Banda Aceh-KemenagNews (24/8/2013) Sebanyak 19 orang anak usia sekolah, terdiri dari anak muallaf, fakir miskin dan anak yatim dari pedalaman Aceh Singkil dan Subulussam tiba di beberapa dayah di Banda Aceh, Kamis (22/8).Mereka dibawa oleh Tgk Jamaluddin dan Tgk Muhammad Nasir, dua orang da’i perbatasan dari Aceh Singkil dan Subulussalam dengan tujuan agar mereka memperoleh akses pendidikan yang lebih baik, khususnya pendidikan agama Islam.Dari jumlah itu, muallaf dewasa 1 orang, anak muallaf 5 orang, yatim 10 orang, fakir miskin 7 orang. Mereka semua berasal dari keluarga miskin yang butuh perhatian masyarakat dan pemerintah Aceh, kata Tgk Jamaluddin.Menurut Tgk Jamaluddin dan Tgk Muhammad Nasir, proses perekrutan mereka sehingga bersedia dibina di dayah adalah hasil nyata dan buah dari kegiatan dakwah yang dijalankan da’i-da’i perbatasan disana.“Alhamdulillah cahaya dakwah sangat cerah disana, meskipun dengan segala keterbatasan pegiat dakwah disanaâ€, terang Tgk Jamaluddin.Pihaknya memutuskan membawa mereka ke Banda Aceh setelah melihat kondisi anak-anak ini yang berasal dari keluarga sangat miskin, akses pendidikan yang buruk serta diperparah oleh kemiskinan dan juga tinggal di daerah yang sangat rawan pemurtadan pendangkalan akidah.Dari 19 orang tersebut, sebanyak 10 orang di tempatkan di Dayah Markaz Al-Ishlah Luengbata yang terdiri dari 5 anak muallaf yang yatim dan 5 yatim muslim. Sementara itu, di Dayah Mahyal Ulum Sibreh Aceh Besar ditempatkan sebanyak 2 orang. Dan di Bustanul Yatama Syamtalira Bayu, Aceh Utara sebanyak 5 orang. 19 orang ini menyusul kawan mereka yang lebih dahulu berangkat tahun lalu di Dayah Mahyal Ulum dan PKPU.Secara khusus, mereka tidak ada yang tanggung biaya pendidikannya. Mereka yang ditempatkan di dayah dibantu oleh pimpinan dayah tersebut secara mandiri. Tidak ada bantuaan dari pemerintah. Padahal, kondisi mereka rata-rata sangat miris sekali. Ada yang sejak awal sudah tidak dipedulikan lagi orang tuanya, ada yang ibunya meninggal dan ayahnya telah tiga tahun tidak menjenguknya, sementara ia tinggal bersama kakek-neneknya yang masih beragama Kristen dengan kondisi ekonomi yang juga sangat memprihatinkan.Memang ada bantuan dari Baitul Maal Aceh sebesar 1 juta untuk muallaf saja pada saat mereka baru masuk Islam, tapi bantuan itu hanya sekali saja. Dan Baitul Maal Aceh juga tidak membantu yang fakir miskin dan yatim. Sementara dari Baitul Maal kabupaten, mereka membantu biaya transportasi ke Banda Aceh, itu saja. Alhamdulillah juga dengan bantuan itu, namun sesungguhnya anak-anak ini perlu diperhatikan kelenjutan pendidikan mereka sampai seterusnya. Tidak bisa urusan ini hanya kita serahkan kepada pimpinan dayah itu semata, karena secara finansial pimpinan dayah tempat mereka tinggal ini juga sangat kekurangan, mereka dibantu oleh biaya dari dompet pimpinan dayah sendiri. Bahkan, Tu Bulqaini, pimpinan Dayah Markaz Al-Ishah juga ikut membantu biaya transportasi mereka ke Banda Aceh.“Kami berharap Pemerintah menaruh perhatian ekstra bagi pemberdayaan muallaf, fakir miskin dan yatim dari pedalaman Aceh Singkil dan Subulussalam, dengan begitu kita berharap mereka menjadi perbendaharaan intelektual Islam masa depan yang akan kembali ke daerah untuk memperkkuat dakwah Islam dan melawan pendangkalan akidah. Pemerintah jangan sampai terlambat untuk menganggap penting persoalan ini†sambung Tgk Jamaluddin. (teuku zulkhairi/y)
Tentang Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh adalah unit vertikal Kementerian Agama di provinsi dan membawahi beberapa kantor kementerian agama di kabupaten dan kota. Alamat Jalan Tgk. Abu Lam U No. 9 Banda Aceh 23242