[Makkah, Arab Saudi | Jamaluddin] “Udin jadi cucu nenek dunia akhirat, mau kau Din?” kata wanita renta yang usianya berkisar 92 tahun kepada saya.
“Siap nek, Alhamdulillah,” kata saya waktu itu. “Hari itu Rabu 30 September sekitar jam 11 saat dia baru pulang dari Masjidil Haram ia langsung menjumpai saya,” kata H. Syarifuddin mengawali cerita melalui pesan yang dikirimkan ke kami, Kamis (1/10).
Dialah nek Siah binti Somat asal Lokop Kecamatan Serbajadi Aceh Timur, selama di Tanah Suci H. Syarifuddin Malem, petugas haji kloter 6 Embarkasi Aceh ini selalu membimbing Nek Siah ketika Thawaf, Umrah, dan Sa’i.
“Saya antar sendiri ke Masjidil Haram, saya carikan tukang dorong (kursi roda), saya dampingi sampai semua rukun haji selesai dilaksanakan,” ungkap Kepala MAN Peureulak Aceh Timur itu.
Nek Siah binti Somat merupakan Jamaah tertua di Aceh Timur, tidak hanya di Aceh Timur, Nek siah Jamaah tertua di Provinsi Aceh pada tahun ini, Selama di mina (4 hari) pak Din (panggilan H. Syarifuddin) selalu mengontrol ibadahnya.
“Saya koordinir orang-orang yang akan melontar mewakili jamaah uzur, karena Nek Siah termasuk jamaah uzur,” ujarnya.
Pak Din menceritakan bahwa pada Rabu 30 September itu Nek siah pergi ke tanah haram dengan beberapa teman untuk thawaf ifadhah (tawaf rukun yang dilakukan usai wukuf dan melontar jumrah), saat itu dia terpisah dengan teman-temannya. “Meskipun terpisah, dia tidak takut, dia temui petugas yang ada di Masjidil Haram. Petugas mengantar ke hotel kemudian kemudian menyerahkannya kepada saya,” kata H. Syarifuddin.
Haji Syarifuddin mengabarkan bahwa Jamaah Haji Kloter 6 saat ini masih di Makkah. “Tanggal 14 Oktober akan berangkat ke Madinah. Jamaah berkurang 1 orang, karena ada yang neninggal saat wukuf di Arafah,” katanya, Kamis (1/10). [y]
[foto: syarifuddin, yakub]