Inspektur Jenderal (Irjen) Kementerian Agama RI, Dr H Faisal Ali Hasyim SE MSi CA CSEP harapkan Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) musim haji ini bisa tunaikan tugas mulianya dengan tulus, di samping berkomitmen, penuh integritas, loyalitas, respek, berempati, dan bekerja sesuai tugas dan fungsi (tusi) sebagai tanggung jawabnya.
Harapan ini disampaikan kembali oleh Itjen, putra asal Aceh ini, saat bahani hampir 100 PPIH Kloter dan Petugas Haji Daerah (PHD) Embarkasi Haji Aceh (BTJ), di UPT Asrama Haji Aceh, Ahad, 25 Februari 2024.
Didampingi Kakanwil Kemenag Aceh Drs H Azhari, Kabid Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Drs H Arijal MSi, dan para panitia, Irjen Faisal Ali yang ikut menyampaikan hasil evaluasi layanan haji 2023, harapkan bagi PPIH bisa selalu bekerja sejak di embarkasi hingga debarkasi dengan standar Standar Operasional Prosedur (SOP).
"Petugas Haji baik PPIH Arab Saudi atau Nonkloter maupun PPIH Kloter yang menyertai jamaah, yang didambakan jamaah ialah, yang berkomitmen memberikan pelayanan prima, berintegritas dan memiliki kredibilitas, dan loyalitas dalam satu komando dan barisan," imbuh Irjen dalam materi sesi hari keempat, berjudul "Menjadi Petugas Haji yang Didambakan".
Lanjut Faisal yang musim haji lalu ikut memantau hotel-hotel akomadasi di Madinah, "Petugas Haji juga diharapkan bisa bekerja dengan penuh rasa tanggung jawab sesuai SOP, memahami mekanisme kerja dengan baik, dan memiliki leadership yang kuat. Di samping itu juga PPIH mesti respek dan empati terhadap kepentinga jamaah. Serta fokus pada tugas dan tidak mengutamakan ibadahnya."
Setelah dibuka Kakanwil, Kamis malam (22 Februari 2024), pada peserta Bimbingan Teknis Terintegrasi Petugas yang Menyertai Jemaah Haji Embarkasi Aceh Tahun 1445 H/2024 M, PHD Kloter Embarkasi terus ikuti materi, simulasi, dan praktik.
Dalam materi bagi peserta yang ikut bimtek hingga Sabtu, 2 Maret 2024 ini, Irjen sampaikan pesan-pesan Presiden dan Menag H Yaqut Cholil Qoumas.
"Presiden sangat mengapresiasi konsep layanan jamaah lansia ini dan menjadi salah satu legacy terbaiknya yang telah dilakukan oleh Pemerintah RI melalui Kementerian Agama. Saya minta konsep haji ramah lansia dikembangkan agar lebih optimal lagi pada penyelenggaraan haji mendatang," kutipnya dalam evaluasi haji beberapa bulan lalu.
Lanjutnya, mengutip Gus Men saat rakor haji sebelumya, "Mereka yang bisa menjadi petugas adalah yang kompeten, pantas, dan memenuhi syarat. Saya minta, dalam menyiapkan layanan haji ini harus detail. Perhatikan semua hal, jangan sampai ada yang terlewat. Setiap layanan yang diberikan, harus dapat memberikan kemudahan dan kenyamanan bagi jamaah dalam melaksanakan ibadah haji.”
Irjen juga sampaikan enam tujuan pengawasan haji ialah:
1. Memastikan transparansi dan fairness dalam rekrutmen Petugas Penyelenggara Ibadah Haji
(PPIH)
2. Memastikan Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) Efisien
3. Memastikan Penyelenggaraan Ibadah Hajie brjalan Efektif dengan ditandai Indeks Kepuasan Jemaah Haji Indonesia (IKJHI) yang meningkat
4. Memastikan layanan jemaah haji ramah lansia dan disabilitas berjalan optimal
5. Memastikan tata kelola Penyelenggaraan Ibadah Haji berjalan baik
6. Memastikan akuntabilitas pengelolaan keuangan Penyelenggaraan Ibadah Haji.
Sementara saat pembukaan, Kakanwil sampaikan, tujuan berikutnya yakni mewujudkan Kemandirian dan Ketahanan dalam Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah.
"Usaha untuk mencapai hal tersebut, maka dengan memberikan bimbingan teknis agar penyelenggara memahami tugas dan tanggungjawabnya," ujarnya.
"Karena itu, seluruh peserta untuk serius mengikuti semua materi yang disampaikan," pesannya.
Menurut Azhari ada lima sikap kunci sukses menjadi petugas haji. "Hadapi setiap masalah. Dengarkan keluhan jemaah. Koordinasi dengan pihak terkait. Cepat, tepat dalam bertindak. Evaluasi setiap saat," sebutnya
“Jadilah petugas yang terbaik. Utamakan layanan, jangan malah menambah persoalan dan menyelesaikan persoalan yang ada." katanya.
Kegiatan jelang Ramadhan ini diikuti 96 peserta itu terdiri dari Ketua Kloter 12, Pembimbing Ibadah 12, Dokter 12, Perawat 24 peserta.
Sementara untuk PHD berjumlah 36 peserta terdiri, Layanan Umum 17, Layanan Ibadah 10, dan Layanan Kesehatan 9 petugas.[]