Aceh Besar (Inmas)---Dayah Insan Qurani mewajibkan santri kelas akhir (Kelas 3 Aliyah) untuk mengajar ke kelas-kelas junior mereka selama satu minggu yang di mulai sejak hari Kamis, 21 Feb 2019 sampai hari Rabu, 28 Feb 2019. Kegiatan ini dikemas dalam program Pekan Amliyatu at-Tadris dengan menggunakan dua bahasa, yaitu Bahasa Inggris dan Bahasa Arab, sesuai dengan pilihan para santri.
"Program amaliyatu at-tadris merupakan program latihan bagi santri tahun terakhir di Dayah Insan Qurani (kelas 6 atau setara dengan kelas 3 aliyah) sebagai bekal bagi para santri agar kelak mereka dapat dengan baik dan efektif," ujar Pimpinan Dayah IQ, Ust. Muzakkir, S. Ag pada saat penutupan kegiatan tersebut, Sabtu (2/3) malam di Dayah tersebut.
Ia mengatakan program praktik mengajar ini diawasi dan dievaluasi langsung oleh mentor serta santri lainnya yang ikut mendampingi.
"Di akhir program, mereka akan diberikan nilai sesuai dengan performa mereka dalam merencanakan, menyusun, mengajar, sampai mengevaluasi kelas," lanjut Ust. Muzakkir.
Sebelum kegiatan dilakasanakan, para santri mendapat pembekalan terlebih dahulu dari pimpinan Dayah, praktisi pendidikan dari kalangan akademisi dan dilanjutkan pembinaan intensif oleh para mentor dari Asatiz/zah senior Dayah Insan Qurani, mulai dari penyusunan materi, tahapan mengajar, teknik menghadapi santri-santri yang bermasalah, sampai pada etika berpakaian untuk seorang guru.
Ia menjelaskan Program tersebut merupakan bagian dari visi Dayah Insan Qurani yang menerapkan pendidikan komperhensif.
"Karena semua yang ada di Insan Qurani adalah pendidikan, santri di didik mulai dari bangun tidur hingga tidur lagi. agar kelak para santri ini bisa berbuat banyak di msayarakat, tidak hanya memberikan kritik serta gagasan, namum sekaligus cakap menjadi eksekutor yang secara langsung mewujudkan perubahan ke arah yang lebih baik," jelas Ust. Muzakkir.
Ia mengatakan filosofi kegiatan amaliya at tadris adalah karena pada prinsipnya apapun profesi para santri nantinya, esensinya setiap mereka tetaplah harus mengajar, minimal mengajar keluarganya masing-masing, tidak jarang juga para santri yang diberikan amanah untuk membina masyarakat bahkan berkonstribusi mengajar dalam spektrum yang lebih luas baik secara langsung mapun tidak langsung.
"Maka kami melihat praktik mengajar ini sangat ideal untuk modal awal para santri, sebab itu pembekalan semacam ini sangat penting, dan alhamdulillah dari evaluasi kita,anak anakn telah menunjukkan yang terbaik," terang Ust. Muzakkir.
Sementara Koordinator musyrif/mentor Ust. Saiifullah Syihab, Lc. MA mengatakan penampilan para peserta amaliyah tadris di luar prediksi. "Secara umum penampilan mereka menarik dan meyakinkan, apalagi mampu mengajar dengan menggunakan bahasa asing," ujar Saifullah.
"Bagi santri yang belum lulus akan mengikuti remedial," lanjut alumni Al Azhar ini.
Salah seorang santri mengaku senang dengan adanya praktik mengajar tersebut.
"Awalnya kami merasa grogi juga tapi kami sangat senang dan merasa seperti seorang guru, terimakasih kami untuk guru kami ustaz dan ustazah yang telah membimbing kami, dan ini sangat bermanfaat bagi kami," ungkap Rafiqatul 'Ulya, Santriwati kelas 3 Aliyah yang memilih mengajar dengan Bahasa Inggris.
Hadir pada penutupan kegiatan tersebut, Wakil ketua Yayasan IQ Ust. M. Raihan. S. Ag. MH, Dewan Guru beserta seluruh santri Dayah Insan Qur ani. []