Ketua Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Embarkasi dan Debarkasi Haji Aceh (BTJ) 1446H/2025M, yang juga Kakanwil Kemenag Aceh Drs H Azhari MSi mengajak rekan media masaa bisa menyajikan berita yang sejuk terkait haji.
"Kita bawakan informasi perhajian yang tidak mengejutkan keluarga jemaah. Ini tergantung cara rekan media mengemasnya agar lebih lembut," ajak Azhari saat Konferensi Pers PPIH di ruang Media Center Haji (MCH), Embarkasi Haji Aceh (BTJ), Jumat sore, 16 Mei 2025.
Menurut Kakanwil, berita sakit atau jemaah meninggal dunia pun, jika disajikan dengan santun, akan mudah diterima keluarga atau masyarakat di Aceh.
"Informasi pun dapat diperoleh dari satu pintu, yaitu melalui Ketua PPIH Embarkasi Haji Aceh 1446H/2025M," katanya.
Ketua PPIH juga sampaikan data jemaah dalam konferensi sekitar 15 jam jelang masuk jemaah.
Bahwa Kuota Haji Reguler Aceh Tahun 2025 terdiri dari: Jemaah Urut Porsi 4.110 jemaah; Prioritas Lanjut Usia 219 jemaah, Petugas PHD 36 jemaah; dan Kelompok Bimbingan Ibadah Haji dan Umra (KBIHU) 13 jemaah. Sehingga totalnya 4.378 jemaah.
Sedangkan mutasi dari provinsi lain ada 24 jemaah.
"Jamaah yang berangkat dari Embakasi Haji Aceh, jemaah (4.402), petugas (45), sehingga jumlahnya 4.447.Visa yang sudah keluar 4.439. Visa yang belum keluar 8 (proses batal ganti)," terangnya.
"Jemaah tertua 100 tahun atas nama Muhammad Dahlan asal Aceh Tengah (lahir 1925). Jemaah termuda 18 tahun atas nama Muhammad Walis Salikin asal Nagan Raya (lahir 2007).
Kakanwil jelaskan, kloter 1 yang masuk asrama pukul 08.00 WIB Sabtu (17/5), diisi jemaah Banda Aceh 393 orang. Termasuk PPIH Kloter (3 petugas), dan PHD (3 petugas).
Kakanwil juga sampaikan, alur dan area kesehatan di tempat biasa. Ruang makan dipakai di ruang penginapan asrama karena ruang/gedung Misfalah sedang dibangun yang baru.
Sementara jelas Kabid Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Drs H Arijal MSi tambahkan, jemaah akan ikuti kegiatan dan istirahat di Muzdalifah/Madinatul Hujjaj, dalam asrama.
"Kloter 12 dari Aceh, sebanyak 124 bergabung dengan Embarkasi Medan (KNO), masuk asrama Sabtu pagi (29/5)," kata Arijal, yang juga Sekretaris PPIH BTJ.
"Begitu jemaah tiba dalam komplek asrama, jemaah langsung mendapat one top service. Misalnya untuk kloter 1 berupa makan pagi, dokumen, dan pelepasan, hingga kamar," jelas Kabid PHU.
Untuk kloter 1, jemaah diberikan makan pagi. Lanjut penyerahkan koper bawaan (koper bagasi dan koper kabin) serta pemberian label pada koper kabin di aula Arafah, sejak turun dari bus.
Jemaah dipersilahkan duduk sesuai nomor Aula Jeddah, dan di sini jemaah diberikan arahan dan informasi Aula Jeddah.
Di sini ada poses pemeriksaan kesehatan oleh petugas kesehatan dengan mengutamakan lansia/risti.
Lanjut masih di Aula Jeddah, penyerahan dokumen berupa SPMA, akomodasi, gelang, boarding pass, living cost (riyal), pasport, Kartu Baitul Asyi.
Usai shalat dan makan siang, ada seremoni pelepasan singkat.
"InsyaaAllah pelepasan dilakukan oleh Gubernur atau Wagub Aceh," jelasnya.
Lanjut sorenya, pemantapan manasik, bimbingan kesehatan, bimbingan keselamatan, penerbangan dan dokumen, serta pembinaan ketua regu/karu dan ketua rombongan/karom.
Usai shalat dan makan malam, jemaah istirahat hingga mulai naiki bus, dan di-x ray dari Aula Jeddah, mulai pukul 02.00 WIB, Ahad (18/5).
Jemaah shalat shubuh dalam bus, dan take off pesawat pada pukul 07.25 WIB dari Bandara SIM.
"Seluruh bus yang antar jemaah ke bandara disediakan toilet," tambahnya.
"Karena area dalam asrama ada keterbatasan, maka mobil dibatasi. Setiap panitia (PPIH dan PPPIH) dibekali rompi, bagi panitia yang tidak ada rompi, dibekali dengan badge," ingatnya.
Konferensi pers yang diikuti rekan media cetak dan elektronik, bersama Ketua PPIH Azhari didampingi GM Garuda Indonesia Nano Setiawan, Kepala Balai Kekarantinaan Kesehatan (BKK)/KKP dr Ziad Batubara MPH, Kepala UPT Asrama Haji Banda Aceh Irsyadi SEAk MSi, dan pihak Imigrasi.
Konferensi pers diakhiri wawancara khusus dan wawancara teknis untuk jemaah. Termasuk pertanyaan terkait penerbangan dan dokumen dengan imigrasi, dan isi koper yang dilarang bawa oleh jemaah. Juga soal jemaah tunda karena alasan tertentu yang diganti jemaah cadangan yang telah lunasi.
Termasuk jawaban atas pertanyaan awak media soal living cost. "Living cost yang SAR 750 yang dikembalikan pada jemaah ialah biaya hidup jemaah selama di Tanah Suci," jawab Azhari.[]