceh Timur pada Pembimbing Ibadah/TPIHI Kloter 6 (H Syarifuddin SPdI bin S Malem), ia menerima dengan gagahnya.
Kesan semula, yang menyangka Pak Guru Agama Islam ini, termasuk petugas haji yang tertua, pupus sudah, saat di sebelah kanannya M Iqbal MH, selaku Ketua Kloter/TPHI, juga diserahkan bendera dan dokumen oleh Bupati Pidie Jaya H Aiyub Abbas. Dan H Syarifuddin sama ‘muda’ (tidak lebih tua), dengan M Iqbal dan tim medis di sebelah kirinya. M Iqbal usianya 41, Syarifuddin 53 tahun.
Akhir bulan lalu, H Syarifuddin sempat bisik, saat melirik ke kanan dan kiri peserta Pelatihan Jurnalistik (yang dibuka Kakanwil Kemenag Aceh Drs H M Daud Pakeh) di Paviliun Seulawah Hotel Banda Aceh, “Kayaknya saya peserta jurnalistik tertua ya?” Ternyata semangat mudanya, juga semangat menyuplai berita ke web, bikin ‘malu’ kawan yang muda, yang malas menulis.
Ya, usai “Rakor KUB Nasional” di Banda Aceh, dilanjutkan dengan “Rakor BMN Kemenag” di Takengon. Di tempat yang sama, disambung dengan “Rakor Data” yang digelas Subbag Inmas Kanwil (27-29/8).
Saat pembukaan Rakor (Rapat Koordinasi), yang dibuka Kakankemenag Bener Meriah Drs H Ridwan Qari itu, diumumkan juara kontrobutor berita terbaik, dan juara kontributor berita terbanyak. Terbaik berita 1, dari Aceh Timur (Tgk Jamaluddin/Idi) — juara 2 dan 3 Jufrizal M Adzan/Meulaboh dan Badrul Yadi/Blangpidie; dan terbanyak berita 1 dari Aceh Tengah (Darmawan/Takengon). Beritanya biasa masuk dalam web aceh.kemenag.go.id atau majalah dua bulanan Santunan (sebelumnya bulanan).
Sebelum Rakor, ada Pelatihan Jurnalistik untuk utusan di daerah/Kemenag/Bidang di Kanwil yang peduli dengan news, dan dinarasumberkan para wartawan senior (AP, Tempo dll) itu.
Kontributor berita belum merata di tiap kabupaten, tergantung daerah dan Kanemenag setempat. Admin berita pun ada yang dari Kankemenag, KUA, Penyuluh, atau Madrasah. Bahkan sering dari mitra Kanwil (UIN atau IAIN).
Dari Aceh Timur/Kota Langsa, selain Jamaluddin, ada Erlisa, Apmi, Daniel, dan H Syarifuddin. Nah, H Syarifuddin SPdI bin Syamaun Malem inilah, oleh Kemenag RI diamanahkan menjadi Tim Pembimbing Ibadah Haji Indonesia (TPIHI) Kelompok Terbang (Kloter) 6 Aceh (BTJ-006).
JCH asal Aceh Timur, Kota Langsa, Aceh Tamiang, dan Pidie Jaya, masuk pagi Senin (14/9), terbang ke Jeddah Selasa pukul 08.55 WIB. Namun proses naik bus, sejak pukul 04.00 WIB (sekitar lima enam jam dari saat berita ini dinaikkan). Lalu Kloter 6 (Bireuen, Acut, dan Pidie) dan Kloter 7 masuk Asrama Haji dari Aceh Barat, Aceh Tengah, Aceh Jaya, dan Bener Meriah.
Bersama 393 JCH Kloter 6 (gagal satu JCH dari Aceh Tamiang atas nama Ramlah binti Satimin Kario asal Kampung Harum Sari Dusun Mawar Kecamatan Tamiang Hulu, tapi ada mutasi dari Kloter lain), ada emat petugas lagi.
Mereka yakni Sayed Khawaled SAg MA selaku Tim Pemandu Haji Indonesia (TPHI). Namun, Sayed dimutasi dengan M Iqbal MH dari TPHI Kloter 1 (Kloter 1, dimutasi dari Kloter 4 H M Jamidl SAg dari Kloter 4, dan TPHI Kloter 4 dimutasi Ustadz Sayed dari TPHI Kloter 6, lalu TPHI Kloter 6 dimutasi M Iqbal MH).
M Iqbal ialah KUA Teladan Aceh 2015, yang baru pulang dari Istana Negara, 17 Agustus. Dia Kepala KUA Ulee Kareng, yang aroma kopinya dibawa Iqbal ke Jeddah.
Jadi, selain H Syarifuddin, Kloter 6 dibantu empat petugas, M Iqbal SAg MH bin Abdul Jalil selaku Ketua Kloter/Tim Pemandu Haji Indonesia (TPHI), dr Ade Indriani Syarkawi, Faisal Razi Jalil, dan Aidari Adam Abdullah sebagai dokter dan paramedis, dalam Tim Kesehatan Haji Indonesia (TKHI).
Jika H M Jamil SAg, guru Bahasa Inggris di MIN Teladan Lamteumen Banda Aceh, M Iqbal MH Kepala KUA, Sayed Khawaled Kasi di Penaiszawa Kanwil, maka H Syarifuddin yang juga rajin kirim puisi ke Santunan (tahun-tahun lalu), ialah Kepala MAN Peureulak Aceh Timur.
Sebelum Rakor Data di Takengon, di Paviliun Seulawah, peserta Pelatihan Jurnalistik yang baru saja digelar Subbag Inmas Kanwil Kemenag Aceh.
