Aceh Besar (Humas)---Kepala Kantor Wilayah Kemenag Aceh, Dr H Iqbal SAg MAg menghadiri upacara peringatan Hari Santri Nasional (HSN) ke-8 di Aceh yang diselenggarakan Pemerintah Aceh melalui Dinas Pendidikan Dayah Aceh kerjasama dengan Kanwil Kemenag Aceh di lapangan komplek Pesantren Modern Al-Manar, Lampermai, Kecamatan Krueng Barona Jaya, Kabupaten Aceh Besar, Rabu 26 Oktober 2022.
PJ Gubernur Aceh, Achmad Marzuki bertindak sebagai Inspektur Upacara pada kegiatan bertema "Berdaya Menjaga Martabat Kemanusiaan".
Sebelumnya, bertepatan tanggal 22 Oktober 2022, Kanwil Kemenag Aceh dan Kemenag Kabupaten/Kota juga telah melaksanakan upacara peringatan Hari Santri Nasional di lokasi masing-masing se-Aceh, dan serentak secara nasional.
Hadir juga Forkopimda Aceh, Forkopimda Aceh Besar, Kabid PD Pontren, Kakankemenag Banda Aceh, Kakankemenag Aceh Besar, para Kepala OPD, Pimpinan Pesantren Modern Al-Manar, para pimpinan dayah, santri, tokoh ulama dan tokoh masyarakat, seluruh peserta upacara dan para santri mengenakan baju atasan berwarna putih dan berkain sarung.
PJ Gubernur mengatakan, melalui peringatan Hari Santri Nasional, diharapkan peran santri akan terus ditingkatkan terutama untuk kemajuan agama dan bangsa. Apalagi, sejak dulu, kontribusi santri di seluruh Indonesia sudah terbukti.
"Oleh karena itulah, melalui peringatan Hari Santri Nasional tahun 2022 ini diharapkan santri semakin berkiprah dan terus meningkatkan kualitas dan pengabdian terbaik untuk agama dan bangsa," kata Achmad Marzuki.
Kakanwil Kemenag Aceh Dr Iqbal berharap melalui momen hari santri, memberikan motivasi dan semangat bagi para santri khususnya di Aceh untuk memiliki SDM unggul, hebat, kompetitif dan inovatif, serta jadi alumni yang mampu bersaing secara global.
Karenanya, kata Iqbal, dengan itu akan mewujudkan kemandirian dan prestasi santri yang lebih baik.
Ia juga berharap santri yang belajar di pesantren untuk tidak menyia-nyiakan kesempatan. Di luar sana sangat banyak orangtua dan teman sekerabat yang menginginkan anaknya memiliki kesempatan yang sama menuntut ilmu di berbagai pondok pesantren atau di dayah.
Ia juga mengajak santri menjadikan pesantren sebagai rumah prestasi, tempat mengasah kemampuan, mengumpulkan banyak prestasi, menyempurnakan skil yang sudah dimiliki.
Pesantren dan madrasah di Aceh menjadi prioritas dan pilihan utama bagi semua kalangan sebagai tempat menuntut ilmu agama. Bahkan banyak madrasah dan pondok pesantren tidak sanggup menampung keinginan dari wali santri.
“Demi terwujudnya kaderisasi hebat. Santri nantinya yg akan menjadi estafet bangsa. Aceh dan Indonesia di masa yang akan datang sangat ditentukan oleh generasi kita saat ini,” kata Iqbal.
Dulunya, santri dan para ulama sebelum kemerdekaan, punyai peran penting dalam memperjuangkan bangsa ini, sebab itu, peran dan kontribusi secara berkelanjutan untuk nusa dan bangsa dari santri sangat dibutuhkan, jelas Iqbal.[]