CARI
Rekomendasi Keywords:
  • Azhari
  • Kakanwil
  • Hari Santri
  • Halal
  • Islam
  • Madrasah
  • Pesantren

Takut Ayah Berdosa

Image Description
Inmas Aceh
  • Penulis
  • Dilihat 607
Selasa, 26 Juni 2018
Featured Image

Takut Ayah Berdosa

Oleh: Iranda Novandi (Wartawan Harian Analisa)**

SURAT Keptusan (SK) No B.II/3/01735 dan Rabu, 4 Maret 2015, adalah awal dari catatan bersejarah dalam karir seorang Drs HM Daud Pakeh. Sebab, dengan SK dan di tanggal tersebut Menteri Agama (Menag) Lukman Hakim Saifuddin melantiknya sebagai kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kakanwil Kemenag) Provinsi Aceh.

Siapa yang tidak senang dengan jenjang karir yang sempurna ini. Rasanya tidak ada satu manusiapun di dunia ini akan bersedih dan menolak, jika orang-orang tercinta, tersayang dan terdekat memangku jabatan puncak di salah satu instansi pemerintah.

Namun, hal itu ternyata tidak berlaku bagi istri, Nur Azizah dan anak-anak Daud Pakeh. Menurut Daud, istri dan anak-anaknya tidak suka dan senang jika suami dan orang tuanya menjadi pejabat. Bahkan, jika mungkin ditolak, lebih baik tidak terima jabatan yang diamanahkan tersebut. 

Anak bungsunya Munawarah bahkan menangis saat diketahui orang tua yang sangat ia kasihi dan cintai menjadi pejabat Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kakanwil Kemenag) Aceh. 

"Takut ayah berdosa," begitu curahan hati (curhat) pada Daud Pakeh memberi alasan mengapa ia sangat tidak sepakat kalau ayahnya menjabat orang nomor satu di jajaran Kemenag Aceh tersebut.

Dengan perasaan yang berkecamuk dan dirundung rasa bersalah hingga membuat istri dan anak-anaknya merasa tidak nyaman dengan jabatan Kakanwil Kemenag tersebut, disimpan Daud dalam-dalam di relung hati paling dalam.

Iapun terus dengan beketetapan hati dan menyerahkan diri pada Allah, mempersiapkan diri untuk proses pelantikan yang dilakukan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin di Jakarta, pada  4 Maret 2015.

Selepas pelantikan, dalam waktu yang senggang, ia mendekati putri bungsunya. Sambil bercerita banyak hal  sebagai putri bungsu Munawarah memang terkenal manja sama Daud Pakeh yang disapa anak-anaknya dengan panggilan Ayah  Daud mengutarakan niatnya menerima amanah dan kepercayaan yang diberi negara melalui Menteri Agama tersebut.

Bagi Daud Pakeh, jabatan itu adalah amanah dan tanggung jawab. Ada yang harus dipertanggungjawabkan dan dipikul dan ada target yang harus dicapai. Karenanya, dukungan keluarga adalah nomor satu.

“Mohon doa dan dukungan. Karena ini amanah. Doakan agar dengan jabatan Ayah ini bisa membantu masyarakat, ujar Daud Pakeh memberi alasan pada putri bungsu serta istri dan anak-anak yang lain.

Bagi Daud, keluarga adalah tumpuan, tempat berbagi cerita, curhat. Tumpuan terbesar itu tentunya tegantung pada pada istri. Sebab, dengan jabatan Kakanwil ini, akan banyak waktu dan tenaga yang tersita untuk keperluan negara, daerah, agama dan ummat tentunya.

Alasan yang kuat, untuk membantu masyarakat dan ummat ini, membuat keluarga luluh hatinya dan akhirnya dengan segenap upaya, mendukung dan senantiasa berdoa dan berusaha agar Ayah tidak terjebak dengan tindakan yang bisa merugikan diri sendiri dan keluarga.

Sangkin ingin menjaga dan melindungi Ayah dari tindakan yang bisa menjerumuskan, anak dan istri-istrinya tidak banyak menuntut. Bahkan, kenderaan dinas yang digunakan Daud Pakeh tidak pernah digunakan untuk keperluan keluarga.

Bahkan, saat hari libur tiba, kenderaan dinas tersebut disimpang di garasi kantor Kanwil Kemenag, tidak pernah disimpang dirumah, kecuali pada saat libur tersebut Daud harus menjalankan tugas kedinasan.

Guna menghindari pemakaian kenderaan dinas, Kakanwil Kemenag yang seharusnya memiliki dua mobil dinas yakni mobil jenis Camry dan Pajero, Daud hanya menggunakan satu mobil Dinas jenis Camry, sedangkan Mobil fortuner diserahkannya kepada salah satu pejabat Eselon III di Kanwil Kemenag sebagai kepala dinas.

Dua mobil ini warisan Kakanwil sebelumnya. Mobil Camry merupakan mobil dinas masa Drs H A Rahman TB, Lt dan pada masa Drs H Ibnu Sadan MPd, beliau membeli satu mobil dinas lagi Jenis Fortuner. 