Saat pelepasan di Aula Jeddah, Asisten Keistimewaan Aceh Ekonomi dan Pembangunan Setdakab Aceh Timur Usman A Rahman SH SP (atas nama Bupati Aceh Timur), ajak JCH dalami makna haji. Jadi, tidak hanya menatap ritual yang simbolik saja selama di sana.
Pelepasan dihadiri Kakanwil Kemenag Aceh Drs H M Daud Pakeh, Kakankemenag Aceh Timur Drs H Marzuki Anshari MA, Kakankemenag Kota Langsa Drs H Faisal Hasan, dan Kakankemenag Pidie Jaya H Iqbal Muhammad MAg. Juga ada Rektor Unsyiah Prof Dr Ir Samsul Rizal MEng.
Selain itu juga hadir Karo (Kepala Biro) Keistimewaan dan Kesejahteraan Setda Aceh, Drs H Ilyas Nyak Tui (Wakil Ketu II PPIH), Asisten Keistimewaan Islam Kota Langsa, pejabat Aceh Tamiang, dan Bupati Pijay H Aiyub Abbas.
Keluar 3 Masuk 3, Kloter 9 Masuk Rabu (16/9)
Kasubbag Protokoler, Humas, dan Penerangan Pembantu Panitia Penyelenggara Haji (PPPIH) Aceh H Akhyar MAg, jelaskan yang mutasi keluar ke Kloter lain/tunda, ialah Sayed Khawaled MA bin Sayed Qasem Idris (ke Kloter 4), Rusniah Muhammad Jafar Aceh Tmur (tunda sakit sebelum ke Embarkasi), dan Ramlah Stimin Karo Aceh Tamiang (tunda sakit setelah ke Embarkasi).
Dan atas nama M Iqbal (Kloter 1), Parinah binti Parijan Jokarto, dan Mislam Kormo Korso (Kloter 9 Aceh Timur) selaku mutasi masuk ke Kloter 6. “Sehingga JCH Kloter 6 tetap 393 JCH,” jelas Kabid PHU Drs H Herman MSc MA, yang juga Sekretaris PPIH Aceh, jelaskan bahwa Kloter 9 asal Aceh Besar masuk asrama Rabu (16/).
Kloter 9 Aceh/BTJ sebagai ‘rombongan pamungkas’ dan gabungan dengan Kalimantan Selatan/BDJ (230 jamaah) dan Sumut/MES (47 jamaah) itu, berangkat Kamis (17/9) pagi. Sementara shubuhnya juga berangkat Kloter 8 via Bandara SIM Aceh Besar.
Termuda/Tertua 2015 se Aceh, dari Atim
Jumlah riil JCH Aceh ialah 3.182 jamaah, belum masuk petugas. Sementara jamaah dengan risiko tinggi ialah 42, 84 %, dari jumlah itu jamaah termuda dan tertua berasal dari Aceh Timur (Atim), JCH tertua bernama Siah Somat Abdullah berusia 92 tahun. Sedangkan JCH termuda Wahyuni Ananda usia 19 tahun. Keduanya berada di Kloter 6 dari Kabupaten Aceh Timur.
Siah binti Somat Abdullah, kelahiran 1923 di Desa Bunin Kecamatan Lokop, salah satu daerah terpencil di Kabupaten Aceh Timur terdaftar dengan nomor porsi 78339, menurut perhitungan daftar tunggu jamaah (waiting list) ibu rumah tangga ini akan berangkat pada tahun 2025.
“Namun beliau terpanggil melalui jatah JCH lanjut usia sehingga dapat berangkat bersama saudara-saudara lainnya dari Aceh Timur pada kloter 6 ini,” ungkap Adnan,S.Ag Kasi Penyelenggara Haji dan Umrah Kemenag Aceh Timur.
Sementara Wahyuni Ananda binti Abdul Karim Latif, wanita kelahiran Idi 28 Januari 1996 ini masih berstatus mahasiswi di Fakultas Kedokteran Unsyiah Banda Aceh, terdaftar dengan nomor porsi 43449 saat ini beralamat di Gampong Jawa Idi Rayeuk. Wahyuni dan Asiah foto bersama Kakanwil dan Asisten Sekda Atim. Rusli dkk, dari Waspada ikut mewawancarainya.
Maktab (pemondokan) JCH asal Aceh saat berada di Makkah paling dekat berjarak sekitar satu kilometer, dari Masjidil Haram. “Maktab terdekat dengan Masjidil Haram yang ditempati JCH Aceh ada di wilayah Jarwal dan terjauh adalah wilayah Raudhah dan Syisyah,” kata Kabid PHU Kanwil Kemenag Aceh Drs H Herman MSc, yang juga Sekretaris Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Embarkasi Aceh. Kloter 6 diami wilayah Jarwal.
Kloter enam Maktab 54, Rumah 801, Sektor VIII, Kapasitas 394, Wilayah Jarwal ini, terbang dari Bandara SIM ke Makkah, via Bandara King Abdul Aziz Jeddah, pada Selasa (15 September), pukul 08.55 WIB.
Kloter 6, terdiri dari Aceh Timur (125 jamaah), Kota Langsa (115 jamaah), Aceh Tamiang (56 jamaah), dan Pidie Jaya (92 jamaah) plus lima petugas, sehingga totalnya jadi 393 jamaah.
Dari Madinah insya Allah, haji/hajjah kloter 6 ini ke Aceh, pada Jumat 23 Oktober 13.20 Waktu Arab Saudi (WAS), dan tiba Sabtu dini hari 00.05 WIB hari besoknya, via Bandara SIM Blang Bintang Aceh Besar. Kepulangan Gelombang II ini juga via Madinah, bukan Jeddah. Labbaikallaahumma labbaik… []
[foto2 yakub inmas]