Disamping itu, sikap istiqamah yang low profil tetap dipertahankan selama menjabat Kakanwil Kemenag Aceh. Hal ini dilakukan dengan tidak pernah menginap di hotel mewah jika berdinas keluar kota. Ia selalu mencari hotel yang biayanya semalam di bawah Rp 1 Juta, meskipun dalam kafasitasnya sebagai Kakanwil bisa menggunakan biaya menginap di hotel berbintang dengan biaya per malamnya untuk sekali nginap Rp 2 Juta.

Pak Kanwil suka menginap di Hotel Rota, biayanya murah,ujar H Saifuddin SE kabag TU Kanwil Kemenag Aceh, namun saat dijumpai penulis masih menjabat Kasubbag Perencanaan dan Keuangan Kanwil Kemenag Aceh.

Dimata  Saifuddin yang akrab disapa Yahwa ini, Daud Pakeh itu tidak suka berfoya-foya memanfaatkan fasilitas yang disediakan negara. Hal itu juga ditunjukan, saat berpergian labih suka makan di warung kaki lima dibandingkan makan di restoran mewah, meskipun ada jaminan fasilitas yang disediakan.

Sikap sederhana dan rendah hatipun juga diperlihatkan Daud dalam hal yang sederhana, seperti pangkas rambut. Sejak sebelum jadi Kakanwil hingga menjabat orang nomor satu di Kanwil Kemenag Aceh, ia selalu pangkas di Tiara Pangkas, di kawasan Peuniti Danda Aceh, dengan tukang pangkas langganannya yang bernama Adi.

Bapak kan sudah jadi Kakanwil, kok pangkasnya masih tempat saya. Kan bapak bisa ke salon yang lebih bagus, ujar Adi satu kali pada Daud Pakeh.

Daud hanya tersenyum dan menjawab: Saya menjadi Kakanwil kan hanya sebentar, bisa kapanpun diganti. Jadi untuk apa saya harus pangkas ke Salon, kalau nanti jika tidak Kakanwil atau pensiun, saya cari kamu untuk pangkas. Kan lebih baik seperti biasa saja.

Adi adalah sosok yang sudah dikenal Daud Pakeh jauh hari sebelum jabatan Kakanwil Kemenag Aceh dijabatnya. Meskipun secara manusiawi, bila seseorang sudah memiliki jabatan besar, maka wajar akan mencari tukang pangkas yang berkelas. Namun, itu tak dilakukan oleh Daud Pakeh. 

Mungkin alasannya sederhana saja, Dimana, Daud Pakeh sudah sangat nyaman dengan sentuhan lembut tangan Adi yang begitu lihai menari di atas kepala dalam memainkan gunting guna memotong helai demi helai rambut lelaki asal Pangwa ini.    

Begitu juga saat melangsungkan resepsi pernikahan putra pertama Kakanwil Kemenag Aceh, Muhammah Khalil Al Wazir ST dengan Julia Rizki SPd, putri Bapak Rizal S, memilih Asrama Haji Embarkasi Aceh, Banda Aceh sebagai tempat resepsi.

Padahal, jika kalau mau dengan posisi jabatannya yang besar itu, bisa diselenggakan di gedung mewah atau hotel berbintang. Namun, itu tidak dilakukukan, bahkan ularan tangan pihak lain yang ingin membantu ditolaknya secara halus.

Ini acara saya, jadi cukup keluarga saja yang repot. Tidak usah orang lain ikut repot memikirkan biayanya, papar Daud memberi penjelasan, tentang cerita dibalik resepsi pernikahan putra sulungnya yang berlangsung sederhana namun dihadiri orang-orang pernting, seperti Mengeri Agama dan istri serta Direktur Jenderal Pendis Kemenag RI, Sekretaris Itjen, sejumlah pejabat Eselon II Kemenag RI, Kakanwil Kemenag Provinsi se Indonesia, keluarga besar Kementerian Agama Provinsi Aceh dan juga ribuan tamu undangan lainnya.

Sikap sederhana dan rendah hati dan mampu menjadi amanah ini lambat laun semakin menjadikan motivasi bagi anak-anaknya. Bahwa, tidak semua jabatan dan pejabatan itu, menjadi sesuatu yang menakutkan, sejuah hal itu dilakukan sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan.

Prinsipnya saya on the track dalam menjalankan amanah. Ini juga sebagai bentuk menjaga wibawa dan nama baik keluarga, tandas Daud Pakeh.

(Catatan ini adalah sepenggal tulisan yang termuat dalam buku: Daud Pakeh pelayan Ummat dari Pangwa) 

Tags: # info
Tentang
Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh adalah unit vertikal Kementerian Agama di provinsi dan membawahi beberapa kantor kementerian agama di kabupaten dan kota.
Alamat
Jalan Tgk. Abu Lam U No. 9 Banda Aceh 23242
Lainnya
Media Sosial
© 2023 Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh
Oleh : Humas Kanwil Aceh